«06»

41 4 3
                                    

Anez menaiki tangga dengan tidak semangat. Tadi dia memutuskan untuk kerumah Kavin dan berniat untuk menginap. Di bawah ia bertemu Bunda dan tanpa dijelaskan pun Bunda juga tau apa alasannya. Karena ini bukan sekali dua kali Anez menginap di rumahnya.

Tangannya membuka pintu kamar di lantai dua lalu masuk tanpa ragu. Lampu dikamar ini tak begitu terang tapi mata Anez masih bisa menangkap ada seseorang yang tengah sholat dengan khusyuk.

Anez duduk di tempat tidur king size disampingnya. Masih tetap diam memperhatikan gerakan sholat lelaki itu yang tak pernah terlihat terburu-buru. Saking khusyuknya, lelaki itu sampai tak sadar ada seseorang lain yang masuk ke kamarnya. Can we call him 'imam idaman'?

Setelah selesai dengan sholatnya, lelaki itu mengangkat kedua tangannya bersiap untuk berdoa.

"Jangan lupa doain gue Vin, biar hidup gue selalu bahagia"

Kavin sedikit terkejut mendengar suara Anez. Ia menoleh kebelakang dan mendapati Anez yang duduk bersandar di kasurnya. Tak ada senyum atau sepatah katapun yang terucap dari Kavin, ia lalu menyelesaikan doanya yang sempat tertunda.

"Amiin" Kavin mengusap wajahnya lalu berdiri memperbaiki posisi sarung yg ia kenakan.

"Udah sholat lo?" Tanya nya sambil mendekat ke meja lalu mencuri pandang keluar jendela. Ia mengangguk setelahnya mengerti situasi apa yg terjadi.

"Lagi gak sholat" "lo tadi doain gue kan?"

"Iya, semoga lo cepet-cepet diberi kesadaran sama Allah biar gak pulang malem terus!" Jawabnya yang kini sudah bersiap duduk kembali diatas sajadah dengan sebuah Al-quran di tangan kanannya.

"Cihh lo pikir lo udah yang paling bener ha?"

"Senakal-nakalnya gue, seenggaknya gue gak pernah ninggalin kewajiban gue sebagai seorang muslim gak kayak lo. Sholat masih bolong-bolong"

Anez merengut, merasa tertohok dengan ucapan Kavin. Ya memang benar, selama ini ia masih sering meninggalkan sholatnya. Berbeda dengan Kavin. Cowok yang suka keluar malem dengan tampang preman ini, tak pernah sekalipun meninggalkan sholatnya. Bahkan ia masih sempat untuk membaca Al-quran seperti sekarang ini.

"Lo tidur gih, dah malem. Hidupin aja lampu yang gede kalo gak bisa tidur"

Anez tak mengindahkan ucapan Kavin. Ia langsung masuk ke dalam selimut dan memejamkan matanya. Kini mata Anez sudah benar-benar memberat. Ditambah dengan suara merdu Kavin yang tengah membaca setiap ayat dalam surah An-Nisa bagaikan nyanyian pengantar tidur bagi Anez.

###

Kavin menuruni tangga menghampiri abangnya yang tengah serius menonton film.

"Gue keluar dulu bang," ucapnya sambil menuang segelas air putih lalu menghabiskannya dalam sekali teguk.

Laki-laki yang berkulit gelap seprti Kavin itu menoleh ke adiknya.

"Kata bunda lo baru aja pulang" ucapnya dingin.

"Gue tadi pulang karena mau sholat. Sekarang mau ketemu temen lagi. Nanti juga pulang jam 2an."

"Jangan keseringan keluar main malem malem. Keciduk polisi, gak akan gue bantuin lo!"

Kavin mengangguk tak peduli lalu berjalan mengarah ke pintu depan. Tak lupa tangan kanannya meraih helm yang berjejer rapi di dekat mini bar di dapur.

"Ohiya Bang Kala, di kamar gue ada si Anez. Jangan masuk kamar gue sembarangan lo!"

"Hmmm"

Cowok yang dipanggil Bang Kala itu hanya berdehem dengan mata yang tak lepas dari layar TV. Tapi sedetik kemudian kepalanya terangkat menoleh ke lantai atas.

The Last JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang