Diperlakukan seperti itu oleh Ryan, Shasa hanya bisa menikmatinya dengan pasrah akan rasa yang baru pertama kali dialaminya.
Pada saat Ryan ingin melepas kaitan bra itu kemudian bel rumah berbunyi dan membuat keduanya terlonjak kaget. Shasa pun dengan tergesa turun dari pangkuan Ryan dan tidak lupa untuk mengenakan bajunya . Lalu berlalu kedepan rumah untuk melihat siapa tamu yang sedang memencet bel itu. Ryan yang masih diposisinya lagi-lagi mengumpat, dikarenakan dia harus menyimpan gairahnya sendiri dengan mandi air dingin lalu bermain sendiri disana. Sungguh Ryan yang malang.
Pada saat Shasa membuka pintu yang hadir di depannya adalah tania yang merupakan teman sekolahnya dulu semasa ia masih duduk dibangku SMA.
"Tumben lo datang kesini", "Emang ga boleh gitu gue datang berkunjung kerumah 'temen' gue sendiri?" Kata Tania dengan menekankan kata teman. "Ya ga gitu juga, cuma kan lo jarang aja ke rumah kalo bukan ada sesuatu yang lo mau" dengan cengiran lebar Tania menjawab "hehe Sha lo bisa ga sih jangan terlalu jujur gitu, nih nyucuk" sambil menunjuk dadanya seolah memang bener-bener menyakitinya. "Ah lebay lo, terus lo mau apa nih?", dengan tatapan mendelik Tania menjawab "lo ga mau nyuruh gue masuk dulu gitu, panas atuh neng diluar, leher gue pekatt nih liat" sambil menunjukkannya dengan membuka mulutnya lebar-lebar.
"Iss Tan lo apa-apain sih bau tau mulut lo", "udah lah cepet gih masuk gue buatin lo minum" sambil mempersilahkan masuk Shasa bertanya "lo mau apa ada jus orange alpukat atau es jeruk, tapi karna gue males buatnya jadi mending lo ambil air es aja dikulkas" disaat membuat Tania melambung tinggi dengan tawaran minuman yang disediakan oleh Shasa tiba-tiba membuat dirinya terhempas begitu saja karna dirinya hanya diberikan air es didalam kulkas dan itupun dengan mengambilnya sendiri. Memang teman bejat ya begitu batin Tania.
Shasa pun balik ke kursi yang sempat didudukinya bersama dengan Ryan tadi. Ciuman yang tadi mereka lakukan seolah terputar seperti kaset di dalam pikiran Shasa dan itu membuatnya merona seketika, Tania yang baru saja menyusul dan duduk disebelah Shasa melihat gelagat aneh dan rona merah di pipi temannya itu membuat tanda tanya besar dibenaknya, sambil menyentuh bahu Shasa, Tania berujar "Woi Sha lo ga kesambet kan senyum-senyum sendiri?"
Merasa kaget dengan perlakuan temannya itu Shasa mengatakan "Tan lo bikin kaget aja deh" "Ya lagian lo senyum-senyum sendiri, harusnya gue kali yang kaget ngeliat lo kaya gitu" ucap Tania sambil bergidik ngeri. "Terus sekarang tujuan lo datang kesini kenapa?", setelah meletakkan gelasnya di meja dekat kursi yang di dudukinya bersama Shasa, Tania mengatakan "oh iya sampe lupa kan gue, kedatangan gue kesini tuh ya cuma buat ini" mengambil gelasnya yang baru saja di taruhnya di meja lalu menggoyangkannya di depan wajah Shasa.
Melihat Shasa yang masih bingung dengan penuturannya dia melanjutkan perkataannya lagi "jadi tadi tuh gue habis disuruh belanja sama nyokap gue buat beli makanan tapi tempatnya tutup, berhubung tempatnya dekat sama rumah lo terus gue ngerasa haus jadi lah gue mampir kerumah lo, sekalian bertemu dengan lo yang sangat gue rindukan, the end". Mendengar penuturan temannya itu Shasa hanya bisa melongo melihat itu dan menggelengkan kepalanya bingung dengan sikap temannya yang satu itu.
Lalu Ryan pun menghampiri mereka dengan pakaian santainya, Tania yang melihat ada sosok pria tampan di dalam rumah Shasa kemudian dia berucap "oh jadi ini kenapa tadi gue ga dibolehin masuk, lo ga mau gue ganggu kan sama, err pria tampan itu", merasa dirinya menjadi topik pembicaraan kedua gadis di depannya Ryan hanya bisa tersenyum menanggapinya.
Senyum yang terpancar diwajah tampan itu membuat Tania takjub akan ketampanan pria itu. "Sha lo kok ga bilang-bilang sih kalo punya mainan baru yg tampan ini" Tania berbisik ke Shasa walaupun bisikan itu masih terdengar jelas ditelinga Ryan. "Ya buat apaan juga gue kasih tau ke lo", "dih songong bener lo, oke deh oke sebagai teman yang peka gue pamit undur diri aja deh" ujar tania dan segera bangkit dari duduknya dan berpamitan kepada Shasa dan Ryan "bye Sha dan.." ucap Tania yang tidak tahu nama dari pria tampan itu "Ryan, panggil gue Ryan", "oke Ryan, bye"
Kemudian Ryan kembali menghampiri Shasa dan duduk disebelah gadis itu. Shasa yang masih merasa canggung dengan keberadaan Ryan, menggeser sedikit duduknya. "Siapa tadi?" Tanya Ryan kepada Shasa. "Tania temen sekolah dulu", "oh terus apa yang membuatnya datang kesini, kerumahmu?" Tanya Ryan lagi yang masih merasa penasaran dengan kedatangan gadis yang memiliki suara cempreng itu. Ya Tania memang sedari dulu memiliki suara yang cempreng, Shasa aja bingung kenapa dirinya bisa bertahan berteman dengan Tania, ya walaupun dengan suara cempreng seperti itu Shasa akui bahwa Tania memang anak yang baik.
"Katanya dia habis belanja makanan di deket sini tapi tokonya tutup jadi dia mampir kerumah, karna lagi haus udah gitu doang". Ryan yang mendengarnya pun hanya bisa melongo, tidak menyangka bahwa yang mengganggu aktivitas panasnya hanyalah seseorang yang kehausan karna membeli makanan tetapi tokonya tutup lalu datang kesini dan menumpang untuk minum?. Ryan tidak habis pikir dengan semua itu. Dan hanya bisa menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wild Man
RomanceMenceritakan kisah percintaan antara Ryan dan Sasha yang awal mula pertemuan mereka hanyalah sebuah kebetulan. Hanya cerita amatiran di sela kegabutan (21+) be smart readers