"kenapa aku merasa di pedulikan di saat kenyataan menghantam tanpa perasaan"
..."assalamualaikum..." ucap biru saat membuka pintu rumah dengan sopan, lalu kembali menutup pintu tersebut .
"kenapa baru pulang? " suara bass yang keluar dari belakang biru membuat ia terjingkat kaget lalu mendengus pelan dan mulai menghampiri seseorang yang berdiri tak jauh darinya.
"waalaikumsalam... "ucap biru membalas salamnya sendiri lalu memeluk sosok pria tampan di hadapannya. Pria itu mendengus kasar saat menerima perlakuan dari biru namun ia tetap membalas pelukan biru ia tak bisa memungkiri perasaanya sendiri jika ia sangat merindukan adik tercintanya ini.
Biru terlihat sangat nyaman berada dalam pelukan kakak tersayangnya yang sudah lama tidak bertemu ini, bagaimana bisa? Tentu bisa karena kakaknya yang harus membantu ayahnya untuk memperbaiki salah satu cabang perusahaan ayahnya yang terletak di koat asalnya yakni banyuwangi.
Jangan kira biru adalah anak blasteran yang kental dengan wajah kebarat baratan.tidak!. Biru memang memiliki darah blasteran namun karna ibunya yang blasteran jawa-belanda menikah dengan orang asli jawa lebih tepatnya osing deles, biru yang bisa dikatakan berkulit putih normal alias tidak putih pucat, hidung mancung dengan bibir yang tipis kecil imut yang bisa di katakan cantik melebihi rata-rata untuk orang Indonesia itu jika berkumpul dengan keluarganya bahasa aslinya akan keluar karna ia pindah ke jakarta setelah lulus SMP karna di paksa orang tuanya alasanya sangat klise yaitu"agar dapat menjaga biru dengan lebih baik".
"kenapa gak bilang kalo pulang sekarang? Bukannya kemaren bilangnya besok lusa ya pulangnya? " ucap biru dengan nada manja sambil menyenderkan kepalanya pada pundak elang kakaknya.
"yakan kejutan.. "ucap elang sambil mengelus rambut biru dengan sayang namun matanya tak ia alihkan sedetikpun dari tv. Ya kini mereka tengah menonton tv di ruang keluarga tanpa ayah dan bundanya. Biru hanya diam tidak merespon jawaban kakaknya karna kini pikirannya tengah terbang menuju langit siapa lagi jika bukan langit antariksa.
"tadi dari mana kok pulangnya telat? " tanya elang yang masih belum mendapatkan jawaban sedari tadi sore hingga kini, biru menarik napas pelan lalu mulai menjawab dengan rileks.
"tadi ada tawuran di depan sekolah jadi gerbangnya di tutup biar gak terjadi hal yang tidak di inginkan"ucap biru yang langsung mendapatkan tatapan protektif elang baru saja elang mau membuka mulutnya biru sudah menyelanya terlebih dahuhlu.
"gue gapapa gak usah lebay"ucapnya karna sudah mengetahui apa yang akan di tanyakan kakaknya lalu mulai berdiri dan meninggalkan elang sendiri dengan segala gerutuannya yang tidak jelas.
...
Biru memandang pemandangan di depannya dengan kesal,berharap lampu merah yang di rasakanya kini jauh lebih lambat dari yang semestinya itu berjalan lebih cepat, segala sumpah serapahnya keluar saat tatapanya bertemu dengan dua orang yang kini tengah berboncengan itu. Saat lampu merah tlah hijau biru langsung menancap gasnya dengan kecepatan lebih, sedangkan langit yang melihatnya hanya mendengus kasar.
"kenapa? "tanya senja pada langit saat mendengar dengusan kasar langit yang di jawabi dengan gelengan kepala.
...
Langit mengernyit saat menatap sahabat lamanya yang sudah lama tak bertemu saat ini sedang berada di koridor sekolahnya dengan seragam yang mencolok karena berbeda dengan yang lainnya.
"hai ther... "sapa laki-laki itu pada langit,langit hanya manaikan sebelah alis nya seperti mengerti apa yang di maksud langit lelaki itu hanya menunjukan kantung kresek kecil yang kini tengah di tentengnya.
"buat siapa? "tanya langit dengan wajah satarnya juga tatapan tajamnya.
"bu.. "
"elang! "elang tak berniat melanjutkan kata katanya saat mendengar pekikan seseorang memanggilnya dengan suara yang sangat ia hafal,bukanya tersenyum elang malah menyambutnya dengan tatapan tajam, sedangkan yang di tatap langsung melambankan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
langit biru
Teen FictionDi sini akan ku ceritakan tentang sebuah penantian di mana seseorang berjuang dalam diam dengan perasaan menggebu yang membuat pilu Biru Cahya Purnama seorang gadis cantik nan imut yang menyukai Langit Antariksa orang yang bisa di katakan es bernyaw...