text 4

472 75 19
                                    

waktunya narasiiii wkwk

-

Dengan pout di bibir laki-laki usia tujuh belas tahun dengan ciri-ciri rambut mint-nya yang hampir menyentuh pangkal leher dan pakaian rumahan yang biasa dia kenakan meghentakkan kakinya, mengundang beberapa orang yang dibawah tangga menoleh ke laki-laki itu.

"Kenapa sayang?" sang ibu bertanya, laki-laki rambut mint itu menggeleng kemudian menuju kearah pintu, "Aku mau keluar sebentar." katanya kemudian membuka pintu dan menutup pintu dibelakangnya.

Laki-laki itu merogoh sakunya, dilihatnya uang yang dibawanya tadi, tidak banyak, tapi mungkin ia bisa membeli satu atau dua makanan ringan.

Pikirannya berkecamuk kesal lantaran tombol kecerahan dan tombol reload berdekatan, niat awal ingin meningkatkan kecerahan tapi mendadak jarinya kesleo malah kepencet reload.

Padahal dikit lagi udah mau ketemu, pikirnya menggerutu.

Kaki jenjangnya berjalan melewati rumah-rumah dan pertokoan kecil di perumahan, tujuannya sih ke taman.

Tapi kakinya mendadak belok pas liat cewe cantik di depannya. Diem-diem dia jalan cepat biar bisa nyampe disamping si cewe.

"Yoonji~" panggil laki-laki itu dengan senyuman diwajahnya.

"Eh? Taehyung apa kabar? Udah lama nggak ketemu." Yoonji nyapa balik dong, sambil senyum lagi, Ya Tuhan, nikmatmu berlimpah. Kekesalan Taehyung menguap begitu saja.

"Baik kok, hehe, kamu sendiri gimana kabarnya? Kakak masi idup kan?"

Yoonji mengerucutkan bibirnya kesal, "Ih, kok nanyanya gitu, ya jelas kakak masi idup, tau ya aku kesel sama kamu." Yoonji bersendekap kemudian mempercepat jalannya.

"Eh-eh, jangan pergi dulu, maaf deh ehe,"

Yoonji mengangkat kedua bahunya, "Kamu tadi mau kemana sih?" pertanyaan Taehyung membuat Yoonji menghela nafas kemudian mengangkat bawaannya.

"Beli ini nih, kakak lagi pengen, ngebet banget lagi."

"Ngidam?" Yoonji sontak memukul Taehyung tiga kali di pundak, laki-laki itu tidak kesakitan melainkan tertawa kencang.

"Taehyung receh ah, ya kali kakak ngidam, kak Yoongi kan laki." Yoonji melanjutkan jalannya, Taehyung otomatis mengikuti.

Gak lama mereka jalan ke rumah Yoonji, dari jauh nampak laki-laki setinggi Yoonji yang berarti lebih pendek dari Taehyung berlari menuju ke arah mereka.

"Ji-ah, balik, beliin kakak coklat sekalian!"

Yoonji yang mendengar itu merengut kesal membuat Taehyung gemas ingin mencubit kedua pipi Yoonji.

Ketika laki-laki itu sampai didepan Yoonji, langsung saja perempuan berpotongan sebahu memberikan apa yang diminta kakaknya, "Nih, udah ya, aku capek, kakak pergi aja sendiri, nanggung banget masa udah nyampe rumah disuruh balik." gerutu perempuan itu berjalan lurus meninggalkan Taehyung dan Yoongi yang masih menatap kepergian Yoonji.

"Kenapa kamu sampe disini?" tanya Yoongi setelah melirik Taehyung kemudian tatapannya jatuh pada bungkusan yang diberikan oleh adiknya.

"Gak sengaja ketemu Yoonji, yaudah aku anter pulang."

Yoongi berdecih, "Alasan."

Taehyung hanya menjulurkan lidahnya kemudian berbalik, kembali ke tujuan awalnya, yakni taman.

Yoongi berjalan setelahnya, ia pikir Taehyung bisa jadi tameng agar matahari sore tidak menyengat kulitnya.

Tapi tiba-tiba Taehyung berhenti membuat Yoongi dibelakangnya menabrak punggung menjulang itu, Yoongi terlihat mungil, dia tidak suka itu.

"Jangan ngikutin aku."

"Aku nggak ngikutin kamu, jangan geer. Kebetulan searah aja." kata Yoongi.

Taehyung kembali berjalan lurus, diliriknya Yoongi yang masih mengikutinya dibelakang, "Itu namanya ngikuti." katanya sambil berhenti, membuat Yoongi yang awas mendecak kesal.

"Enggak ish." kesal Yoongi.

"Yaudah jalan disampingku."


aku-kamu hmm?

Reload [Taegi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang