18. Pertemuan

4.1K 208 2
                                    

Suasana Siang menjadi begitu terik dan setelah azan berkumandang merekapun sholat di Mushola Prambanan,

"Dek kamu ga sholat?" Ucap Azra ke Maya yang sedang melamun sambil memperhatikan sekitar.

"Eh,ngagetin kak, biasa anak cewek" balas Maya sambil nyengir.

Azrapun mengangguk paham, setelah usai sholat merekapun menuju pintu keluar,

Tak jauh dari tempat, Elma melihat sosok yang tak asing, ternyata dia adalah Angga, sontak iapun menyipitkan mata dan menyenggol Maya.
"Dek, itu Kak Angga bukan ya?" Ucapnya sambil menunjuk ke arah seseorang yang membawa tas ransel dan kaos santai.

"Kayaknya iya, coba yuk samperin sambil sekalian ambil kendaraan"

Merekapun mendekati cowok itu yang sadar beberapa orang menuju ke arahnya.

"Hay ? Dek Elma... Maya" sapanya dengan senyum sumringah.

"Hay kak" balas elma dilanjutkan Maya,

"Hay, kog bisa disini kak?"

"Iya ini, nungguin jemputan Pakde"balasnya.

"Deket sini kak rumahnya ?"sahut Elma.

"Iya dek, ga jauh dari Candi Boko, kalian ada acara apa ini?" Balasnya dengan sedikit tanda tanya di benaknya terutama melihat 3 taruna di depannya.

"Eh iya kita lagi jalan-jalan aja kak, o iya kenalin ini temen-temen"

Merekapun perkenalan satu per satu

"Maaf kita duluan ya kak" pamit Elma yang dilanjutkan anggukan dengan yang lain dan berjalan.

"Dek El," suara Angga memanggil

"Iya kak?" Sambil ekspresi bingung

"Hati-hati dijalan"sembari  mengembangkan senyum yang menurut Elma itu manis apalagi dengan giginya yang putih rapi membuat tiap cewekpun akan klepek-klepek.

"Siap kak!" Balas Elma yang langsung berbalik arah agar tak diketahui rona merah di pipinya.

"Cie , ehem" Maya menyenggol Elma.
Sementara salah satu taruna hanya melirik sekilas melihat ekspresi Elma.

Akhirnya mereka berpisah

*Kost Maya
kost Maya kali ini seperti markas, bagaimana tidak, didalamnya sudah ada Geng Traveling Uhuy yang dengan kebebohannya sambil memakan snack.

"Kalian tuh makan mulu, nanti gemuk loh" kata Elma serius tapi justru dia mengambil snack intan.

"Hu...." Mereka serentak sambil menimpuk bantal di badan Elma.
Kini Intanpun tak mau kalah,

"El, kamu juga tuh jangan kebanyakan ngemil, nanti kak siapa tadi .. Angga ya? , Nanti kaget liat kamu gendutan pas ketemuan hehe".

"Apaan sih, aku tuh cuma temenan ya" balas Elma sambil memanyunkan bibirnya.

"Cie, tumben ngambek mbak hehe, temen tapi demen kan?" goda Maya.

"Lumayan kog kak Angga tuh"Hilda menyahut.

"Cie, tumben si ratu jutek akhirnya berkata hehe "intan berkata sambil mengangkat ke dua jari (peace)

"Apaan eh, aku masih manusia normal ya" melotot sambil menimpuk guling ke arah muka Intan yang justru mendapatkan cengiran.

"Eh bentar-bentar ada vc dari calon imam" kata Maya menghentikan aktivitas mereka yang justru membuat Maya bergidik ngeri dengan tatapan para temannya itu.

"Peace bentar ya, kondisikan anti tak ceritain" biasa dengan cengiran andalannya.

Mereka mengangguk paham dan memilih menguping.

"Assalamualaikum dek, dah sampai kost?" Sapa Azra.

"Waalaikumsalam kak, udah,, kalian belum pulang kak?"balas Elma yang diketahui mereka sedang ke suatu toko.

"Ini dek masih nyari perlengkapan sehari-hari"balasnya yang tiba-tiba Febri dari belakangnya melambaikan tangan.

"Hay kak?" Maya sambil tersenyum ke arah belakang Azra yang sontak membuatnya kaget.

"Eh ngapain lu bro ganggu aja" ucap Azra kesal, namun justru membuat Maya tertawa dengan kelakuan ke dua Taruna itu.

"Maaf ya dek, dia orangnya gitu.. o iya katanya Febri mau nitip salam buat temenmu dek" balas Azra yang terdengar jelas oleh Febri.

"Eh, eh engga ding dek, gausah di dengerin si Azra tu" balas Febri yang mengelak dan terlihat salting.

"Hehe iya kak, santai aja" balas Maya.

"Yaudah ya dek, aku pulang dulu ,, besok dilanjut lagi" lanjut Azra.

"Siap kak!" Maya menjawab.
"Eh dek ? Klau pas pesiar kamu mau kan ketemuan ?, Kalau kamu pas Selo aja dek " kata Azra dengan tulus dan ekspresi sedikit tegang.

"Iya kak, insyaallah" balas Maya dengan senyum gingsulnya.

"Makasih dek , assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" balas Maya.

Sementara di tempat lain 3 Taruna itu sibuk membeli perlengkapan.

Pertemuan,
Itu sebatas kebetulan
Atau justru pertanda?
Namun,
Bukankah Ia adalah sebaik-baik pembuat Skenario?

~Elma Fitria Maharani~


Jangan lupa vote and comment ya 😊🙏
Dukungan kalian sangat berarti buat author 😊.

Teruntuk Kostradku (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang