The Observer {HIATUS}

Kasus 2 : Bola Kristal Sang Peramal

Bagian 4 : Puncak Pertunjukkan

Stan POV
Setelah cukup lama menonton pertunjukkan itu, akhirnya bagian yang kami tunggu tiba. Sang pendaki langit tengah berdiri tegak dengan tangan memegang tongkat penyeimbang, dia berjalan di atas tali tanpa pengaman apapun. Jack memperhatikannya dengan tatapan yang sama sekali tidak beralih darinya. Seketika wajah Jack berubah optimis dan mengajakku untuk segera pergi dari bangku penonton. Kami beralasan ingin pergi ke kamar mandi tetapi perjalanan kami malah menuntun kami ke belakang tenda sirkus itu. Jack mengambil sebuah pengait yang sudah dia buat dari beberapa kawat yang di satukan dan meraih seutas tali yang ada di sekitar kami lalu menyatukannya. Jack melemparkan pengait itu ke atas tenda dan memberikan kami akses untuk mendaki ke puncak tenda pertunjukkan itu.

"Kau siap untuk beraksi?" Jack berkata padaku.

"Aku sudah siap sejak embrioku terbentuk." aku berkata dengan nada mantap.

"Haha–kau memiliki selera humor yang menyenangkan." Jack berkata sambil mulai mendaki ke atas dan aku mulai mengikutinya dari belakang. Kami berdua mendaki tenda besar itu dengan perlahan dan hati-hati karena kami tidak ingin ada orang yang melihat aksi kami. Jack telah memilih tempat paling tertutup untuk aksi memanjat kami dan itu sangat membantu. Tidak lama kemudian Jack dan aku telah sampai di puncak tenda itu. Jack meraih pengait yang tadi dia lempar dan merobek atap tenda itu untuk memberikan kami akses untuk mengamati pergerakan orang-orang sirkus itu. Tidak lama kemudian sesuatu yang mencurigakan terjadi. Beberapa orang mencurigakan bergerak ke arah pintu-pintu keluar dan menguncinya. Jack menatap pemandangan aneh itu dengan penuh kecurigaan.

"Mereka mengunci seluruh akses keluar dari tempat ini." aku berkata pada Jack yang masih memperhatikan kejadian itu.

"Ini buruk, sangat buruk. Kau ingat racun yang di gunakan sang pembunuh untuk membunuh pria tua itu?" Jack berkata sambil membakar pipa miliknya.

"Racun novichok bukan? Memangnya apa kaitannya racun itu dan rencana penjahat yang tengah kita kejar?" aku bertanya dengan rasa penasaran yang luar biasa.

"Kurasa mereka akan menggunakannya lagi. Tetapi kali ini targetnya adalah seluruh penonton." Jack berbicara dengan asap yang mengepul keluar dari mulutnya. "Nah, kurasa kita harus bergerak sekarang. Kau bawa senjata yang kubelikan?" Jack berkata sambil mengalihkan wajahnya padaku.

"Tentu saja." aku berkata sambil mengambil kotak besar yang sedari tadi kubawa di punggungku.

"Aku butuh kau untuk menjadi mata di langit, lumpuhkan seluruh penembak mereka. Biar sisanya kami yang urus." Jack berkata sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya, dan tidak lama kemudian dia menekan tombol kirim. "Kau sudah siap?" aku menjawab pertanyaan itu dengan anggukan kecil dan senapan laras panjang yang sudah di kokang. Jack mengeluarkan sebuah benda yang berbentuk seperti granat. "Saatnya beraksi." Jack melompat ke bawah sana dengan dengan tangan kanan menggenggam tali dengan pengait yang sudah di kaitkan di atap dan tangan kirinya melempar benda yang berbentuk seperti granat tadi. Seketika seluruh ruangan itu dipenuhi dengan dua hal. Asap yang mengepul keseluruh penjuru ruangan dan riuh tepuk tangan penonton yang tidak tau apa-apa. Aku bisa melihat dari gelapnya asap yang mewarnai seluruh panggung ada tiga orang yang kukenal tengah bergerak meninju satu-persatu orang sirkus itu. Tak lama kemudian di panggung bagian atas aku bisa melihat muncul beberapa badut dengan pakaian sirkus tengah membidik rekan-rekanku dengan snipernya.

"Tidak dalam pengawasanku keparat!" aku mulai menembakkan peluru dari senapanku yang sudah di lengkapi dengan peredam, aku mengarahkan tembakanku ke lengan para sniper itu. Membuat mereka tidak dapat membidik untuk beberapa bulan kedepan. Aku kembali memperhatikan para badut yang memegang senjata. Aku terus menembakkan senapanku ke arah penjahat ber-topeng itu. Aku adalah matanya–mata yang akan mendukungnya.