Halaman keempat

20 5 0
                                    

Pagi tadi aku terbangun dengan nafas terengah-engah. Badan ku terasa kaku dan berat, seperti ada yang menindihku. Aku tidak bisa bergerak. Huft. Apakah ini kelakuan mereka? Aku tak tahu.

Ku paksakan badanku untuk bangun dari kasur. Ini. Sangat. Menyakitkan. Sungguh.

Ku turunkan kaki ku dari kasur dan menuruni tangga. Ku langkahkan kaki ku menuju ruang tamu. Sepertinya tempat yang sering ku kunjungi kini ruang tamu atau sekarang yang berubah menjadi kuburan.

Ketika sudah sampai di ruang tamu, aku sangat terkejut. Bagaimana tidak. Para makhluk astral berkumpul di sini. Ada yang menduduki batu nisan, tertawa tidak jelas, dan masih banyak lagi.

Aku bingung, apa yang mereka lakukan di sini?

Ketika aku sedang mengamati apa yang mereka lakukan, tiba-tiba salah satu dari mereka menarik ku untuk mendekatinya dan temannya.

Dia seperti menyuruh ku untuk berdoa. Terlihat dari tangan dia yang mengadah seperti meminta ku untuk berdoa.

Aku pun mengadahkan tanganku. Tiba-tiba temannya itu mencakar dan menggigit tubuhku. Ini sakit dan panas. Aku terus berusaha melepaskan nya tapi tidak bisa.

Semakin lama tubuhku semakin panas dan sakit. Aku merasa tubuhku gosong dan merah. Kalian paham kan? Ku rapalkan doa tapi tetap saja. Ini semakin gila. Aku berteriak sekencang-kencangnya, agar dia mau melepaskannya.

Aku memohon sambil terisak. Iya aku menangis. Bagaimana tidak? Ini sungguh sakit dan panas. Tapi dia tak kunjung melepaskannya.

Ku pegang kepalanya yang botak itu, dan ku rapalkan doa dalam hati. Dan. Syukurlah. Dia menghilang!

Ku larikan kaki ku keluar rumah, dan ku berhentikan di depan pintu ibu kemarin.

Ku pencet bel rumahnya secara bruntal sambil mengatur nafasku yang terengah-engah.

Dia membukakan pintu rumahnya dan ku langsung memasuki rumahnya. Ya bilang saja aku tidak sopan. Tapi, kali ini aku harus seperti itu.

Dia menyuruhku duduk di sofa dan bertanya, "ada apa?"

Ku ceritakan semua kejadian yang kualamai beberapa hari ini dan memejamkan mataku untuk mengingat kejadian-kejadian nya.

Ketika aku bercerita, aku mendengar suara pintu yang di ketuk dengan bruntal. Ku bukakan mataku dan menatap ibu itu yang selalu melihat kearah jendela. Aku tidak peduli, ku lanjutkan ceritanya dan ku pejamkan mataku lagi.

Ku hentikan cerita ku dan ku buka mata ku, ku lihat ibu tadi yang masih melihat ke arah jendela, ku alihkan mata ku ke arah jendela dan ku lihat lagi ibu itu. Dan terkejutnya aku ketika melihat ibu itu sudah berubah menjadi monster.

Dia mencekikku hingga aku sulit bernafas. Dia tertawa seperti hantu di rumahku. Di mengencangkan cekikkannnya dan ia memajukan wajahnya lalu.....

SEMUANYA HITAM

My Scary LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang