Bagaimana ini? Aku sungguh tidak tahu kalau Kevin adalah anak dari Om Burhan. Kenapa aku tidak menyelidikinya terlebih dahulu. Asal usulnya, keluarganya, dan juga masa lalunya. Kenapa ini tidak terpikirkan olehku.
Dan Aya, apa dia tahu kalau Kevin adalah seorang anak pengusaha? Tapi Aya tidak pernah membahas ini sebelumnya. Aya pasti akan memberitahuku kalau dia memang tahu.
Hari yang panjang bagiku, mengingat seharian ini Kevin ada di rumah bersama Daddy dan Tante Lira. Aku dibuat salah tingkah dengan pertanyaan-pertanyaan Daddy kepada Kevin. Bahkan aku sampai harus mengalihkan pertanyaan Daddy yang membuatku tidak nyaman.
Dan ini sudah dua jam berlalu yang terasa seperti 2 hari yang panjang. Daddy dan Tante Lira masih asik bersama Kevin yang sudah aku tinggalkan karena Rara sudah terlihat lelah.
"Ini kamar Rara, kamar Tante ada di sebelah kamar Rara." Aku membukakan pintu kamar Nessa yang sengaja aku dekor ulang.
Nessa yang mengajukan kamarnya menjadi kamar Rara. Mengingat sebentar lagi dia akan menikah dan meninggalkan rumah, Nessa membiarkan kamarnya menjadi kamar Rara yang tepat berada di sebelahku.Kamar Nessa yang dominan berwarna mint, sengaja aku cat menjadi warna ungu kesukaan Rara. Serta aku letakkan tenda kemah kecil berwarna pink di pojok kamar Rara, untuk tempatnya bermain.
Tempat tidur Rara yang sengaja aku desain sendiri, aku buat seperti tempat bermainnya. Ranjangnya sengaja aku buat bertingkat dan ada perosotan menuju ke bawah dari ranjang di atasnya. Dibawah ranjangnya sengaja aku jadikan walk in closed untuk Rara.
"Rara suka?" Aku lihat ekspresinya yang tersenyum senang melihat kamar barunya.
"Suka, Tan.""Tidak heran kalau perusahaanmu merupakan salah satu perusahaan terbaik di negeri ini." Seseorang muncul dari belakangku yang sudah aku tahu siapa itu.
"Jadi, kau tidak usah khawatirkan kelayakan tempat tinggal Rara lagi dan segera pergi dari rumah ini," ucapku ketus mencoba mengusirnya, sejak tadi aku kesal dengan kehadiran Kevin di rumah ini.
"Slow down baby. Aku akan ada di sini sampai makan malam. Karena Daddy mu mengundang Papa dan Mamaku makan malam bersama." Sudah aku duga. Ini pasti akan terjadi bencana. Dan orang yang ada di hadapanku saat ini hanya diam cuek mendengar ajakan Daddy.
"Dan kau menyetujuinya? Kenapa kau tidak mengatakan kalau orang tuamu adalah Om Burhan? "
"Tentu saja aku menyetujuinya. Papa dan Mamaku sudah tidak khawatir lagi mengenai pasanganku. Dan kau tidak perlu khawatir mengenai pasangan di acara pernikahan adikmu. Soal orang tuaku, kau tidak pernah bertanya tentang mereka, jadi aku tidak perlu menjelaskannya padamu."
"Apa kau tahu tentang perjodohan kita sebelumnya? perjodohan yang direncanakan orang tua kita beberapa bulan lalu?" Aku bertanya menyelidik, karena semua seolah disengaja tapi aku yakin Daddy dan Om Burhan tidak pernah terkait dalam rencanaku ini.
"Benarkah? Mama tidak pernah memaksaku untuk kencan buta bersamamu. Jadi aku tidak pernah tahu kalau kita dijodohkan. Kalau kau menolak perjodohan itu, berarti kita tidak pernah bertemu dan kau tidak ada di dalam list calon menantu Mama," lagi-lagi Kevin menanggapi percakapan ini dengan santainya.
"Dan sekarang kau menyetujui perjodohan ini? Kau menyetujui akan menjadi suamiku?" Aku tidak terima Kevin menggampangkan kejadian hari ini.
Saat ini aku dan Kevin sudah ada di dalam kamar Rara membahas apa yang terjadi hari ini. Dan Rara sedang asik dengan mainan barunya di dalam tenda.
"Kenapa kau tidak suka, Atha?" Kevin seolah ingin memastikan perasaanku.
"Karena aku tidak mencintaimu." Jawabku singkat.
"Aku juga." Aku tahu kalau Kevin memang tidak memiliki perasaan itu terhadapku. Kami baru mengenal beberapa Minggu ini.
"Lalu kenapa kau terlihat baik-baik saja saat ini? Saat sebuah pernikahan terlihat jelas di hadapan kita?" Aku tidak habis pikir kemana jalan pikirannya Kevin ini.
"Karena aku tidak perlu pusing lagi mendengar ocehan Mama mengenai perjodohan. Dan karena itu kau, jadi aku tidak mempermasalahkannya."
"Bagaimana bisa? Kau pikir pernikahan itu permainan? Setelah kau bosan, kau bisa tinggalkan."
"Setidaknya kau menjanjikan untuk masa depanku dan anak-anakku nanti. Kau wanita yang baik, kau perhatian, dan penyayang. Dan kau peduli. Itu cukup untuk menjadi istriku selamanya."
Aku hanya menatap Kevin tidak percaya. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Dengan wajah yang datar, cuek, dan tidak peduli. Dan aku harus menjalani sisa hidupku dengannya. NO!!
"Kita akan tetap pada kontrak sebelumnya. Dan aku tidak akan pernah mau menikahi pria playboy yang tidak pernah bisa mencintai satu orang wanita selama sisa hidupnya sepertimu." Kataku tegas dan berlalu pergi meninggalkannya, ikut bermain bersama Rara di dalam tenda.
**-TBC-
09.06.19
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE CONTRACT
RomanceLalitha (Atha) terpaksa meminta bantuan sahabatnya untuk mencarikannya pasangan. Bukan karena kesepian tidak memiliki pasangan, namun keputusan adiknya untuk menikah dengan pujaan hatinya memaksanya untuk terlihat baik-baik saja di depan keluarga da...