09 [Tugas]

134 12 1
                                    

Guru sastra itu keluar membawa buku-buku tebalnya, sebelum keluar ia kengatakan pada anak didiknya untuk membuat sebuah rangkuman bab 6 yang dikerjakan oleh kelompok masing-masing beranggotakan 6 orang.
Dan sialnya, jimin satu kelompok dengan Taehyung dan jungkook. Kalian tahu kan? Kejadian beberapa hari lalu? Itu yang membuat benih kebencian tumbuh kedalam hati jimin.

"Hei jim bagaimana kalau mengerjakannya di rumahmu saja? Sekalian kita main" usul taehyung

"Maaf aku tak bisa"

"Kenapa? Apa kau sibuk?"

"Ya, begitulah"

"Ouh, baiklah kalau begitu"

Jimin pergi meninggalkan taehyung dan jungkooo setelah seorang temannya mengajak nya ke kantin.

"Mukamu kenapa masam begitu? Sudah jelek tambah jelek tahu"

"Sialan kau kook"

****

Siang berganti malam, lupa waktu adalah kebiasaan lama seorang Min Yoongi, apalagi kalau sudah main game. Mengharuskan ia pulang larut malam.

Yoongi berjalan menyusuri jalanan seoul yang sepi, lampu jalanan yang remang-remang pun menemani langkah kecilnya.

Diujung jalan sana terlihat beberapa gerombolan remaja sepertinya yang tengah mengeroyok seseorang. Dilihat dari seragamnya mungkin anak-anak dari SMA Hangyeok.

Yoongi terus berjalan sambil menonton pertunjukan jalanan itu, tanpa ada niatan untuk menolong. Namun, saat salah satu dari anak SMA Hangyeok menyingkir, yoongi dapat melihat siapa yang di keroyok. Seragamnya sama dengannya. Itu artinya ia berasal dari SMA BIGHIT.

'sialan!' batin yoongi

"Woi!" Teriak yoongi nyalang.

Yoongi melepas ranselnya sembarang arah, mendekati segerombolan anak-anak yang melakukan keroyokan.

Buagh

Kepalan tangan itu mendarat mulus pada rahang salah satu dari mereka, membuatnya menengok ke arah samping saking kerasnya.
Yang lain pun membela temannya, memukuli yoongi bergantian.

"Satu lawan 6 huh? Baiklah, baju kalian para sampah masyarakat!"

Pukulan, tendangan, yoongi hindari begitu lihainya, memukul balas mereka yang berani melawan.

Sedangkan anak yang di keroyok tadi hanya terkapar di aspal sambil menyaksikan perkelahian yoongi.

Salah satu siswa yang bername-tag Kang Woohan menemukan sebuah balok kayu tergeletak di sekitarnya, ia meraihnya dan bangkit kembali, bersiap untuk menghantamkan balok itu pada yoongi, sebelum sebuah suara mengintrupsi.

"Yoongi dibelakangmu!"

Yoongi dengan cepat menoleh ke belakang, menendang perut woohan dengan keras sehingha woohan tersungkur ke belakang.
Darah keluar dari mulutnya. Setelah itu woohan tak sadarkan diri.
Yang lain yang masih dapat bergerak memilih untuk kabur dari sana.

Yoongi menatap sang korban keroyokan, yang ternyata adalah Park Jimin.

Yoongi merotasi matanya, ingin meninggalkan jimin tapi kasihan. Melihat keadaan jimin yang mengenaskan, jadinya yoongi mengurungkan niatnya.

"Ck, dasar lemah"

Yoongi mendekati jimin, ia meraih lengan jimin namun di tepis oleh sang empu.

"Ck, Kau tak mau ku tolong? Haha yasudah"

Jimin teringat perbuatan buruk yoongi pada noonanya, membuat perasaan tak suka itu timbul kembali.

Yoongi mengambil ranselnya yang ia buang tadi, memakainya hanya dengan tali sebelah saja.

"Lain kali aku tak akan menolongmu" ujarnya sebelun pergi.

Jimin berusaha berdiri dengan sekuat tenaga. Sial, kenapa ia begitu lemah? Badannya terasa sakit semua.
Jimin berjalan tertatih-tatih sambil memegangi perutnya yang sakit.

Bruk

Baru selangkah jimin berjalan, ia sudah tak sadarkan diri.

Yoongi yang kebetulan belum jauh dari sana, harus kembali lagi untuk menolong jimin.

"Dasar merepotkan."

*****

Sinar mentari menyeruak masuk kedalam sebuah kamar bernuansa abu-abu. Sosok yang masih bergumul dengan selimut itu menggeliat tak nyaman.
Sesekali ia mengerang karna tubuhnya terasa menyakitkan kala bergerak.

Ceklek

Pintu kamar terbuka, yoongi masuk membawa sebuah nampan berisi bubur. Meletakkannya di atas nakas di sebelah kiri tempat tidur.

"Bangun pemalas"

Jimin terkesiap, ia menoleh cepat pada asal suara. 'yoo-yoongi?' batin jimin.

Jimin bangun dari tidurnya, ia meringis kesakitan.

"Kenapa kau bisa ada di kamarku?!"

"Kamar mu? Buka matamu bocah"

Jimin terdiam, matanya menelisik seluruh penjuru. 'sejak kapan kamarku bercat abu-abu? Dan aku tak pernah menaruh piano di sana'

"A-aku dimana?"

"Menurutmu? Cepat makan. Aku tak mau kau mati kelaparan dan menyusahkanku nanti" setelah mengatakan hal sadis itu, yoongi keluar dari kamarnya sendiri.
Sedangkan jimin, ia susah payah menggerakan tubuhnya sambil menahan nyeri pada tubuhnya.

To Be Continued

====================================

Pagi.
Semoga hari kalian menyenangkan. Tetap semangat untuk kalian yang punya masalah. Tetap tersenyum dan ceria.

Salam Author🙇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang