6

750 16 4
                                    

Hari yang melelahkan.

Seharusnya aku sudah tahu bahwa ini akan menjadi hal yang berat jika sampai diketahui oleh keluarga, terutama Tante Lira. Sejak Daddy menghubungiku kemarin, Tante Lira memaksaku untuk datang ke kafenya dan mengenalkan Pria itu padanya. Bukan diriku kalau tidak bisa berkelit, dengan alasan banyak pekerjaan dan tidak bisa ditinggalkan, aku tidak datang menemui Tante Lira.

Dan alhasil, sekarang Tante Lira ada di hadapanku. Di ruangan tempatku bekerja. Duduk manis di sofa yang memang ada di ruanganku. Tidak tahu apa yang harus aku ceritakan dari awal. "Jadi kapan kau bertemu dengannya?" tanya tante.

"Lupa tante, mungkin tiga atau empat bulan lalu," jawabku asal. Sebenarnya ini adalah skenario yang aku dan Kevin buat.

"Siapa Namanya? Apa kau mengenal keluarganya? Apa pekerjaannya?" Semua pertanyaan yang bertubi sudah aku tahu pasti akan keluar dari bibir tante Lira yang seksi itu.

"Namanya Kevin. Pekerjaannya seorang dokter anak. Aku baru mengenalnya tiga bulan lalu, jadi belum sampai tahap perkenalan keluarga. Rencananya minggu ini kami akan bertemu keluarganya, tapi ternyata Daddy ingin bertemu dengannya lebih dulu. Jadi mungkin minggu depan aku baru menemui keluarganya." 

Aku lihat mata berbinar Tante Lira saat mendengar ceritaku. Maklum saja karena kekhawatiran Tante Lira akan segera sirna.

"Kalau begitu, kau harus menikah lebih dulu sebelum adikmu." Sudah kuduga pasti Tante akan berpikir seperti ini. Aku tebak, Daddy pasti akan berpikiran sama dengan Tante Lira.

"Tante, aku baru mengenalnya tiga bulan. Dan aku belum tahu apakah kami dapat meneruskan hubungan ini lebih lanjut. Bahkan Tante belum melihatnya, bagaimana bisa membiarkan aku menikah lebih dulu dari Nessa."

"Tante hanya tidak ingin kau dilangkahi oleh adikmu. Tante khawatir dengan gunjingan kerabat mendiang Ibumu." Aku bahkan sudah tidak peduli dengan mereka. Orang-orang yang hanya akan menghampiriku dan keluargaku jika membutuhkan sesuatu saja.

"Aku tidak akan menghancurkan rencana pernikahan Nessa hanya karena aku sudah memiliki pasangan dan mengharuskan aku menikah lebih dulu. Meraka sudah lama mempersiapkan hati untuk dapat membangun rumah tangga, Tan. Dan aku tidak ingin mempertaruhkan hidupku selamanya dengan orang yang belum aku kenal sepertinya."

"Kevin maksudmu? Kenapa kau terlihat tidak yakin dengan Kevin?" tanya Tante mengintrogasiku.

"Bukan tidak yakin, Tan. Hanya saja aku harus berhati-hati dalam berhubungan. Kami baru memutuskan berpacaran bulan lalu, jadi hubunganku masih tahap pengenalan masing-masing karakter. Kalau memang dia bisa membuatku yakin ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya, maka saat itulah aku akan menikah dengannya," jelasku.

Dan seharian Tante Lira di kantorku hanya untuk membahas Pria yang bernama Kevin itu. Kalau bukan karena sekretarisku yang menghampiri dan menjelaskan jadwalku selanjutnya, maka Tante Lira pasti akan ada di ruanganku sampai aku pulang dan menyeretku ke rumah sakit tempat Kevin bekerja.

**

Pagi ini aku sengaja tidak datang ke kantor, karena Rara akan segera keluar dari rumah sakit dan aku sengaja ingin menjemput dan membawanya pulang ke rumahku. Sejak pagi aku sudah berada di rumah sakit dan membereskan semua barang Rara, termasuk album foto keluarganya yang sengaja dibawa oleh Diego. Satu-satunya kenangan Rara yang akan selalu aku jaga sampai dia dewasa dan mengenalkan orang tuanya pada anak-anaknya nanti.

Dan sekarang, di ruangan ini bukan hanya ada aku dan Rara, tapi Kevin dan Aya sengaja meluangkan waktunya untuk sekedar mampir untuk berpamitan dengan Rara.

"Jangan lupa minum obatnya ya, Rara." Nasehat Aya sebelum Rara berpamitan.

"Bukankah dia dokternya? Kenapa kau yang sibuk mengingatkan?" tanyaku sengaja menyinggung Kevin. Kevin mengangkat bahu tidak peduli.

LOVE CONTRACTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang