Lily tertidur sangat nyenyak. Namun terganggu karena sinar mentari menyilaukan matanya. Gadis itu membuka mata dan mengerjap pelan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
Ia berjalan gontai menuju kamar mandi sambil mengucek matanya yang memerah. Ia menghidupkan kran air hangat dalam bathup dan berendam di sana. 20 menit berlalu saat Lily telah selesai mandi dan berpakaian.
Lily mengenakan shirt dress berlengan seperempat dan panjang selutut berwarna putih dengan motif garis biru vertikal. Ia mengeringkan rambutnya yang basah dan memoles wajahnya agar terlihat fresh.
Saat akan keluar kamar Lily dikejutkan oleh Lisa yang sudah berada di depan pintu kamarnya.
"Putri sudah bangun?" Tanya Lisa yang lebih seperti pernyataan dibanding pertanyaan. "Sudah, tolong bersihkan kamar ku!" Ujar Lily. Lisa mengangguk.
Lily pergi ke ruang makan untuk sarapan. Seperti biasa, Lily makan bersama Alpha, Luna dan Betha.
**********
Sudah pukul 9 pagi sekarang, dan keluarga Lily beserta Joe kini sedang dalam perjalanan menuju Golden moon pack. Akhirnya setelah menempuh satu jam mereka sampai di pack.
Lily turun dari mobil di ikuti oleh orang tuanya dan Joe. Mereka berempat disambut hangat oleh penghuni Golden moon pack. Tak selang lama datanglah sepasang suami istri yang Lily kenal sebagai Alpha Arthur dan Luna Renata, pemimpin pack ini.
Lily membungkuk hormat pada mereka berdua dan berkata, "Salam Alpha, Luna." Dan dibalas senyum oleh dua orang itu. Sedangkan ibunya kini tengah memeluk Luna Renata menghapus rindu.
Alpha dan Luna mempersilahkan mereka berempat masuk mansion. Lily celingukan seperti mencari sesuatu sejak tadi dan Luna Renata yang melihat hal itu spontan bertanya pada Lily, "Apa yang sedang kau cari nak?" Lily melihat ke arah Renata dan menampilkan senyum tipisnya. Ia agak salah tingkah akibat perbuatannya sendiri. "Saya sedang mencari Jeje, Luna." Jeje adalah panggilan sayang Lily untuk Geffrey.
"Ah ternyata begitu, Geffrey sedang berada di tempat latihan. Kau ingin menemuinya?" Lily hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Pergilah, jika urusan sudah selesai Jonathan akan memanggilmu!" kini Emily yang membuka mulut. Lily mengangguk dan bergegas menuju tempat latihan setelah mengucap terimakasih.
'Akhirnya aku bisa bertemu Jeje lagi,' Batin Lily senang ketika ia telah sampai
LILY POV
Tidak banyak yang berubah setelah 5 tahun aku tak mengunjungi tempat ini. Aku berjalan sambil menengok kanan kiri berharap dapat menemukan Jeje dan akhirnya aku melihatnya sedang mempraktekan cara memanah yang benar pada seorang pria yang ku pikir adalah warrior muda baru.
Aku pun tersenyum jahil, ku lambaikan tangan ku pada seorang warrior pelatih lain agar ia mendekat. Aku meminta busur dan anak panah padanya dan warrior itu memberikannya pada ku tanpa banyak tanya.
Saat Jeje melesatkan anak panahnya pada sasaran akupun melakukan hal yang sama. Anak panah Jeje melesat tepat sasaran, namun anak panahku berhasil membelah anak panahnya yang tertancap. Pria itu memutar tubuhnya dan mendapati aku sedang tersenyum mengejek padanya. Raut wajahnya terlihat terkejut namun hanya sesaat, mungkin karena kedatanganku?
Spontan ia melemparkan busurnya sembarang dan berjalan menuju tempatku. "Sejak kapan kau disini?" Tanyanya. "Sejak tadi," Jawabku. Dia hanya ber oh ria. "Hey, kau tidak rindu padaku? 5 tahun kita tak bertemu Betha Jeje." Dia hanya tertawa, "Tak ada yang lucu disini," Sinisku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Blood Luna [TAMAT - Pindah ke Dreame/Innovel]
FantasyHidup Lily awalnya baik-baik saja. Masalah yang datang pada gadis wizard itu tergolong klasik dan klise. Hidup di dunia manusia dan menjadi gadis yang sempurna dan digandrungi oleh banyak lelaki. Namun semuanya berubah saat ia kembali ke rumah asaln...