Chapter 3

332 37 1
                                    

    Jam menunjukkan pukul 11, jeongyeon terpaksa harus melanjutkan tugasnya di perpustakaan kampusnya walaupun rasa sakit terkadang muncul di dahinya. Dia tak sendiri, dihadapannya ada taehyung yang setia menemaninya. Ah, ralat tapi mengganggunya. Lelaki itu terus memohon-mohon agar selalu berada di sampingnya mungkin karena merasa bersalah.

   Tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugasnya, ia langsung pergi dari perpustakaan menuju ruangan yang akan digunakan untuk proses belajarnya nanti dan tak lupa di belakangnya ada taehyung yang selalu mengekorinya. Tapi, disaat jeongyeon memasuki kelasnya, lelaki itu tahu diri maka dari itu ia berdiam diri di luar menunggu wanita itu keluar.

*skipp
   Selama pelajaran berlangsung, jeongyeon tak bisa mencerna apa yang dikatakan dosennya. Bukan karena ia mendadak tuli, tapi ia merasakan ngilu di  kepalanya dan ia bisa merasakan keringat dingin muncul padahal cuaca saat ini panas. Itu dikarenakan ia belum memakan apa-apa dari pagi tadi. Mengingat ia tadi membeli roti tapi naasnya roti dan susu sapinya terlindas waktu ia menolong taehyung.

  Rasa sakit yang ditimbulkan karena ia belum makan itu semakin menjadi-jadi. Ia lalu teringat sesuatu. Lalu ia mengirimkan sebuah pesan kepada seseorang. "Bisakau datang ke kampus? Lalu membelikanku makanan? Aku sangat lapar."

*skipp
   Seorang lelaki terbangun dari tidurnya. Lalu ia melihat ke sekeliling ruangan itu, Terdapat beberapa orang di sekitarnya yang tergeletak dengan beberapa tembakan di kepala dan tusukan di perut bahkan ada yang perutnya mengeluarkan sesuatu yang panjang yaitu usus halus dengan darah yang telah mengering.

"Ah, aku masih di sini? Tadi pagi sungguh keren. Mereka banyak tapi tak bisa membuatku tumbang. Lihatlah mereka tertidur tak berdaya."ucap lelaki itu sambil tersenyum membanggakan diri.

   Lelaki itu lalu pergi meninggalkan ruangan itu tak lupa membawa koper yang berisikan uang. Memasuki mobilnya dan melaju dengan cepat membelah jalanan sepi itu.

Ting...

Cool Girl
Bisakau datang ke kampus? Lalu membelikanku makanan? Aku sangat lapar.

   Lelaki itu adalah jimin dan ia hampir saja melemparkan handphonenya setelah membaca pesan itu. Ini adalah pertama kalinya wanita itu mengirimnya pesan kepadanya. Lalu dengan cepat ia membalas "baik. Aku sedang menuju kampus"

   Lalu ia menyimpan kembali handphonenya. Saat ia melihat kearah tangannya, ia terkejut? Ada banyak noda darah di tangannya lalu ia memberhentikan mobilnya di bahu jalan, mengeluarkan beberapa botol air mineral di dalam mobilnya dan ia membasuh segala noda darah yang ada di wajah, lengan maupun kakinya.

   Setelah selesai, ia memasuki mobilnya dan menjalankannya kembali bergabung dengan beberapa pengendara lainnya. Tak lupa ia mampir ke sebuah tenda yang menjual siomay dan ia membelinya 2 bungkus. Bukan apa-apa, walaupun jeongyeon adalah anak orang kaya, tapi ia sangat menyukai salah satu jajanan yang sering ada di pinggir jalan. Ah, mengingat jeongyeon membuat ia ingin cepat-cepat bertemu dengannya.

*skipp
   Akhirnya, pembelajaran yang panjang ini selesai juga. Padahal hanya satu setengah jam jeongyeon ada di kelasnya tapi ia merasa sudah satu hari disana. Sambil menunggu dosen dan muridnya keluar dari ruangan ini, jeongyeon menyimpan kepalanya di atas meja dengan salah satu tangan yang ia jadikan bantalan dan tangan satu lagi digunakan untuk menekan perutnya berharap rasa sakitnya hilang.

"Apa kau menunggu sangat lama?"ucap seseorang

*skipp
   Jimin lalu memarkirkan mobilnya dan mengganti bajunya terlebih dahulu di dalam mobil. Tenang, suasana di parkiran saat ini sedang sepi jadi tak ada yang melihat jimin mengganti bajunya.

betrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang