THREE

137 38 12
                                    

Jihoon yang masuk ke dalam kelas dengan emosi yang meledak-ledak, melemparkan kertas yang sudah ia remukkan ke hadapan Guanlin.

"Apa masalahmu denganku, hah?! " Jihoon menggebrak meja Guanlin yang awalnya tertawa bersama Woojin. Guanlin menoleh dan kemudian tersenyum tanpa dosa sembari mengangkat bahunya acuh.

"Kau bajingan tengik!!! Aku tidak pernah mempermalukanmu tapi kenapa kau mempermalukanku?! " Jihoon sangat marah dan Woojin yang ada di sana menatap horror ke arah Jihoon yang tampak meledak.

Sedangkan Guanlin, lelaki itu hanya bersantai seakan-akan ucapan Jihoon adalah hanya angin lalu.

"Jihoon, tenangkan dirimu, " Woojin mencoba menenangkan Jihoon dengan berkata pelan lalu ia menyikut lengan Guanlin.
"Apa yang kau lakukan padanya, brother? " lagi-lagi guanlin hanya mengangkat bahunya acuh yang mana membuat jihoon ingin mencakar dan menonjok pria yang ada di hadapannya.

"Sialan kau, Lai!! Wajah jelek seperti anjing saja sudah belagu!"

Tentu saja jihoon bisa membuat pria yang ada di hadapannya itu marah juga

"Dan otak udang yang penuh kotoran saja sudah merasa pintar! Dasar, stupid!" Guanlin yang dikata-katain seperti itu menatap tajam ke arah jihoon. Jihoon pun hanya tersenyum sinis. "Rasakan itu, bodoh!"
Woojin hampir tertawa mendengar seluruh hinaan jihoon untuk guanlin.

Seluruh murid yang ada dikelas pun hanya menatap kagum ke jihoon dan mulai bisik-bisik. Baru kali ini ada seseorang yang berani menghina guanlin secara terang-terangan dan tentunya di hadapan teman-temannya.

Jihoon yang merasa sudah menang pun mulai berjalan menuju bangkunya. "Jangan ganggu aku lagi, brengsek! " makian terakhir jihoon untuk guanlin sebelum ia duduk.

Sekarang giliran guanlin yang bangkit dari kursinya dan menghampiri meja jihoon. "Apa yang kau katakan?! Coba ulangi? " ucap guanlin dengan suara yang merendah dan tatapan tajamnya. Tapi itu semua tidak membuat takut untuk seorang park jihoon.

"Kau ingin aku mengulanginya, lai guanlin? " jihoon dengan senyum mengejeknya menatap guanlin. "Sialan kau! " hampir saja guanlin ingin menarik lengan jihoon untuk memberi pemuda manis itu pelajaran tetapi pada saat itu juga dosen datang untuk mengajar.

"Tunggu pembalasanku, bitch! "

"Dengan senang hati aku menunggu, stupid" jihoon yang tak mau kalah membalas perkataan guanlin. Guanlin tidak menjawab. Ia menyimpan dendam pada jihoon. Karena pemuda itu, harga dirinya jatuh sejatuh-jatuhnya dan ini di depan woojin. Ia pasti akan diledek habis-habisan jika woojin memberitahu hal ini kepada teman-temannya.

******

Pada malam harinya semua anggota most wanted sedang berada di kediaman guanlin. Ah, lebih tepatnya sekarang mereka berada di kamar guanlin.

"Kau tahu tadi guanlin dihina oleh jihoon di kelas. Hahaha!! Aku yang melihatnya saja ingin tertawa!" Ahh, benar dugaan guanlin, woojin pasti memberitahukan hal tersebut kepada teman-temannya.

"Jika kalian melihatnya, pasti kalian akan tertawa! Jihoon benar-benar menghinanya! "
"Sudahlah, jin! Kau mempermalukanku, sialan! " guanlin melempar guling yang ada di dekatnya ke arah woojin yang masih tertawa sembari memegang perutnya.

"Kau pasti melakukan sesuatu padanya, guanlin. Tidak mungkin dia menghinamu jika kau tidak mengganggunya, " jinyoung melirik ke arah woojin yang wajahnya sudah merah padam.

"Kau jangan terlalu banyak tertawa, jin! Nanti kau bisa mati! " ucap guanlin tanpa mengindakan perkataan jinyoung.

"Kau sendiri yang mencari masalah padanya karena kau meletakkan kertas itu di punggungnya 'kan? " terka jinyoung sembari memutar bola matanya jengah.

"Darimana kau tau? " Tanya guanlin dengan wajah pura-pura tidak mengetahui apapun. "Kau pikir aku bodoh? Kau meletakkan kertas itu di punggungnya dengan tulisan 'I'M STUPID BITCH' dan kau pikir aku tidak tau? "

"Kau menguntitnya? " tebak guanlin
"Aku melihatnya sendiri, guanlin. Saat dia ingin kembali ke kelas, aku ingin memberitahu ada sesuatu di punggungnya. Tapi ternyata si sok pahlawan itu sudah mendahuluiku, " jinyoung bersandar dengan malas di sisi ranjang.

"Sok pahlawan? Lucas maksudmu? " tebak Samuel. "Sudah jelas itu lucas. Jika bukan lucas, tidak mungkin wajahnya seperti burung kejepit sekarang! " ejek woojin yang didapat kekehan kecil dari minhyun. "Benarkan apa yang kukatakan, minhyun? " minhyun hanya terkekeh kecil dan menggangguk.

"Selagi saranku masih gratis. Lebih baik kau dekati dia dan rebut hatinya."

"Tidak mudah mendekatinya, brother! Dia bukanlah pemuda sembarangan. Jika aku mendekatinya, yang ada dia terlihat jijik padaku! " kesal jinyoung. Ia mengambil ponselnya dan mendapat ada pesan dari ponselnya. Ia tersenyum sendiri dan akhirnya tidak berbicara apapun.

"Aku tidak percaya bahwa kau benar-benar menyukai jihoon. Bahkan kau sudah punya kekasih tapi masih menyukai yang lain. Dasar Playboy! " woojin kembali mengejek jinyoung tetapi tak digubris oleh jinyoung yang memilih diam dan sibuk dengan ponselnya.

"Sudahlah, kenapa kalian malah membahas tentang pemuda itu? Biarkan saja dia. Toh dia juga sudah malu, " ucap guanlin. Ia mulai berbaring di ranjangnya dan mengusir Samuel yang berada di atas ranjang.

"Pergi kau! Aku mengantuk! "
"Bajingan kau, lai! " Samuel berdiri dan kemudian duduk di sofa bersama yang lainnya.

Mereka setiap malam pasti akan berkumpul di rumah guanlin yang kekayaannya tidak akan pernah habis tujuh turunan. Dan sekarang mereka memiliki rencana untuk mengadakan acara di rumah guanlin mengingat besok adalah tahun kelahiran pria itu.

Guanlin yang sudah terjun ke alam mimpi, tidak sadar bahwa teman-temannya sedang mengusili dirinya yang sedang tidur.

"Jika dia tau, perang ketiga sepertinya akan terjadi, Hihihi... " woojin terkikik geli saat  sudah mengambil foto guanlin yang sedang tertidur dengan mulut terbuka.

"Kalau divideo dia sedang mengorok, sepertinya akan lebih bagus"

"Hahaha!!! Sialan! Ini terlalu lucu hingga rasanya ingin menangis! " jinyoung tertawa tertahan saat melihat video yang telah direkam oleh woojin.

"Sudahlah, man! Kalian selalu mengganggunya. Yang ada leher kalian akan patah nanti jika dia tau apa yang kalian lakukan, " minhyun dengan santainya berkata saat Samuel yang sudah terpingkal-pingkal tertawa karena ulah dua orang usil itu.

"Tidak apa-apa. Kita akan mengucapkan selamat pagi di grup kita dengan mengirim ini," woojin mensave video yang telah dia rekam dan tertawa jahat.

"Pasti dia akan malu!" Minhyun yang melihat hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tau jika itu sudah dibagikan oleh mereka di grup nanti, pasti akan berisik dengan celoteh dan caci-maki dari lelaki yang tengah menjadi korban keusilan mereka. Ralat, dirinya tak termasuk ke dalam 'mereka'.

TBC

Yuhuuu...
Akhirnya chapter tiga update juga..
Kalau mau aku fast update jangan lupa comment and vote ya hehe...

Comment kalian bikin aku buat semangat up.

      
050719

der Feind [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang