FOUR

133 29 9
                                    

"Lucas, lain kali kau membawa makanan lebih banyak agar bisa berlama-lama disini" Jihoon, pemuda manis itu memakan makanan yang dibawa Lucas dua setengah jam yang lalu.

"Aku sudah membawa makanan banyak, Jihoon. Apa perlu aku membawa tokonya sekaligus agar kau puas? " canda lucas yang didapat senyuman malu dari jihoon.

"Kalau menurutmu itu lebih bagus, ya lakukan saja" jihoon memakan ayam yang ada di tangannya sembari berbicara. "Tenang, akan kubawakan khusus untukmu" lucas tersenyum

"Eumm... Ji, aku ingin me---mengatakan sesuatu padamu" jihoon menoleh dan mengangkat sebelah alisnya. "Hmm, katakanlah" sembari mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

"Eumm... Aku takut kau nanti akan membocorkan rahasiaku" lucas menyenggol lengan jihoon dan didapati mata yang melotot dari pemuda manis itu.

"Kau meragukanku?"

"Iya. Aku meragukanmu. Tapi aku juga ingin berbagi cerita agar kau tahu. Aku takut kau akan mengadu pada orang itu, "

"Untuk apa aku mengadu. Cepat ceritakan padaku apa yang ingin kau sampaikan! " jihoon mengarahkan tubuhnya untuk menghadap lucas

"Apa ada seseorang yang menganggumu? " tebak jihoon. Lucas terdiam sejenak dan menggeleng pelan."Tidak ada yang menggangguku. Aku menyukai seseorang. "

"Hah?! Siapa?! " jihoon menguncang bahu lucas karena terkejut mendengar penuturan lucas beberapa detik yang lalu.

"Kau jangan bercanda, lucas. Tidak mungkin laki-laki sepertimu bisa menyukai seseorang. "

"Aku serius, jihoon. Aku benar-benar menyukai seseorang itu dan kau tau siapa? Dia adalah... " lucas menggantung ucapannya dan menatap mata jihoon dalam. Jihoon yang ditatap seperti itu merasa malu sekaligus canggung.







"Kim jungwoo. Aku menyukainya, " kalimat itu sudah membuatnya lega dan secara tak sadar jihoon menghembuskan nafasnya kuat-kuat.

Setelah lega mendengar kalimat itu, ia kembali dikejutkan dengan nama yang membuat lucas menyukai pemuda itu.

"Kau menyukainya? Serius?! " jihoon tak kuasa menahan keterkejutannya karena nama yang disebutkan lucas adalah salah satu nama yang menjadi musuhnya

"Aku serius, jihoon. Aku sudah tau bagaimana reaksimu nanti. Tapi itulah kenyataannya, aku menyukainya dan itu tidak bisa merubah hatiku."
"Tapi ingatkah kau kalau dia pernah mempermalukanmu?! Jangan bodoh, lucas! "

Jihoon merasa tidak setuju dengan pemuda pilihan lucas. Jika pemuda lain, mungkin ia masih bisa memakluminya. Tapi jungwoo? Pemuda itu seharusnya tidak menjadi lelaki yang disukai lucas.

"Aku tau ini salah! Tapi semenjak ia memperlakukanku seperti itu, aku merasa ada yang aneh. Dia memang menggangguku, tapi perlakuannya begitu beda. Aku merasa sepi jika dia tidak menggangguku walau hanya sehari, "

"Jangan bodoh dan tolol, lucas! Kau pernah dipermalukan dan dibully olehnya lalu dia mengganggumu! Sepertinya ada yang salah dengan otakmu! Haruskah aku membuka kepalamu dan mengecek otakmu? "
Jihoon merasa geram dengan pernyataan yang lucas katakan

Ia tau jungwoo selalu mengganggu lucas. Bahkan pemuda itu dulu pernah membully lucas dengan sangat keterlaluan. Ia ingat sekali saat dikantin, jungwoo datang dan dengan tidak berperasaan pemuda itu menumpahkan minuman soda ke kepala lucas lalu menjelek-jelekkan lucas dengan fisik yang tak seberapa dan membuat lucas harus dirawat dirumah sakit beberapa minggu.

"Jangan berlebihan, jihoon! Aku tau sebenarnya dia ada perasaan padaku tapi tidak ingin mengakuinya. Atau kau yang cemburu karena aku menyukainya? " lucas menggoda jihoon yang malah mendapat tatapan tajam.

"Tingkat kepercayaan dirimu sangat tinggi, bung! Untuk apa aku cemburu? Aku hanya tidak suka kau menyukai pemuda seperti itu! " ucap jihoon dengan ketus.

"Aku tau niatmu baik. Tapi perasaanku dengannya tidak bisa dibohongi dan biarlah ini menjadi rahasia kau, aku, dan hatiku" ucap lucas dengan nada yang tiba-tiba mendadak lesu.

"Jangan berkata seperti itu, cas! Kau membuatku sedih! " jihoon menepuk bahu lucas, berusaha untuk mencairkan suasana dengan sedikit nada gurauan.

"Oke, ini sudah malam. Lebih baik aku pulang" ucap lucas yang tiba-tiba semangat. "Kau tidak ingin menginap? "

"Tidak. Aku tidak ingin mengganggumu. Lagipula ada sesuatu yang harus kubeli, " lucas berdiri dan disusul oleh jihoon.

"Ahhh... Kalau begitu hati-hati dan terima kasih makanannya. Lain kali belikan stok makanan untukku lagi, " canda jihoon dengan terkekeh pelan.

"Hahahaha, aku akan membeli tokonya juga untukmu, "

"Belikan saja. Nanti kau rugi, aku yang untung! " mereka berjalan hingga ke ambang pintu dan saat lucas sudah berada di luar, ia menjentikkan jarinya.

"Oiya, ingat rahasia tadi jangan beritahu siapapun! "

"Siapp boss!! " jihoon hormat layaknya majikan dan bawahan

"Hahahaha, aku pulang dulu, " lucas mengacak-acak rambut jihoon yang membuat pemuda manis itu mengerucutkan bibirnya

"Hati-hati! " ucap jihoon dengan ketus. Lucas tertawa singkat dan kemudian berlalu dari sana.

Sebelum masuk kedalam rumah, jihoon memikirkan perkataan lucas sebelumnya dan hanya tersenyum lesu. Setidaknya lelaki itu bisa jatuh cinta, pikirnya dalam hati.

TBC.

Haii aku kambekk!!

Ada yang nungguin book ini gak? Pasti gak ada kan ya hehe:v

Jangan lupa voment ya guys 😉.
Voment kalian bikin aku makin semangat buat up.

See you😘

040819

der Feind [PANWINK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang