Arisan ibu-ibu sudah mulai dari tadi dan dari tadi Yoongi cuman senyum sambip ngangguk-ngangguk waktu dikenalin ke anak temen mamanya.
Sampe senyumnya berubah menjadi senyuman yang mengekspresikan bahwa dia lega, karena ada anak laki-laki lain yang ikut ke arisan ibu-ibu ini.
Tapi entah kenapa perasaan lega Yoongi berubah jadi ilfeel gara-gara liat siapa yang dateng.
"Eh, Yoora, ini anaknya? Makin ganteng ya."
"Tumben mau ikut arisan."
"Anaknya Chaerin juga ada disini, mau main bareng kali."
"Eh iya ya, Yoongi kan seumuran sama Taehyung." yang disebutkan namanya menatap sekeliling dan tersenyum hingga kedua netranya bersirobok dengan seorang laki-laki jangkung dengan rambut mint.
"Warna rambutnya sama lagi, janjian ya kalian?" tangan Yoongi udah mengisyaratkan 'tidak' juga gelengan dikepalanya tapi laki-laki jangkung itu tiba-tiba menghampirinya.
"Tante bisa pinjem Yoongi sebentar?"
Yang dimintai ijin tersenyum penuh arti sembari mengangguk, mempersilahkan keduanya pergi, meskipun tatapan enggan dan ngambek tergambar jelas diwajah Yoongi.
"Ish, ndak usah pegang-pegang."
Taehyung berbalik menghadap Yoongi, terkekeh kemudian menatap yang lebih pendek, "Harusnya kamu berterimakasih, seenggaknya ada aku yang nyelametin kamu dari arisan ini."
Yoongi tercenung sebentar setelah bertatapan dengan Taehyung, "Yaudah makasih. Tumben kamu mau ikut ke arisan."
"Lho ini kan rumahku." Yoongi menatap sekeliling, dalam hati dia merutuki kebodohannya, temen mama yang marganya Kim cuman tante Yoora, kenapa aku ndak inget kalo anaknya tante Yoora itu Taehyung, aish, rutuknya.
Taehyung yang melihat Yoongi terdiam cukup lama itu segera merangkulnya dan menggiring Yoongi berjalan-jalan disekitar rumah.
"Jadi, apa kamu sudah pake web itu?" tanya Taehyung.
"K.talk maksudmu? Sudah, dua sampai tiga hari belakangan aku tidur terlalu larut gara-gara main itu." jelas Yoongi sambil mencoba mengenyahkan lengan besar Taehyung yang merangkul pundaknya tanpa diketahui pemiliknya.
"Sudah menemukan kenalan? Bagaimana orangnya?"
"Yea . . . kurang lebih begitu, kenapa kau ingin tahu sekali huh?"
Yang ditanya mengangkat kedua bahunya, "Kamu mungkin bisa mengenalkannya padaku, mengingat kita dulu teman sedari kecil."
Yoongi menghentikan langkahnya, Taehyung yang disampingnya merunduk sedikit agar bisa melihat ada apa yang salah dengan Yoongi.
"A-ah i-ya . . . sudah berapa lama kita tidak seperti dulu."
Taehyung tersenyum sedih, "Mungkin semenjak kamu menghindariku setelah itu ?" Yoongi seketika mendongak, menatap Taehyung yang secara bersamaan membuang pandangan.
"Tae . . ."
"Aku mengerti Yoon, kamu bakal mengulangi sekali lagi apa yang pernah dulu kamu bilang ke aku,"
"Kamu tau kalo dulu aku masih bocah kan? Keinginan untuk memiliki begitu besar sampe aku musuhin Yoonji gara-gara kupikir kalian jodoh karena wajah kalian sama."
Yoongi terkekeh, "Kamu konyol banget bisa mikir kayak gitu." Taehyung yang mendengar kekehan halus itu ikutan tersenyum tulus.
"Ya namanya masih bocah, tapi aku serius Yoon."
Wajah Taehyung berubah menyeramkan kalau sudah masuk topik sensitif yang keduanya hindari bertahun-tahun yang lalu.
"Uh- kamu tau kan kalo-"
"Manusia ditakdirkan berpasangan dan saling melengkapi, laki-laki sama perempuan, nggak ada laki-laki yang suka sama sejenisnya. Aku paham, Yoon, apa aku salah kalo aku udah kayak gini?"
Yoongi menelan ludahnya gugup ketika wajah Taehyung berulangkali mendekat, menatap intens kedua mata kucing Yoongi yang nampak ketakutan.
Rasanya Yoongi mau menangis saja.