O7ㅡ

52 22 23
                                    


"Kau selalu saja seenaknya." protes Zea saat dibawa Taeyong ke depan kompor. Sementara laki-laki itu tersenyum miring.

"Kau yang 'membuat'ku. Jadi kau harus bertanggung jawab." katanya menyebalkan. Zea melotot.

"Dan siapa yang mengira gambarku akan menjadi nyata?!" sewot gadis itu. Benar kan? Ini semua tidak logis. Bahkan Zea sempat berpikir bahwa ini adalah mimpi. Tapi saat dia mencubit tangannya, rasanya sakit. Dia jadi menyesal telah mencubit tangannya.

"Sudah lah, buatkan makanan saja." kata Taeyong ketus. "Ngomong-ngomong, gambar laki-laki di sketchbookmu banyak sekali! Hapus semuanya, kau itu hanya milikku," ujar Taeyong sembari menarik kursi dan duduk di sana.

Lee Taeyong, kali ini kau membuat Zea pingsan untuk ketiga kalinya.








Yang pertama kali Zea lihat saat membuka matanya adalah remang-remang. Ia mengernyit heran saat merasa ada yang berat di atas perutnya.

Buru-buru ia lihat ke bawah. Lalu ke samping.

"HUAAAAAAAAAA!" teriaknya histeris sembari mendorong Taeyong yang ternyata tidur di sebelahnya hingga terjatuh dari ranjang.

"Ak! Sakit,"

Zea memegang dadanya. Jantungnya seperti berdisko di dalam sana.

Jadi? Mereka.. Tidur berdua? Di atas ranjang yang sama??!

"ZEA! ADA APA?!"

Ekspresi malu Zea berubah panik saat mendengar teriakan Doyoung.

"TIDAK APA-APA! TADI AKU TERJATUH DARI RANJANG," teriaknya. Sementara itu, Taeyong berdiri dari jatuhnya dan menatap Zea kesal.

"KALAU BEGITU, CEPAT KELUAR DARI KAMAR. BIBI MENGAJAK KITA MAKAN MALAM!" teriak Doyoung dari luar lagi.

"ZEA CEPATLAH! AKU SUDAH LAPAR TAU!" oh, ini suara Boyoung. Rupanya gadis berpipi chubby itu sudah pulang dari kegiatan perkuliahannya.

"IYA SEBENTAR!" Zea menatap Taeyong yang sedang menatapnya juga. "Kauㅡ"

"Aku bisa kembali jadi dua dimensi lagi. Kau pergilah," kata Taeyong.

"Ah, jadi begitu ya caramu menghilang," gumam Zea. Taeyong mengangkat satu alisnya saat melihat Zea gelisah. "Kenapa?"

"Umm.. kau akan kembali lagi kan?" tanya Zea pelan sembari menunduk, malu.

Taeyong tersenyum tipis, tanpa Zea lihat. "Tentu saja."

Zea menggaruk kepala belakangnya. "Uh, ya sudah. Akuㅡ"

"ZEA! LAMA SEKALI!"

"AKU BELUM MANDI, TAU!"

"NANTI SAJA!"

"Ya sudah, aku pergi dulu," kata Zea dengan wajah kesalnya.







"Hei, bangun,"

"Kim Zea, bangun!!"

"Hoi," Taeyong menggoyangkan pelan tubuh Zea.

"Nghh.. Apa sih?"

Taeyong berdecak. "Cepat bangun, kita akan lari pagi."

"Eung? Lari pagi?" Zea mengucek matanya sebentar, lalu meregangkan tubuhnya.

Taeyong mengangguk. "Ya. Tidak usah banyak bertanya, cepat ganti bajumu!"

Zea berdecak pelan. Taeyong ini sudah seperti ibu-ibu yang tengah membangunkan anaknya untuk pergi sekolah saja!

"Tidak perㅡ"

"Bangun atau kucium,"

Hanya tiga kata bernada tenang tapi mampu membuat Zea segera berlari ke kamar mandi.







BOSEN NIH AQ SAMA ACARA PORAK DI SEKUL MAKANYA APDET

i wish i never met youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang