ㅡ
Zea keluar dari kamar mandi setelah cuci muka, gosok gigi, dan ganti baju. Sekarang dia memakai kaos hijau polos dan training hitam selutut.
Ia menatap Taeyong yang sedang sibuk dengan sesuatu. Entah apa itu karena saat ini posisinya Taeyong tengkurap di atas ranjang membelakangi Zea.
"He, bagaimana caramu izin pada kakakku?" tanya Zea mendekati Taeyong. Laki-laki itu tidak perlu ganti baju, dari kemarin dia sudah memakai hoodie hitam dan celana panjangnya. Jadi tak apalah.
Zea mengernyit bingung saat tidak ada balasan dari Taeyong. "Hei, aku bertanyaㅡAISH KENAPA KAU BISA MEMEGANG HAPEKU?" Zea segera merebut hapenya dari tangan Taeyong. Laki-laki itu hanya mendengus jengkel saat Zea merebutnya.
"Aku sedang meneliti agar bisa membukanya, tau!"
"Untuk apa? Sudahlah, tadi kan aku bertanya,"
"Bertanya apa?"
Zea menghela napas. "Bagaimana kau minta izin dengan kakakku?"
Taeyong memasang raut berpikir dengan senyum di sudut bibirnya. "Untuk apa izin? Kita akan pergi diam-diam,"
ㅡ
Zea duduk di kursi taman dengan napas terengah. Peluh mengalir di pelipisnya. Taeyong terkekeh melihatnya, kemudian mengambil tempat di samping gadis itu.
Taman saat itu cukup ramai. Tapi, lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Jadi Taeyong bisa aman sedikit. Karena wajah tampannya yang menonjol itu pasti akan membuatnya sulit. Dari tadi saja sudah ada lumayan banyak gadis-gadis yang menatap Taeyong terang-terangan. Bahkan tadi ada dua gadis, salah satunya meminta id line Taeyong tapi laki-laki itu membalas,
"Kalian tanyakan saja pada gadis di sampingku." setelahnya dua gadis itupun pergi.
"Kau haus?" tanya Taeyong.
Zea mengangguk. "Aku jarang olahraga. Jadi rasanya lelah sekali, tapi aku merasa segar juga sih."
"Aku tidak bertanya. Sini, kemarikan dompetmu," Taeyong menadahkan tangannya ke arah Zea.
Zea mendengus jengkel. "Untuk apa?" tanyanya agak ketus. Taeyong tadi memang menyuruhnya untuk membawa dompet.
"Sini dompetnya aku yang pegang. Bayar-membayar itu urusan laki-laki. Sedangkan kondisinya sekarang aku tidak punya uang. Jadi jangan buat aku malu, kemarikan, aku akan belikan minum," jelas Taeyong panjang yang hanya dibalas Zea seperti ini,
Tapi pada akhirnya Zea menyerahkan dompetnya dengan tidak ikhlas.ㅡ
Taeyong kembali dari acara beli minumnya. Namun, ia mengangkat sebelah alis saat melihat seseorang yang duduk bersama Zea.
"He? Siapa laki-laki jelek itu?"
ㅡ
kuotaq abis anj
KAMU SEDANG MEMBACA
i wish i never met you
Fanfiction[on hold] ft. lee taeyong [15+] Apa reaksimu saat gambar yang kau buat jadi nyata? ¡; bahasa [repost] ©2019 by hyuckleeps