(6)

26.3K 243 14
                                    

Menjelang pagi dua sejoli yang tidak lain adalah Ryan dan Shasa, mereka masih tertidur pulas dikamar Shasa, berpelukan tanpa ada pembatas pakaian di tubuh mereka. Ryan memeluk tubuh polos Shasa dengan erat dan sang empunya menikmati sentuhan itu.

Shasa perlahan membuka matanya dan dirasakannya terdapat lengan kekar yang mengitari perutnya. Shasa pun berbalik dan nampak wajah tampan Ryan terlihat seperti bayi pikir Shasa sambil tersenyum. Dia pun teringat dengan kejadian panas mereka semalam dimana seolah kejadian tersebut mampu menghentikan waktu mereka. Pandangan Shasa tepat di bibir Ryan, tanpa sadar jari tangannya mengelus bibir Ryan yang bisa membuatnya menjadi menggila seperti semalam.

Sontak hal itu membuat Ryan terbangun lalu mengecup jari Shasa. Shasa yang tadinya sedang menikmati melihat bibir Ryan pun terkejut dan menarik tangannya.

"Menikmati pemandangan sayang?" kata Ryan.
"Ti-tidak aku hanya-" Dengan gelagapan Shasa menjawab dengan terbata-bata karna kepergok memperhatikan Ryan yang sedang tertidur. Lalu tanpa permisi Ryan mengecup bibir Shasa dan berkata "Morning kiss" dengan suara khas bangun tidurnya yang terdengar seksi bagi Shasa.

"sepertinya seks di pagi hari terdengar menyenangkan untuk dilakukan, dan kau tau dia sudah bangun dan ingin masuk di dalammu lagi" ucap Ryan berbisik di telinga Shasa, tanpa melihat bagaimana wajah Shasa yang memerah seperti kepiting rebus membayangkan kejadian tadi malam akan terulang lagi. "Sepertinya akan terus seperti itu" pikir Shasa.

Setelah mereka mengulang melakukan kegiatan panas itu, Shasa dan Ryan mandi bersama walaupun pasti kejailan Ryan selalu menemani, tapi Shasa cukup menikmatinya.

"Hei kau mau sarapan apa biar ku buatkan" tanya Shasa sembari melihat-lihat isi di dalam kulkasnya. "sepertinya ada yang sedang belajar menjadi istri yang baik" kata Ryan yang duduk manis di meja makan dengan tatapan yang tak pernah lepas memperhatikan Shasa. "Mau atau tidak, mumpung aku sedang niat untuk memasak" kata Shasa kesal. "Apa saja yang dibuat oleh tanganmu aku pasti akan memakannya sweetie" ujar Ryan sambil tersenyum yang menurut Shasa senyumannya itu sangat menggodanya untuk mencicipi bibirnya lagi.

Tiba-tiba Shasa menggelengkan kepalanya yang berpikiran liar. "Tidak tidak fokus shasa fokus!!" ujarnya dalam hati.
Shasa pun akhirnya hanya memasakkanya spaghetti yang telah tandas dimakan Ryan dengan lahapnya.

Setelah makan Ryan pun mengajak Shasa untuk pergi menonton film di bisokop. "kau bersiap - siaplah aku ingin menonton film X bersama wanita cantik sepertimu", kata Ryan dengan gerlingan mata seolah sedang menjahili Shasa. "kau ingin mengajakku pergi nonton apa sedang menggombal?" kata Shasa dengan nada pura-pura kesal padahal dia sangat senang dibilang cantik oleh Ryan, dan hanya dijawab dengan kekehan oleh Ryan.

Ryan mengendarai mobilnya dengan kecepatan dibawah rata-rata karena jalanan yang sedang padat, sambil sesekali ia memperhatikan Shasa. Saat itu Shasa sedang memakai pakaian yang menurut Ryan sangat cantik dan juga sexy, Shasa mengenakan baju tangtop dengan tali spagetti berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam dengan bagian pahanya yang sobek-sobek, sehingga nampak jelas putih mulusnya dari paha Shasa.

hal itu membuat birahi Ryan naik dengan pakaian yang Shasa kenakan ditambah Shasa saat ini sedang mencepol rambutnya asal yang membuat bagian bawah Ryan menjadi tegang. Seketika Ryan memperhatikan bagian dada Shasa terlintas dibenaknya ingin meremas dada itu yang ukurannya terasa sangat pas ditelapak tangannya.

merasa di perhatikan Shasa pun akhirnya menoleh, "apa yang kau lihat, apa pakaian ku terlihat aneh?" kata Shasa sembari mengecek pakaiannya dari atas kebawah. "tidak ada sayang, kau sangat cantik hanya saja dia terlihat sangat ingin di pegang oleh ku" kata Ryan sambil mengelus Dada sebelah kanan milik Shasa sesekali diremas lembut.

Shasa pun tidak menolak malah dia terlihat sangat menikmati remasan lembut dari tangan Ryan. dan sepertinya situasi sangat mendukung karna jalanan sedang macet, yang membuat Ryan bisa dengan santai dan menikmati meremas dada milik Shasa yang seperti candu untuknya. Ryan pun memasuki tangannya dari bawah kedalam tangtop yang dikenakan Shasa dan tangannya pun lolos memegang langsung dada itu dari balik bra yang menutupinya.

Akhirnya Shasa menurunkan kedua tali tangtopnya dan melepas pengait branya, dan terpampang jelas dada milik Shasa yang ujungnya sudah menegang . rupanya Shasa juga hanyut dalam birahinya, Ryan yang melihat itu langsung meremasnya dengan leluasa tanpa ada penghalang apapun. Desahan kecil pun keluar dari bibir Shasa karna Ryan memilin puncak dada Shasa yang menjadi titik sensitivnya 'Emmhh'. Disaat sedang menikmati remasan di dadanya Shasa pun melepas kancing jeans milik Ryan dan melorotkan celananya dibantu dengan Ryan yang menaikan sedikit bokongnya agar mudah terlepas. dan Kejantanan Ryan pun sudah sangat menagang dan berdiri tegak.

Shasa mengelus kejantanan itu dan mengocoknya perlahan, dengan tangan Ryan yang masih meremas dada Shasa. kemudian Shasa mengulum kejantanan itu sambil terus dikocok dengan ritme yang seirama dengan kulumannya. Ryan mendesah nikmat dari perbuatan Shasa sambil terus meremas dan memperhatikan jalanan. " aahhh terus sayang itu nikmat sekali". mendengar desahan Ryan membuat Shasa semakin gencar mengulum agar segera mendapat cairan nikmat dari kejantanan itu, hisapan kuat dari mulut Shasa membuat Ryan ingin segera mengeluarkan cairannya dan ahhhhh sayang aku keluarr croott croottt crottt cairan itu berhasil masuk kedalam mulut Shasa

Shasa pun terbatuk karna saking banyaknya cairan itu sampai mengalir di sudut bibir Shasa. Shasa sangat puas membuat Ryan keenakan sampai mengeluarkan cairannya. Ryan pun mengecup singkat bibir ranum Shasa yang masih tersisa sedikit noda dari cairannya. "keenakan yah sampai keluar banyak" kata Shasa sambil merapihkan jeans Ryan. "bibirmu selalu bisa membuat kejantananku lemah tak berdaya sayang" kata Ryan sambil mengusap bibir Shasa lembut.

tanpa terasa mereka sudah sampai di tempat tujuan. "tapi ini belum berakhir ada giliran saat aku akan membuatmu mendesah keras dan menyebut namaku, sayang" kata Ryan dengan nada seperti ingin menelanjangi Shasa. Shasapun hanya menelan salivanya mendengar ucapan Ryan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Wild ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang