V | LOVE HATE RELATIONSHIP

800 123 3
                                    

"Tuh, calon suami lo."

Mataku melirik ke arah tangan Laras.

Aku mendengus, lalu menghabiskan sisa jus tomatku yang tinggal sedikit lagi.

"Hai, semua. Halo, calon istriku."

Bodo amat, Be.

Laras tertawa ngakak melihatku yang kesalnya sudah di ubun-ubun. Sejak dia tahu kejadian di rumah Pak Rahmadi kemarin, Laras terus aja bully aku. Katanya, mamam tuh friendzone.

"Gimana, Be? Apa yang perlu gue bantu?" tanya Laras sambil menopangkan tangan di dagunya. "Apa perlu gue kasih tip bagaimana cara menaklukkan hati Jasmine?" lanjutnya lagi.

"Hei, anda ya, semena-mena sama gue!"

"Kalau Abe kayaknya gak perlu dikasih tip, kasih kondom aja, Beb." Bang Ilham malah ikutan nyaut juga.

Eh, apaan nih suaminya Laras.

Bang Ilham tertawa, kayaknya terhibur banget liat kelakuan istrinya ini kalau lagi bully sahabatnya.

"Terima kasih, Bang, lo emang ngerti apa yang ada dipikiran gue."

Sialan, Abe!

"Iiish, obrolan kalian 21+ gini. Gue ga ikutan ah."

"Oh iya, lupa kalo Yayas masih polos tanpa noda." celetuk Laras.

Aku pura-pura gak dengar mereka bertiga tertawa bahagia. Mending aku habiskan aja bakmi favoritku ini yang tinggal beberapa suap lagi.

"Jadi, oke nih, Be? Fix minggu depan?" tanya Laras lagi, back to topic.

"Gimana, Min? Oke?" Abe malah balik nanya padaku.

"Berasa mimpi gue disuruh kawin sama Abe, Ras. Kayak ga ada cowok lain aja."

Abe langsung melirik padaku, lalu dia mengambil kedua tanganku dan mengelusnya lembut.

"Aku kurang apa buat kamu? Hm? Mungkin dibanding cowok lain, aku masih kalah ganteng, tapi siapa sih cowok yang selalu ada di sisi kamu saat kamu sedih selain aku? Siapa yang menghapus air mata kamu saat kamu nangis? Siapa yang order go-food saat kamu merengek lapar? Aku, kan, Min? "

W. O. W.

Wow! Saking terpukaunya Bang Ilham pun sampai berdiri memberikan tepuk tangan buat Abe.

"The real buaya darat in this town. Congrats, ya Jasmine." Komen Laras sambil memberikan kartunya ke waitress. "Gue pamit duluan ya, ada gathering istri kader di Sarinah."

"Thank you, ya, Bang Ilham, udah nraktir lunch." kataku ke Bang Ilham.

"Woy, itu kartu gue ya, salah alamat lo terima kasih ke Bang Ilham." Laras misuh-misuh ga terima.

"Loh, duit lo dari Bang Ilham, kan, Beb?"

"That's true, Jas." Ujar Bang Ilham.

"Awas, ya, Bang. Tidur di luar malam ini!"

Lalu mereka berdua pamit meninggalkan aku dan Abe. Kulihat gelas air mineral di depanku sudah habis diminum Abe.

"Gak makan dulu, Be?"

"Tadi udah makan di kantor, Jenny masak rendang enak banget." jawabnya sambil tangannya sibuk dengan hpnya.

Ooh...

"Wait a minutes, ya, Min, aku balesin chat klien dulu."

Silakan, Bapak Abe.

Sambil menunggu Abe, aku melihat sekeliling, resto ini favorit banget dari zaman aku dan Laras kuliah dulu. Selain tempatnya di mall, sebelahan dengan toko buku, juga menu paling enak di sini adalah bakmi gorengnya. Tapi favoritnya Abe di sini adalah spot pojok yang sinyal wifi-nya paling kenceng.

"Yuk, Min. Jadi mau kemana lagi?" Abe sudah kembali ke bumi. Dia memasukan handphonenya ke dalam saku celana.

"Bebas." jawabku.

"Kita mau nge-date?" tanya Abe sambil berdiri dan mengulurkan tangan kanannya.

Aku sambut uluran tangannya.

"Emangnya mau ngajak nge-date kemana?"

Kami lalu berjalan keluar resto sambil masih berpegangan tangan.

"Nonton? Shopping? Ke Sephora? Tuh Victory Secret lagi sale."

Hahaha. Emang buaya banget ya, tau caranya nge-treat cewek ya awalnya  ajak shopping.

"Pulang aja, yuk. Aku ada beberapa tugas mahasiswa yang perlu dicek."

Abe mengangguk. Lalu dia berbisik, "Perlu kondom?"

Astagfirullah, Abe!

*

Love-Hate RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang