(Sepuluh) ⚠

962 68 9
                                    

18+

Biasanya malam hari akan terasa dingin, tapi sekarang tidak akan merasa kedinginan lagi, kedua pemuda yang saling mencari kenikmatan sampai lupa segala hal.

Sang dominan terus memberi kan sentuhan selembut mungkin, dan tak membiarkan Woojin untuk tenang sedikit pun.

"Niel Hyung.."

Suara lemut Woojin mengema di kamar yang untungnya kedap suara itu, dia hanya bisa pasrah saat Daniel dengan gencar memberikan kecupan dimana-mana.

Woojin menggigit bibir bawahnya, saat merasa miliknya terus ditekan oleh tangan kekar Daniel.

"Kau sudah membelinya, jadi mari kita gunakan", Woojin mentap Daniel yang sudah sangat terangsang itu, dan dia hanya bisa terdiam menerima.

Kemeja milik Woojin terlepas, Daniel pun segera melepas pakaiannya, dan mereka sama-sama masih menggunakan celana.

Woojin menduduk kan dirinya, dia menahan desahan sambil meremas rambut Daniel, yang sedang asik bermain di kedua nipelnya.

Daniel akhirnya mendorong pelan Woojin, agar kembali untuk berbaring dan mulai menurunkan celana milik Woojin, pemiliknya merasa bebas karena miliknya yang sudah menggelembung dari tadi.

"Hemm, ahh..."

Dengan cepat Daniel melumat bibir merah itu, Woojin tak bisa menyeimbangi ciuman panas yang diberikan Daniel.

Tangan Daniel mengelus seluruh permukaan tubuh mulus Woojin, dari nipel yang terus dia mainkan sampai turun ke bawah, menggegam milik Woojin yang terlihat sudah mengeras.

Woojin meremat kencang lengan Daniel, ciuman mereka pun terlepas, Woojin yang masih mencari udara itu tak merasakan, bahwa kakinya sudah terangkat karena Daniel yang mencari lubang sempit Woojin.

"HYUUNGG....?" Terkejut dengan gerakan Daniel, Woojin merasa ada seseuatu yang ingin masuk ke dalam lubangnya.

"Ini akan mempermudah Woojin"

Keringat sudah membanjiri tubuh mereka, Woojin memejamkan mata saat dia merasa satu jari Daniel masuk.

"Ahh.. ini aneh..", Woojin sebenarnya malu karena dia harus melebarkan kakinya di hadapan Daniel.

Woojin kembali meringis saat dua jari Daniel masuk, "Hyungg..." Daniel segera menenagkan dia menciumi leher Woojin dengan lembut.

"Apa kami benar-benar akan melakukannya?" wajah Woojin sangat merah saat ini, jika harus memikirkannya.









•••

Setelah melihat Woojin tenang, Daniel mengerakkan dua jarinya, agar nanti tidak terlalu menyakitkan saat dia masuk.

Woojin merasa tak karuan, dia yang baru pertama kali merasakan sakit tapi sekaligus nikmat, miliknya menegang dan tangan Daniel yang satunya mengocok dengan tempo yang cepat.

"Ah ah ah... Hyungg.."

Teramat keras Woojin meremat pundak Daniel, sampai dia merasa ada seseuatu yang ingin keluar, tangan Daniel terkena cairan yang menyembur dari milik Woojin, tubuh Woojin sangat lemas.

"Hyung tangan mu.." dengan cepat Woojin mengambil tisu disamping tempat tidurnya, dan mengelap tangan Daniel.

Daniel tersenyum menatap Woojin, saat ini Woojin sangat mengemaskan, "Tidak apa-apa, kau sangat indah Woojinan"

BLUSS... wajah Woojin tambah merah, Daniel berucap dengan mengelus lembut ramputnya, menyingkirkan rambut yang menutupi wajah indah itu.

Daniel berdiri dan melepas seluruh pakaiannya di hadapan Woojin, tanpa sadar Woojin menelan air liurnya, melihat milik Daniel yang sudah sangat tegang.

NielCham-- My Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang