Chapter 03 : Festival Tanabata.

72 16 12
                                    

Bus mulai berjalan, keheningan terjadi pada Sakura dan sebangkunya yang tak bisa dilihat, Kitsune-yang mengaku sebagai youkai- mengikuti Sakura dalam perjalanan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bus mulai berjalan, keheningan terjadi pada Sakura dan sebangkunya yang tak bisa dilihat, Kitsune-yang mengaku sebagai youkai- mengikuti Sakura dalam perjalanan pulang.

---//---

"Tunggu aku ikut denganmu" ujarnya ikut memasuki bus yang akan kunaiki.

"He?!!!!!"

"Kau mau naik tidak ojou-chan?" Pak supir melihatku mengantungkan sebelah kaki-ku di dalam bis dan sebelahnya lagi tidak.

Aku memandang ke sampingku, Kitsune-kun sudah masuk saja tanpa membayar-dengan alasan ia tak bisa dilihat-aku cepat cepat mengangguk dan masuk ke dalam bis dan membayar dengan harga 2 orang.

Pak supir yang usianya sudah tak muda lagi itu jelas kebingungan, "uangmu lebih, nak."

Aku menggeleng singkat dan tersenyum, "Tidak aku yakin uang itu sudah pas." Dengan itu pun aku masuk ke dalam bis, tak lupa menatap kesal laki laki-atau youkai itu.

Ia malah menatapku datar sambil menyuruhku duduk disebelahnya. Sambil mentapnya kesal, aku pun duduk di sebelahnya.

---//---

"Jadi kenapa kau mengikutiku, Kitsune-san" bisik Sakura, jelas di nada bicaranya terdapat penekanan.

Kitsune mengendikkan bahunya, tak menjawab. Melihat itu, Sakura membuang muka dengan cepat.

Mereka saling diam-diaman di dalam bis.

---//---

Sendai (仙台市, Sendai-shi)

Ibu kota dari Prefektur Miyagi, yang terletak di bagian utara Jepang, merupakan kota terbesar yang berada didaerah Tohoku, serta kota terbesar ke dua di utara Tokyo. 

Pada musim panas, festival tanabata di Sendai merupakan festival terbesar di Jepang.

Tak lain adalah kota tempat tinggal Sakura, saat ini ia tinggal bersama kakek-neneknya. Karena ayah ibunya meninggal dalam sebuah kecelakaan.

Pada saat itu Sakura masih tak mengerti kenapa kedua orang tuanya bisa meninggal.
Polisi tak menyelidiki, dan langsung saja mengabarkan bahwa keduanya sudah tak bernyawa. Oleh karena itu Sakura sering kali berpindah rumah. Entah kenapa tak ada yang mau merawatnya.

Sakura yang pada masa itu tak mengerti, dan hanya dapat menerima pembawaan arus atas dirinya sendiri.

Terdengar suara kunci bergerinci. "Tadaima" ujar Sakura sambil meletakkan sepatunya dirak. Seorang wanita paruh baya datang menyambutnya dengan senyuman lembut, "Okaeri, Sakura"

Sakura : Going from Season to Season [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang