empat

14 4 3
                                    

Semua terjadi begitu saja.

Gadis kecil berlari di tepi sungai dibelakangnya seorang anak kecil mengejarnya.

"Tunggu aku ra"
Tukas pria kecil itu. Gadis itu tersenyum kecil, lalu menambah laju kecepatannya mendekati bibir sungai.


Saat hendak menyusuri sungai dengan bebatuan, ia melompat ke sebuah batu hendak menyebrangi sungai dengan batu-batu yang tersusun.

Saat akan melompat ke batu yang kedua.

Byurr.

Ia terjatuh ke dalam sungai yang dalam, ia tidak bisa berenang ia tekejut sambil terus meminta tolong.

"To.. Long.... "
Air sungai mulai memasukki mulutnya membuatnya sesak.disaat ia akan tenggelam seseorang telah masuk ke dalam sungai menyambar tangan gadis kecil itu menepikan tubuh gadis kecil itu.

Gadis itu belum pingsan masih gemetar seluruh badanya kedinginan dan ketakutan menjadi satu.

Tubuh pria kecil itu masih di aliran sungai ,setelah menepikan tubuh shora, ia hendak naik ke permukaan karena sungai itu sedikit kebawah.

Arus dari ujung sana membesar ,seperkian detik kemudian tanpa diduga gadis itu melihat arus deras tersebut sambil menatap pria kecil yang telah menyelamatkannya itu masih di sungai, hendak naik.

"Peg..ang..lah ta..ngan..ku"
Ujar gadis itu terbata bata. Lelaki itu sempat menatap sebentar tanganya menyentuh tangan mungil gadis itu.

Air itu menerjang ke arah pria kecil itu lalu saat tangannya menggengam tangan gadis itu dengan erat, gadis itu melepaskan pegangannya.

Byurr

Pria, kecil itu kembali terjatuh ia sempat melihat tangan gadis itu bergetar hebat, lalu ia tenggelam,dan hilang bersamaan dengan arus yang deras.

'Apakah ia telah membunuhnya? ' Tanyanya dalam hati.

Gadis itu terduduk lesu menatap arus sungai yang masih deras, tubuhnya terkulai lemas, air sungai banyak yang terminum dan tangnya tadi bergetar hebat,sampai kesadarannya hilang.


Semua terasa gelap


***

Shora menatap cermin pelan melihat sosok yang 'berbeda' terlihat dikaca kulit hitam dan kehidupan yang kadang tidak pernah ia fahami sebelumnya.

Kata ayah Ia lupa ingatan setelah  kecelakaannya beberapa tahun lalu, ayah dahulu merupakan ilmuwan terkemuka di jepang,beliau dihormati dan disegani oleh banyak orang.



Sampai suatu kejadian yang membuat semuanya hancur.

Dan ia disingkirkan dari dunia, kerja keras yang selama ia bangun meledak tak bersisa dan hancur berkeping keping.rasa hormat dari para ilmuwan memudar, ia dianggap ilmuwan gila.



Ibuku telah meninggal beberapa tahun yang lalu, ayah membuat silikon ini,di eksperimen yang entah keberapa bentuknya seperti masker yang terbuat dari silikon dan alat canggih lainya.


Perubahan ini dimulai saat ayah mencoba meneliti dengan basecamp kecil di bawah tanah tempat tumpukan barang barang bekas berserakan, menggunung, aku selalu mengaggumi karya jeniusnya.

Silikon yang berbentuk masker itu  ditempekan pada wajah, bayangkan wajah yang  diinginkan.

Bim salabim.


Bak pesulap terhebat di dunia dongeng, wajah itu dengan cepat berganti.menjadi wajah wajah yang mungkin belum pernah kita temui sebelumnya.

Pertama kali shora melakukanya ia sontak kaget, apa ini?  Pikiranyya kemudian berganti ini sangat mengaggumkan gumamnya.

Menghilangkan silikon ini cukup mudah. Air panas akan melunturkan silikon itu menjadi gel gel putih.


Ia melahap roti isi sebelum berangkat, lalu menuju sebuah kamar menengok sedikit di daun pintu.

"Ayah aku berangkat dulu ya"
Sambil tersenyum manis.

"Jadilah anak genius sepertiku"
Suara ayah yang pelan mengajak shora bergurau.


"Tenang saja, aku bahkan bisa mengimbangi kejeniusan ayah"
Tubuhnya menghilang sambil tertawa pelan 'otakku bahkan hanya seperempatnya ayah'.

Ia bergegas pergi menuju sekolah menggunakan bis, ini masih pagi ia berjalan santai sambil mendengarkan earphone nya, mendengarkan beberapa musik klasik dan permainan pianis terkenal.



Ia menunggu di halte yang masih sepi, ia tidak suka terlalu ramai . Bis pertama datang ia masuk ke dalam lalu mencari tempat duduk favoritnya 2 kursi paling ujung dekat jendela.


Sepanjang perjalanan ia menatap indahnya pemandangan pagi tokyo, embun pagi menempel di jendela bis ia suka menatap embun itu.


Ia meniup kaca jendela sambil sesekali menuliskan sayang ayah diapun tersenyum kecil.


Ayah adalah satu satunya keluarganya yang berharga.


Ia turun saat bis itu merapat ke sebuah halte dekat sekolahnya. Lalu berjalan sambil bersenandung menuju gerbang sekolah memasukinya.


Ia berjalan menuju lokernya. Mengambil beberapa buku yang ia simpan di loker kemudian hendak menuju kelas.


Di persimpangan jalan menuju kelas...

Bukk!

Shora menabrak tumpukan buku saat berjalan lalu buku itu berserakan, ia menepuk jidat pelan 'aku datang pagi supaya belum ramai dan tidak dapat masalah tapi berakhir seperti ini'.

Ia memunguti buku buku yang berserakan menumpuknya rapi.




Ketika hendak memberikan tumpukan buku itu ia melihat sepasang mata yang menatapnya lekat.


"Berhentilah! Aku tak butuh bantuanmu"
Ujar suara itu ketus.

Shora yang hendak meminta maaf pun bungkam, mendengar ucapan sombong itu membuat dia mual.

Tunggu!!  Sepertinya ia kenal dengan suara ini.

Ia menatap pria itu dengan wajah terkejut.

"Apa wajahku terlalu tampan hingga membuatmu terkejut? "

Perkataan pria itu seperti angin lalu,tak terdengar. Sikap riangnya hialng karna melihat pria itu. Ia pun berbalik hendak pergi.

"Siapa yang menyuruhmu pergi, hah? "

Perkataanya membuat shora terhenti.
"Kau bilang tak membutuhkan bantuanku lalu kenapa aku harus disini "
Ujar shora ketus.




"Aku bilang kau tak perlu membantuku, tapi kau harus menuhi syaratku karena telah menyusahkanku pagi ini".terangnya.


"Baiklah, cepatlah apa yang kau inginkan".



"Temani aku nanti ke perpustakaan"
Ujarnya membuat shora mematung.


Shora diam dan mematung.



****
Hai gaes, ikuti terus kisahnya dan jangan lupa vote and coment ya.. 😁😁





.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang