AWAL KEDUA.

16 10 8
                                    

JANGAN LUPA VOTE YA.. :)

"Siapa kamu?",tanya Maura agak kebingungan.

"Kenalin, aku Ben, orang yang dijodohin papa kamu",ucapnya.

"Terus, kenapa kamu kesini?",tanya Maura.

"Aku disuruh papa kamu buat jemput kamu sekolah",ucap Ben.

"Gausah, aku bisa pulang sendiri, kamu pergi aja sana",ucap Maura.

"Gak bisa kayak gitu dong Maw, kan papa kamu yang nyuruh aku, jadi aku harus mengantar kamu pulang sampai dirumah",ucap Ben sambil menarik tangan Maura agar segera masuk kemobilnya.

Didalam perjalanan pulang, Maura tidak berbicara satu kata pun. Ben yang sedari tadi mencoba membuka obrolan juga tidak dianggap oleh Maura. Perjalanan dari sekolah Maura kerumahnya memerlukan waktu 1 jam, dan selama itu mereka hanya terdiam sambil menikmati pemandangan jalanan kota yang padat.

**********

-RUMAH MAURA-

brakkkkk.

Maura membuka pintu kamarnya dengan sangat kasar. Ia merasa kesal sekali hari ini karna harus bertemu dengan laki-laki tua (menurutnya) yang akan dijodohkan olehnya.

"Kenapa sih Maw, banting-banting pintu kayak gini? kalo rusak nanti gimana?",ucap mama Maura.

"Maura kesal mah, kenapa harus maura yang dijodohin? Kenapa gak Kak Lia aja? Kan dia lebih tua umurnya dari aku, sepadan sama laki-laki tua itu",ucap Maura dengan nada sedikit tinggi.

"Maura, kakak mu itukan sudah punya tunangan",ucap mama Maura.

"Kenapa gak kak Lia aja dulu yang dijodohin sebelum punya tunangan, kenapa harus aku yang berkorban untuk bisnis keluarga kita? kenapa harus aku yang dijual?",ucap Maura sambil menangis.

"Maura, kami tidak menjual kamu, selain usaha kita yang dapat pinjaman modal, kamu juga bisa hidup bahagia dengan Ben, kamu tidak akan kekurangan segalanya, kami ingin kamu juga bahagia",ucap mama Maura.

"Apakah bahagia harus dengan harta? Maura ingin mencari kebahagian Maura sendiri, Maura juga masih ingin bersekolah, masih ingin kuliah, Maura masih mau mengejar mimpi-mimpi Maura mah",lanjut Maura.

"Maura, kamu masih bisa bersekolah nanti setelah menikah dengan Ben",ucap mama Maura.

"Apa kata temen-temen Maura mah kalua tau Maura sudah menikah nantinya? Pasti Maura dibully habis-habisan",ucap Maura lagi.

"Jangan peduli omongan orang, yang penting kamu bahagia!",ucap mama Maura dengan nada sedikit tinggi dan berjalan keluar kamar Maura.

Didalam kamar Maura hanya bisa meratapi nasibnya. Ia bingung harus melakukan apa agar perjodohan ini batal, tapi disisi lain, ia juga harus memikirkan bagaimana agar bisnis keluarganya berjalan.

-ESOK HARI NYA-

"Maura",ucap papa Maura.

"Apa pah?",balas Maura dengan langkah gontai menuruni anak tangga menuju ruang makan.

"Kemari nak, duduk dulu, ada yang ingin ayah sampaikan padamu",ucap papa Maura.

"Ada apa pah?",tanya Maura sambal mengoles selai coklat pada roti tawarnya.

"Papa, Mama, dan juga keluarga Ben sudah memikirkan ini matang-matang, Kamu akan tunangan dengan Ben waktu libur kenaikan kelas sebentar lagi, dan nanti acara pernikahan nya dilaksanakan setelah kamu ujian nasional tahun depan",ucap papa Maura.

"Apa pah? Tunangan waktu libur sekolah? Maura gamau pah!",jawab Maura dengan nada membentak.

"Ini sudah keputusan yang kami buat, tidak ada kata membantah!",ucap papa Maura dengan kasar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KELABU MEMBIRU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang