06

15 7 0
                                    

Kejujuran, kepercayaan, dan kesetiaan. Tiga hal kecil yang sulit dijaga di dunia ini.

----

Dengan langkah malas serta tangan yang tak lepas dari handphone. Fany membuka pintu kamar kembaran nya. Saat memasuki kamar yang didominasi aroma strawberry itu, Fany melirik kearah kembarannya yang tengah melakukan gerakan dance. Suara lagu kpop kesukaan Fina yang diputar melalui speaker memenuhi kamar kembaran nya, Fany sedikit pusing karna kerasnya musik dan lirik lagu yang tak di mengerti nya.

Tangannya bergerak menurunkan volume speaker itu. "Berisik bat sumpah!"

"Ihhh biarin lahhh... Minggir lo sana!! Ngapain sih ke kamar gue! Hush! Hush!"

Bukannya pergi, Fany malah menidurkan tubuhnya di kasur Fina, sembari mengacak-acak kasur kembarannya yang memang selalu tertata rapi. Mata Fany tak lepas dari Fina yang terus saja menggerakkan tubuhnya, kepala Fany geleng-geleng melihat tingkah kembarannya itu yang semakin tidak jelas.

"Lo kok ngangkang-ngangkang sih?!" ucap Fany seraya melemparkan bantal.

"Emang gerakannya gini bego!! Its love shot! Na na na na na na..."

"Gerakannya ada yang nungging juga gak?"

Fina hanya melirik kemudian kembali melanjutkan gerakannya. Besok Fina sudah mulai olimpiade, jadi guru pembimbing memberikannya waktu untuk istirahat dan refreshing. Sedangkan kembarannya yang memang tidak punya kerjaan itu lebih memilih merecoki.

Pranggggg!!!

Suara piring jatuh mampu membuat Fany serta Fina menegakkan tubuhnya. Fina mematikan musiknya terlebih dahulu sebelum menyusul kembarannya ke bawah.

Saat di tangga, keduanya melihat papanya yang tengah marah. Dengan dada naik turun dan wajah yang memerah menahan emosi.

"Saya capek! Dan kamu malah seperti ini! Saya lembur juga karna cari uang untuk kalian!" amuk papanya.

Mamanya yang semula menundukkan kepalanya kini mulai mengangkat wajahnya, menatap suaminya yang tengah marah. Tak ada air mata yang mengalir di wajah mamanya hanya raut lelah dan kecewa yang tercetak jelas disana.

"Mas bilang sibuk kerja! Capek kerja! Tapi ini apa mas?! Saya kecewa sama mas!! Mas tega! Mas bohong! Saya tau mas!!" mata Fanti sudah memerah,

Plakkk!!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Fanti, air mata yang sejak tadi ia tahan meluncur begitu saja.

"Jaga mulutmu!! Saya beneran kerja! Kamu tidak usah dengarkan mereka!! Itu semua omong kosong!!"

"Ada buktinya mas!! Saya kecewa sama kamu!! Kenapa mas khianatin saya!!??"

"SAYA BILANG JANGAN DENGARKAN MEREKA!! SAYA KERJA!!"

Fany yang hendak turun tangannya ditahan oleh Fina. Fina menggelengkan kepalanya memberitahu kembarannya agar tidak turun.

"Gak, lo disini! Gue turun!"

"Jangan fan.. gue takut.."

"Ck!" Fany menghempaskan tangan Fina lalu turun dengan cepat. Kakinya melangkah menuju meja penyimpan alat tajam. Kedua orang tuanya terkejut melihat kedatangan salah satu anak kembarnya.

2 wonder womenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang