Chapter 1
_Vsoo-Destiny_🍃
Di ruangan bernuansa putih dengan bau obat yang menyengat , tepat di ranjang paling pojok terdapat seorang perempuan yang sedang terbaring lemas sambil menatap ke arah jendela . Ia bernama Kim jisoo , gadis berusia 25 tahun yang mengalami kecelakaan akibat mobil yang di kendarai keluarganya terjun menabrak pembatas jalan. Jisoo adalah satu satunya korban selamat, semua keluarganya meninggal termasuk ibu dan ayahnya. Sekarang ia hidup sebatang kara , seluruh keluarga nya sudah meninggalkannya bahkan sanak saudara pun meninggalkan jisoo yang malang.
Jisoo segera memalingkan wajahnya dari jendela dan mengusap air mata yang turun sedari tadi. Jisoo cukup lelah dengan hidupnya, ia lelah seperti ini . Mengapa takdir begitu kejam padanya, apakah ada kesalahan yang ia perbuat di masa lalu ? Padahal selama ini jisoo selalu berbuat baik , ia tak pernah sedikitpun melawan ataupun melukai hati orang tuanya. Apakah dengan bunuh diri hidupnya akan tenang dan semua beban hilang? Ya , ia pikir itu jalan satu satunya yang ia punya sekarang , lagi pula jika ia tak ada pun tak akan ada yang peduli padanya.
Jisoo mencabut selang infus yang menempel di tangannya dengan sekali tarikan. Ia sudah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya , lagi pula untuk apa ia hidup jika semua orang yang ia sayangi pun sudah tidak ada di sisinya. Dengan sisa tenaga yang ia punya , jisoo berjalan keluar dari kamar inapnya . Keadaan di rumah sakit sekarang sepi dan itu menjadi kesempatan jisoo untuk pergi ke laintai atas tanpa ada suster yang memergoki nya.
Langkah demi langkah jisoo susuri , ia menaiki lift untuk lebih cepat ke lantai paling atas di gedung rumah sakit ini. Lift terbuka , jisoo tidak langsung sampai , ia harus menaiki tangga menuju rooftop rumah sakit . Ya, jisoo berencana untuk mengakhiri hidupnya dengan cara terjun dari lantai atas rumah sakit .
Akhirnya yang di tunggu pun tiba , jisoo sudah berada di atap gedung rumah sakit. Angin menghembus dengan tenang , menyibak rambut lurus milik jisoo , serta wajah penuh kesedihan miliknya. Jisoo menutup matanya merasakan angin yang berhembus dengan lembut yang membuat jisoo sedikit tenang , ia terus berjalan menuju ujung gedung rumah sakit , sembari menutup mata jisoo merentangkan tangannya dan terus berjalan. Ini adalah hal yang paling ia tunggu , jisoo sudah tidak sabar lagi untuk segera terjun dari sini. Jisoo membuka matanya setelah ia merasa bahwa posisinya ini sudah tepat di ujung , ia terkagum kagum ketika melihat indahnya kota dari atas gedung , sungguh menakjubkan. Andai kan kehidupan nya seperti itu , indah .
Jisoo sudah siap dengan ini , ia ingin menghitung waktu waktu terakhirnya di dunia. Dengan menutup mata dan merentangkan tangan jisoo segera menghitung dalam hati.
"Satu.. Dua.. Ti..."
"Kalau kau ingin bunuh diri , bukan disini tempatnya.!"
Seketika tubuh jisoo kaku dan terhenti kala ia mendengar perkataan itu , perkataan yang membuatnya menunda untuk mengakhiri hidupnya , entahlah jisoo pun tak tau kenapa ia berhenti padahal ia bisa saja langsung terjun tanpa menghiraukan perkataan pria itu, jisoo masih membelakangi si pelaku pembicara ,tubuh nya entah kenapa menjadi tidak bisa di gerakan untuk berbalik badan pun ia tidak bisa.
"Memangnya kenapa? Apakah aku harus merencanakan tempat dulu untuk mengakhiri hidupku?." Ucap jisoo dingin dengan posisi tubuh yang sama.
"Ck.. kau lucu sekali nona. Apakah tadi aku menyuruh mu untuk seperti itu? Tidak bukan. Aku hanya ingin mengingatkanmu, kau tidak boleh bunuh diri disini." Ucap pria itu meremehkan.
Jisoo sedikit naik pitam, ia geram dengan perkataan pria tadi dengan susah payah jisoo akhirnya berbalik ia ingin melihat siapa orang yang menghalanginya itu.
Jisoo menatap mata coklat nan indah milik pria itu , jisoo menatapnya tajam.
"Memangnya kenapa!? Aku ingin bunuh diri disini atau bukan pun bukan urusan mu!" Ucap jisoo sedikit menantang. Peria itu hanya menggeleng kan kepalanya kala mendengar ucapan jisoo.
"Ck... Justru itu menjadi urusan ku nona."
"Memangnya kau siapa hah!? Berani sekali melarang ku untuk bunuh diri disini." Ucap jisoo , ia sudah sedikit kesal , kenapa untuk mengakhiri hidup pun susah, cukup hidupnya saja yang susah tidak dengan ini. Ia sudah cukup lelah dengan hidupnya.
"Aku pemilik rumah saki ini. Bagaimana? Hm.. kau masih ingin mengakhiri hidup mu disini?" Ucap pria itu dengan tatapan tajam dan menakutkan. Jisoo yang mendengar itu sedikit kaget , ternya ia sedang berbicara dengan pemilik rumah sakit ini.
"Aku tak peduli! Mau kau itu siapa aku tak peduli! Yang aku inginkan sekarang adalah mengakhiri hidupku , kau tidak berhak untuk melarangku." Ucap jisoo langsung membalikkan badan seperti semula dan segera melompat terjun dari gedung lima lantai itu. Seketika semua pun gelap , ah akhirnya ia bisa bebas dari semua ini.
_TBC_
..
.
DISTENY🍃
___________
Cie gimana ni cerita barunya
Seperti janji gue yang bakalan nge revisi ini cerita,dan sekarang akhirnya tercapai hore🎊
😁
Mohon maaf ni kalo misalkan kalian emang suka sama cerita sebelumnya dari pada yang sekarang,
Alasan kenapa gue nge revisi tu cerita, karena jujur gue sendiri kurang sreg sama cerita gue yang sebelumnya 😵 (padahal gue sendiri yang ngebuat ,bener ga 🤣)
Jadi dulu tu gue buat cerita yang gue sendiri aja ga tau mau gimana alurnya (kan pusing jadinya😵) mau ngelanjutin , tapi ini otak udah mentok:)
Ya udah segitu aja ngebacotnya :v
Jagan lupa buat ngevote ya , vote kalian itu sangat berharga buat kami para penulis yang berjuang mati Matian demi bisa menghibur kalian para pembaca lewat tulisan kami.
Ya udah , udah ko ngebacotnya:)
Selamat membaca.