Kasus 1 : Kirimian Kematian

57 4 4
                                    

Bagian 2 : dua kasus, satu kunci.

Mentari terbit dari ufuk timur, menghalau kegelapan yang mencengkeram kota kecil itu. Jauh di dalam kota kusam itu berdiri sebuah rumah sederhana yang di himpit rumah-rumah megah di kanan dan kirinya. Rumah itu adalah rumah milik Jack. Rumah itu kosong karena sang pemilik rumah telah pergi ke suatu tempat 3 jam sebelum mentari terbit. Suasana jalan yang lumayan kosong membuat sebuah mobil taksi berwarna kuning terlihat sangat mencolok di antara jalanan aspal yang berwarna kelabu. Mobil taksi itu berhenti di depan rumah sederhana itu. Seseorang dengan mantel berwarna coklat dan rambut hitam yang tersisir rapih turun dari taksi itu. Pria itu berjalan menuju rumah sederhana itu, dia meraih sebuah anak kunci dari saku mantelnya dan menusukkannya di sebuah pintu mahoni berwarna hitam dengan tulisan nomor 221. Pria itu masuk ke dalam dengan keadaan lelah. Dia berjalan dengan perlahan dan menjatuhkan tubuhnya yang ramping ke sebuah kursi santainya. Dia mengambil sebuah pipa berwarna hitam dan membakarnya. Pria itu menghirup pipanya sebagai penenang.

"Fuhhh–benar-benar hari yang melelahkan." pria itu berkata pada dirinya sendiri. Dia meraih telepon genggamnya dan mengurutkan beberapa nomor yang ada, dia berhenti di sebuah nomor bertuliskan Stan Lee Richardson. Dia menekan tombol panggil, terdengar beberapa nada memanggil hingga akhirnya teleponnya tersambung. "Perubahan rencana–datang kerumahku sekarang juga. Mereka bergerak lebih awal." pria itu berbicara dengan nada serius. "Kalau bisa kau sudah sampai dalam waktu 15 menit–ya baiklah." pria itu menutup teleponnya dan kembali menaruhnya ke dalam saku mantelnya. Pria itu menghisap pipanya sambil berpikir.

Kurang dari setengah jam kemudian seorang laki-laki paruh baya sampai kerumah itu. Dia masuk ke dalam kamar sang pemilik rumah. Dia bisa melihat seorang pria tengah tertidur di atas sebuah kursi kayu. Pria pendatang itu mencoba untuk membangunkan temannya. "Hei, kawan apa yang terjadi padamu?"

Pria yang tertidur itu mulai terbangun dan tersenyum. "Ah–kau terlambat." pria itu mulai membenarkan posisi duduknya.

"Apa yang terjadi padamu Jack?" pria pendatang itu berkata pada temannya yang telah terbangun.

"Begini teman baikku. Setelah aku pulang dari restoran bersamamu kemarin, aku terpikirkan satu hal lagi. Jadi aku tidak langsung pulang, aku pergi ke kantor polisi untuk menemui Kapten Steve. Aku meminta alamat rumah opsir Dunts dan aku menyusup masuk ke dalam rumahnya untuk mencari satu bukti terakhir. Awalnya semua sesuai perkiraanku, aku berhasil menemukan apa yang aku cari hingga tak lama kemudian dua orang datang. Salah satunya adalah opsir Dunts tetapi yang satunya lagi aku tahu betul seberapa berbahayanya dia. Aku berusaha untuk bersembunyi dari mereka tetapi mereka menyadari adanya penyusup di rumah itu, pria itu membuka sebuah botol senyawa–efeknya benar-benar membuatku pusing dan lemas. Tetapi tenang saja aku sudah mengambil buku obat-obatan dari perpustakaan dan melaksanakan operasi kecil-kecilan untuk mengeluarkan racun yang telah masuk kedalam tubuhku. Aku baru bisa kembali kemari 1 jam yang lalu."

"Ya tuhan–seharusnya kau bilang padaku untuk menemanimu. Kau tahu aku bisa membantumu bukan."

"Tidak, tidak, aku harus memastikan seluruh staminamu tidak terkuras untuk hari ini. Kau memang bisa membantuku tetapi bukan dengan menyingkirkan racunku, tetapi dengan membantuku menangkap mereka berdua."

"Kau sudah tahu apa yang kau kejar bukan? Sebenarnya kau sudah tahu dari cukup lama bukan?"

"Kau benar-benar mengenalku kawan. Sekarang bersiaplah. Kita akan mengungkap dua kasus dengan satu kunci." Jack meraih syal dan tongkat berwarna hitam miliknya. "Aku butuh staminamu untuk melakukan pengejaran."

"Tenang saja, aku siap 100% untuk kasus ini."

"Itu baru semangat. Sekarang ayo bergerak."

Kami berdua pergi menggunakan satu mobil nissan berwarna hitam yang telah sedikit kumodifikasi agar tahan peluru dan api. Stan menyupir dengan baik sedangkan aku mengamati di kursi samping.

The Observer {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang