text 10

305 54 6
                                    

"Oke maaf, aku terlalu kasar." Setelah tadi berdebat panjang dan saling menatap, Yoongi memutuskan untuk lari dan ngumpet karena tangisannya gak bisa dibendung lagi, tapi Taehyung datang lagi dengan pembawaan lembut, berjongkok didepan Yoongi sambil mengusap rambut Yoongi dan kedua pipi Yoongi yang masih dialiri sungai kecil.

"Kamu boleh mengabaikan perasaanku, terserah deh mau apa, tapi jangan sampe kamu terbebani sama aku yang udah kayak gini, oke?"

"Aku cuman butuh temen Yoon." Yoongi mendongak dari tundukan kepalanya sejak tadi kemudian menatap Taehyung, "Kamu kan punya banyak."

"Ya tapi kan aku nggak bisa meraih mereka, mereka kan cuman sekedar temen sosmed, aku nggak bisa secara langsung liat wajah mereka kayak aku liat kamu." Yoongi kembali menunduk karena wajahnya tiba-tiba panas, Taehyung yang melihat itu terkekeh dengan suara beratnya, Yoongi mendorong dada Taehyung hingga laki-laki itu terduduk.

"Kenapa kamu bisa mikir kalo Yoonji itu jodohku berdasarkan wajah?" tanya Yoongi penasaran.

"Aku nanya ke mama, waktu kalian berdua mainan sama anjingku aku baru sadar kalo wajah kalian sama, terus aku nanya ke mama apa artinya kalo cowo sama cewe wajahnya mirip, mama jawabnya mereka udah jodoh, gitu." jelas Taehyung dengan nada berceritanya yang mirip anak kecil.

"Terus kenapa kamu malah deketin Yoonji sekarang?" tanya Yoongi yang mengundang tatapan 🌝 dari Taehyung.

"Eiy, Yugi cemburu ceritanya?" Yoongi memberikan tatapan datarnya, tapi tidak bisa disembunyikan kalau wajahnya perlahan berubah jadi pink.

"Ya . . enggak, aku penasaran tau."

Taehyung mengangkat bahunya, "Aku nggak merasa deketin Yoonji."

"Lha yang kemarin itu apa?"

"Aku kebetulan ketemu dia di persimpangan jalan, dia mau pulang setelah beliin kamu apa itu kemarin, yaudah aku ikut sekalian, aku kangen kamu soalnya." Yoongi menunduk dalam sekali lagi, wajahnya benar-benar panas terasa seperti terbakar.

"Ekhem!" Keduanya menoleh ke sumber suara, anak-anak gadis seumuran Yoonji mengelilingi mereka dengan kedua tangan berada dipinggang.

"Hm? Kenapa kalian disini?" tanya Taehyung.

"Kalian nggak perlu tahu, Yoon, kamu kenapa sih masih malu-malu sama Taehyung? Toh kalian katanya juga temen sejak kecil, masa gara-gara masalah perasaan gitu doang saling menghindar?"

Taehyung dan Yoongi merasa seperti di interogasi, terlebih Yoongi yang harus angkat suara gara-gara namanya tadi disebut.

"Y-ya . . uh, a-ku kaget aja." jawab Yoongi sebisanya.

"Kaget kalo Taehyung ternyata gay dan suka sama temen kecilnya?" Taehyung menundukkan kepalanya merasa bersalah, suasana seperti ini membauatnya tertekan, dia kasihan sama Yoongi yang harus jawabin pertanyaan yang tidak pernah Taehyung ingin tanyakan karena ia masih ingin keduanya berteman baik.

"Udah, kalian." Taehyung angkat bicara sebelum Yoongi membuka mulut untuk menjawab.

"Jangan kayak gini." Taehyung mendongak menatap mereka, "Aku gak masalah kalo memang Yoongi nggak mau atau nggak siap buat ngungkapin perasaanya, tapi jangan tekan dia kayak gini, kalian mau ngelabrak atau gimana sih rame bener."

Para gadis tadi melirik Yoongi yang kembali menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya di tekukan lututnya, "Hmph, yaudah deh terserah, ayo ke mall."

Setelah rombongan gadis tadi pergi, Taehyung berdiri, "Maaf ya," katanya kemudian meninggalkan Yoongi sendirian di taman belakang, dibawah pohon besar tempat favorit keduanya waktu kecil kalo ada masalah.






















-
end

Reload [Taegi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang