!!EB!! Bab 1. Recognition

119 17 7
                                    

6 Juni 2019...

Harap Maklum, Typo Bertebaran...

Happy Reading...

"Aku akan membalas kejahatan mereka padaku lengkap dengan bunganya..."

___ Grace ___

Brakk...!!!

     Suara tabrakan mobil membuat Grace membalikkan tubuhnya. Tapi kemudian, Ia berdiri seperti patung menyaksikan tubuh pria yang sangat ia kenal, yang menjadi kakak sekaligus suaminya. Pria yang selama tiga tahun lebih ini memberikan cinta tulus sebagai seorang kakak dan menjadi satu-satunya keluarga yang menyayanginy, setelah kematian Neneknya.

         Grace begitu shock hingga ia tidak melakukan apa-apa dan hanya berdiri seperti patung menyaksikan tubuh pria itu terus berguling sebelum berakhir terbentur pada pembatas jalan. Dan saat itulah Grace seakan tersadar kemudian berlari menghampiri tubuh Phillip yang berdarah di pinggir jalan itu.

"Kakak...!!!" teriak Grace panik dan ketakutan. Air matanya sudah membasahi pipinya. Saat sampai di dekat tubuh Philip, ia langsung duduk di aspal jalan. Grace mengangkat kepala pria itu dan meletakkannya dengan lembut di atas pangkuannya. Ia bahkan tidak peduli dengan darah yang terus menetes di atas rok putih yang ia kenakan saat ini.

"Kakak...! Bertahanlah..! Aku akan memanggil ambulans," ucap Grace pada Philip.

"Tidak perlu Grace. Waktu kakak tidak banyak," balad Philip menghentikan Grace. Orang-orang yang ada di sekitar situ mulai mengelilingi dan Grace.

"Tidak kakak. Jangan mengatakan hal itu padaku. Kakak pasti selamat."

         Philips tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya. Melihat hal itu tangisan Grace semakin kencang dan ia dengan kuat menggelengkan kepalanya, membantah perkataan Philip. Ia memegang kepala Philip lalu, "Seseorang tolong hubungi ambulans," teriak keras sambil menitikkan air mata.

"Kami sudah memanggil ambulans," ucap seorang wanita paruh baya berusaha menenangkan Grace. Philip mengambil tangan Grace menggengamnya sedikit erat. Dengan suara serak ia berkata,

"Dengarkan baik-baik perkataan kakak Grace. Waktu kakak sudah tidak banyak lagi. Dan sebelum kakak pergi, kakak ingin membuat pengakuan padamu."

"Tidak Kakak... Aku tidak ingin mendengar. Kalau kakak mau, kakak harus mengatakannya padaku saat kakak sudah sembuh nanti," ujar Grace membantah kalimat Philip.

"Dasar gadis bodoh...! Kau harus mendengarkan perkataan kakakmu kali ini. Jangan membantah ya..." ucap Philip menepuk punggung tangan Grace.

"Malam itu, 2 tahun lalu, bukan kakak pria yang sudah tidur denganmu. Tapi orang lain. Kakak tidak tahu siapa orangnya, tapi sepertinya pria itu cukup berpengaruh. Karena paginya, saat kakak ingin mencari tahu siapa pria itu semua informasinya ditutup dan para petugas di hotel itu mengabaikan permintaan kakak."

Grace tidak terkejut lagi mendengar pengakuan Philip. Ia menatap pria itu dengan tatapan biasa saja dan hal itu membuat Philip bingung.

"Kenapa kamu tidak terkejut?" tanya Philip kemudian.

"Karena aku sudah mengetahuhi hal itu, sejak aku pertama kali mengendong si kembar setelah melahirkan mereka. Saat itu aku melihat dengan jelas, wajah si kembar tidak ada yang sama sepertimu. Mereka juga tidak sama sepertiku. Mereka hanya bisa terlihat sepertiku saat mereka tersenyum atau tertawa saja. Dari situlah aku mengambil kesimpulan, kalau pria malam itu bukan kakak tapi orang lain."

"Maafkan kakak Grace..." Philip terlihat bersalah.
 
"Kenapa Kakak melakukan ini. Kakak membuatku merasa bersalah karena sudah membenci kakak. Selama, dua tahun ini saya selalu menahan diri untuk menanyakan hal ini dan meminta penjelasan dari kakak. Dan sekarang, kakak malah mengungkapkannya padaku di saat seperti ini. Kakak membuatku merasa bersalah." ujar Grace menitihkan air mata.

Eternal BoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang