Namaku Jasmine, Jasmine Wiryadinata lengkapnya. Umurku, ah, shit, tahun depan sudah 30 tahun. Tau, kan, kalau usia menjelang 30 tahun itu rawan akan banyak hal? Selain skincare routine-ku yang makin banyak step-nya juga pertanyaan "Kapan nikah?" jadi gaung dimana-mana. Seolah-olah ada stiker nempel di jidatku 'Jasmine belum kawin'.
Semuanya itu makin menjadi karena baru saja aku dapat telepon dari Papaku kalau bulan depan Fahmi, adikku mau ngelamar pacarnya.
Double shit.
Untuk menjaga mood-ku supaya ga terjun bebas karena aku masih ada kelas jam 3 sore nanti, aku telepon si kunyuk sahabat setiaku, Abe.
"Apeee, Min?" jawabnya di ujung sana ketika panggilannya diangkat.
"Assalamu’alaikum, Abe ganteng..."
"Waalaikum salam, apa sih? Gue lagi sibuk nih!"
"Sibuk sama cewe yang mana, Be?"
"Eh, Nyet, serius. Gue lagi meeting sama klien, Pertamina cuy! Kalau ga penting-penting banget, Whatsapp aja sih."
"Jadi, gue udah ga penting lagi buat lo?"
"Sarimin, please..."
Aku suka kalau Abe sudah memelas begini, bikin malu sama tato naga di punggungnya.
"Iya, iya, selesai meeting jam berapa? Gue mau curhat, please..."
"Jam 3an lah. Abis ini mau makan siang dulu sama Jenny."
"Gue juga belum makan lho, Be."
"Jasmine Wiryadinata! Please ini timingnya ga tepat buat lo menye-menye gitu. Lo juga ada kelas kan nanti sore? Makan sendiri bisa kali, Min?"
Abe marah, saudara-saudara. Hahaha. Seneng deh gue...
"Iya, Bedul, sukses meeting-nya, semoga goals, ya. Bye!"
Kututup teleponnya. Lumayan, ngusilin si Abdul Bairuni itu bikin mood-ku naik lagi.
Pop up notifikasi chat-ku menampilkan dua chat, kubuka yang pertama dari Abe.
AB. Hussein:
Gue gofood-in bebek bakar depan Flashmedia buat lo.Nah, itulah Abe.
Gak perlu nanya mau makan apa, dia langsung aja kirim makanan yang udah jelas makanan kesukaanku.Kubuka chat keduaku, dari Profesor Hanafi, dosen senior di kampusku.
Prof. Hanafi, Phd.:
Jas, besok siapkan materi presentasi penelitian kemarin, kamu bisa hubungi Prof. Zaka utk kelengkapan materinya.Lecturer life, isi chatnya ga jauh dari presentasi dan penelitian.
Langsung kubalas chatnya tanpa lama lagi.
Baik, Prof.
Centang biru dong, padahal baru berapa detik terkirim.
Prof. Hanafi, Phd.:
Jangan lupa makan, Jas.Perhatiannya seniorku yang satu ini. Eits, tenang... Aku gak doyan aki-aki udah bercicit ya. Ini sebagai bentuk perhatian dari kakek ke cucunya. Karena aku pernah dekat dengan salah satu cucunya, jadi sampai sekarang pun masih menjalin hubungan baik dengan seluruh keluarga Hanafi, walaupun cucunya itu sudah tenang di alam sana.
Sedih, ya?
Iya. Sedih.
Lulus S2 dari Stanford niatnya ingin langsung menikah dengan Raka Hanafi, namun takdir berkata lain. Sebulan setelah aku pulang, Raka ngedrop, masuk rumah sakit karena ada penyumbatan di selaput otaknya. Selama sebulan Raka dirawat intensif di rumah sakit, aku setiap hari menemaninya. Sampai pada akhirnya, dia menghembuskan nafas terakhirnya begitu menggenggam tanganku erat dan mengucapkan 'I love you, Jasmine'.
Dan sudah hampir 3 tahun berlalu, Keluarga Hanafi masih saja baik padaku. Kadang ayah dan ibunya Raka masih suka mengajak makan siang bersama, dan beliau juga lah yang selalu menyarankan untuk aku membuka hati untuk pria lain.
Bukannya ga mau move on, aku yakin Raka pun sudah tenang disana, mungkin ketemu bidadari Surga yang jauh lebih cantik dariku. Tapi, aku belum nemu pria yang bikin hatiku klik. Yang lebih ganteng dari Raka, banyak... Tapi yang shaleh dan pintar ngaji kayak Raka? Aku harus cari di tumpukan jerami dulu.
Lamunanku terhenti karena ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal.
"Halo, Oh iya, sebentar saya keluar dulu, mas. Baik, terima kasih."
Ternyata driver go-food sudah ada di depan gedung A. Aku yang berada di ruangan dosen segera menuju lokasinya menunggu.
Setelah menerima kiriman bebek bakar, aku segera chat Abe.
Thank you, Beib.
Kalian pasti mikir, seromantis itu kah hubunganku dengan Abe?
Oh, tidak.
Kalian belum tau aja kalau kami ketemu. Hancur semua ekspektasi romantis kalian. Hahaha
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
Love-Hate Relationship
RomanceAbe dan Jasmine, bersahabat dari kecil. Abe yang gak banyak omong bisa sabar menghadapi kecerewetan Jasmine. Jasmine yang galau karena deadline menikah dari papanya, dan Abe yang kena batunya. Love-Hate Relationship, kisah benci-benci cinta dari Jas...