.5

10 1 0
                                    

kedekatan vino dan jafi sudah diketahui banyak orang, bnyak tanggaan memuja ada juga yg memaki ah biarkan netizen berkata semaunya, hari ini hari ke lima jafi bersekolah disekolah ini sudh banyak perubahan kayaknya.

bel istrmirahat berbunyi, jafi ,bila, iqbal dan tito langsung saja pergi ke kantin,ah ini sudah jadi kebiasaan mereka berempat ke kantin untuk menemui teman temannya yg lain dan asal kalian tau bila sudah gabung dengan mereka melihat bila tidak terlalu suka berbaur dengan orang.

kedatangan keempatnya disambut dengan bisikan bisikan yg membuat jafi ingin segera pergi dan melewati koridor yg dipenuhi banyak siswa yg bergosip ria.

"eh fi gue ke kelas vino dulu, lo mau ikut? " tanya iqbal ditengah perjalanan.

"gak deh gue duluan aja sama bila" jawab jafi yg dingguki iqbal dan tito. keduanya langsung berbelok menuju kelas vino.

setelah jafi dan bila sampai dikantin keduanya dicegat oleh geng cabe sialan yg selalu membuat onar dan gak ada satu siswa yg berani berhadaan dengan geng itu. dan yg jafi kejutkan ketuanya adalah adik kembarannya sialan sekli bukan.

"apaan? " tanya jfi tanpa rasa takut sedikitpun sedngkan bila sudah berada dibelakang jafi, dan semua yg melihat itu hnya menyaksikannya.

"wih anak baru songong amat" kata jeni yg selalu disebut dila oleh teman temannya.

"maksud lo apa ngehalangin jalan gue" kata jafi dengan meletakan kedua tangannya didepan dada, sebenarnya didalam hari dia takut bukan takut karna aa apa tapi dia takut kembarannya mengenalinya dan yah jafi gk tau kedepannya bakal bagaimana.

"maksud lo apa deketin vino sama temen temennya hem? mau merasa paling populer? baru anak baru aja udh songong lo" kata jeni sambil menjambak rambut jafi, tak ada rintihan sedikitpun dari mulut jafi.

"kenapa? lo sirik? gue yg anak baru bisa deket sama vino sedangkan lo yg udah ngejar2 dia dari jauh jauh hari tapi gak kesampean? " jawab jafi yanpa beban. sudah jadi rahasia publik klo jeni suka dan selali caper sama vino.

plakk, satu tamparan mulus di pipi putih jafi, semua yg menyaksikan itu hanya menatap jafi kasian.

"wah dil nantangin dia" kata salah satu teman jeni.

"lo itu cuma anak baru yg beruntung bisa deket sama temen temen nya vino, dan asal lo tau gue bisa dapetin vino liat aja, dan awas klo lo deket deket sama vino gue akan lakuin lebih dari ini" kata jeni yg masih menjambak rambut jafi, jafi tidak berontak dia hanya diam membiarkan kembatannya melakukan apa saja.

"gue tunggu, bahkan gue lebih tau vino dari pada lo" kata jafi enteng membuat yg lain merasa heran. tau apa anak baru tentang vino ah menghayal kiranya.

"apa yg lo tau? murid baru so banget lo" kata via teman jeni.

"kalian gak perlu tau, dan buat lo silahkan bermimpi" kata jafi menghempaskan tangan jeni dari rambutnya, bukannya yerlepas malah makin mengerat dan..

"DILLA!!!!! " teriak bino dari belakang kerumuhan yg langsung menerobos kerumuhan, jeni yg ingin menampar jafi pun hnya menampar angin semata.

mampus,

"lepasin tangan lo" kata vino datar yg langsung diikuti jeni, vino langsung menafik jafi mendekat padanya.

"ih vino apa apaan sih" kata jeni kesal.

"jngan lo sakitin pa--" kata vino terpotong oleh injekan kaki jafi yg sengaja agar tidak ada yg mengetahui status mereka bis gawat jika ketauan.

semua orang merasa bingung dengan ucaan vino yg menggantung membuat semua penasaran dengan kelanjutannya, dan untung saja vino tidak meringis hanya saja dia menahannya dengan menahan napas jika dilihat dari mukannya membuat orang ingin menertawakannya termasuk jafi tapi ini bukan saat yg tepat,.

"jangan ada yg sakitin sahabat gue" ulmg vino membiat semua mengendus kesal, murid baru saja sudah jafu sahabat vino bagaimana bisa.

"tapi vin--"

"dan asal kalian tau dia ini shabat gue udh dari lama, ayo fi kita pergi" kata vino menarik tangan jafi yg diikuti kelima temannya yg lain.

semua yg mendengar itu dibut cengo ini jawaban dari pernyataan jafi tadi menurut mereka. jeni dan teman temnnya langsung pergi dengan wajah yg terlihat kesal, sialan.

--

"aduh kenapa adek lo sifatny gak nurun dari kakaknya sih" kata missya setelahs emuanya duduk dibanhku kantin paling pojok jauh dari jangkauan oranh banuak.

"iyah anjir gitu banget dah si dila" kata tito juga.

"kmu gak diapa apain kan yang? " tanya vino yg dibalas gelengan oleh jafi.

"gak diapa aain cuma dikasih cap tangan dipipi" kata bila santai, jafi yg mendengar itu langsung melotot ke arah bila, comel bnget punya temen dah.

"bener?dasar adik laknat " kata iqbal sewot.

vino yg mendengar itu langsung berdiri dari duduknya dan melangkah menjauh tapi lamgkahny terhenti oleh cekalan tangan jafi.

"diem disini" kata kafi ketus membuat vino mengurunhkan niatnya untuk menghampiri jeni.

ketujuh orang itu kini sibuk dengan makanan dan obrolan manisnya dengan canda tawa membuat siapa saja yg melihatnya sirik, iri, benci dan sebaginyalah.

sampai akhirnya mereka berhenti karna ucapan jafi yg membuat semunya kaget.

"ntar sore gue balik ke rumah" kata jagi yg fakus dengan makanan yg ada dihadapannya.

"gak!!lo jangan balik gue gak mau kejadian dimasa lalu terurang lagi dan berakhir lo tinghalin kita lagi" sergah missya yg diangguki kelima temannya yg lain.

"gue gak bisa sembunyi terus gak akan ada akhirnya, mereka akan terus benci gue dan gue gak mau mati dengan masih ada yg benci gue apalagi kelurga gue" kata jafu membuat yg lain bungkam.

"tapi--"

"pleas bin gue cuma mau dukungan dari kalian dan doa semoga gue kuat dan gak ada hal buruk yg menimpa gue" potong jafi membuat semunya mengangguk.

--

jafi terus saja meyakinkan dirinya apakah dirinya siao bertemu dengan keluarganya selin papahnya, dia hanya takut kejafian dulu terulamg kembali, ingin rasanya jafi mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan bersama keluarganya tapi itu mustahil mungkin bagi seorang jafi.

"jangan takut papah ada bersama mu" kata hendra meyakinkan anaknya yg diangguki kafi.

"kamu harus belajar agar tidak selalu dengan paoah kamu kuat disana, karna papah gak jamin akan terus sama kamu" kata hendra lahi, dia twringat akan sesuatu sehingga dirinya mengatakan itu meski berat

"papah janji kan gak akan tinggalin jafi? " tnya jafi, ah keadaan ini mebuat hendra bungkam dia tidak bisa janji karna suatu hal yg membuat dirinya sedih akan keadaan ini.

"papah gak bisa janji, suatu saat nanti ada masanya aah pergi juh dn gak akan kembalu" kata hendra membuat jafi menggelengkan kepalanya.

"enggak jafi akan ikut kemana pun poah pergi jangan tinggalin jafi" sergah jagi yg sudaj mengalir air mata dari mata indahnya membuat hendra ikut sedih dengan ketlnyataan pahit ini, sebenarnya dia juga tidak ingin meninggalkan putrinya, istrinya semuanya tapi kita tidak tau kedepannya.

"kamu bisa, nas sekarang turun kita udah sampai" kata hendra yg diangguki jafi dengan lemah.

"kenapa mas bawa dia"

JafierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang