Jenazah pak surya sudah akan di makam kan tapi belum ada tanda tanda kehadiran putra tunggal Atmaja
Nyonya Tika menangis di pelukan kakak nya" yang sabar ya dik, " ucap kakak nya memeluk Tika
"ini sudah gerimis lebih baik kita cepat kuburkan saja" ucap pak ustad tersebut pada keluarga almarhum
"jangan tunggu sebentar dulu pak anak saya masih ada dalam perjalanan biarkan ia melihat ayah nya di kebumikan untuk terakhir kali nya, " ucap tika memelas sambil menangis
"maaf kan saya nyonya tapi sebagai pimpinan dari acara pemakaman ini lebih baik di kebumikan sekarang karna udah gerimis lagian kita udah nunggu anak ibu selama 2 jam, dan langit mulai gelap"
Tika menghelang nafas tak henti henti nya tangisan keluar dari mata nya.
Maafkan ibu nak kali ini kau tak bisa melihat ayah mu untuk terakhir kali nya
"baik lah silahkan di kebumikan, "
Saat jenazah akan di masukkan ke liang lahat seorang pemuda menerobos kerumunan orang tersebut "tunggu," ucap pemuda itu seketika semua orang menatap ke arah nya
Senja menatap pemuda di hadapan nya itu yang menggunakan kaos dan celana panjang tanpa membawa tas ia yakin pria tersebut lupa membawa tas saking panik nya
Tanpa bertanyapun ia masih bisa mengenali pria di hadapan nya adalah cinta pertama nya yaitu Wira atmaja. Betapa senja sangat merindukan sahabat nya tersebut setetes air mata jatuh di pipi nya boleh kah ia merasa bahagia di hari duka ini bisa melihat lagi sahabat nya sekaligus cinta pertama nya
"Wira, " ucap ibu nya nya menangis ke pelukan Wira
"ayah mu dia---"
"ini sudah kehendak tuhan bu, yang tabah bu ayah sudah tenang di alam sana" ucap Wira memeluk ibu nya berusaha menenangkan tapi air mata Wira semakin deras mengalir di pipi nya. Wira menangis tanpa suara
untuk pertama kali nya Senja melihat Wira menangis dan itu membuat hati nya sakit
"kak Kak wira semakin dewasa ya aku sempat ngk ngenalin lo waktu kak Wira datang aku pikir saudara nyonya tika kalo saja nyonya tika ngk nyebut nama nya, " ucap Bela berbisik menatap kagum pada Wira yang berdiri di hadapan nya kak Wira nya semakin tampan dan tetlihat dewasa
"walau wajah dan badan nya terlihat dewasa tapi kak Senja masih bisa ngenalin Wira kok dia kan sahabat kakak dari zaman SD, " ucap Senja berbisik menatap adik nya yang menatap Wira tanpa berkedip membuat Senja kesal karna tak di dengarkan dan menyenggol lengan Bela membuat bela sadar akan rasa kagum nya dan memintap maaf pada Senja karna tak mendengarkan
Pemakaman di lanjutkan walau dalam ke adaan gerimis tidak ada yang membawa payung karna saat mengartar jenazah ke pemakaman hari masih cerah
Wira masuk keliang kubur dan membantu memakamkan jenazah ayah nya. Senja melihat air mata wira tah henti mengalir begitupun dengan nyonya tika membuat Senja iba
"kak aku pulang dulu ya kebelet pipis " ucap bela berbisik pada Senja
"baik lah,"
"tapi kakak nanti naik apa ke rumah kan sepeda motor di bawa aku"
"kakak bisa naik ojek online nanti,"
"oh ya udah, " ucap bela melangkah pergi menembus kerumunan orang dan pergi dari pemakaman tersebut dengan tergesa
Senja menghelang nafas ia mengerti rasa nya di tinggalkan pergi orang yang kita cinta untuk selama nya terlebih lagi Senja sudah merasakan nya 2 kali kehilangan orang yang ia cinta. pertama saat ia SMP di tinggal oleh ayah nya dan ke dua saat dia berusia 20 tahun di tinggal oleh ibu nya, di mengerti rasa sakit yang ia rasakan
Saat ia di tinggal wira untuk pertama kali sampai sekarang ada 3 pertanyaan yang ingin ia tanyakan 1 kenapa wira tak pernah menghubungi nya 2 kenapa wira tak pernah pulang untuk menemui nya 3 apakah wira sudah melupakan persahabatan mereka. Tapi melihat Wira terpukul dan terpuruk untuk pertama kali membuat 3 pertanyaan yang ia sudah ia siapkan sekian lama menguap seketika. Bagi nya sekarang pertanyaan itu tidak penting yang terpenting ia ingin menghibur Wira menghilangkan kesedihan nya seperti yang Wira lakukan dulu saat Senja kehilangan ayah nya
Proses pemakaman selesai mereka membaca doa semua orang pergi meninggalkan pemakaman kecuali nyonya tika dan Wira
Nyonya tika masih menangis di gundukan suami nya membuat Wira menenangkan ibu nya.
"ibu ayo kita pulang, " ucap wira membujuk ibu nya karna hari sudah sore dan gerimis semakin deras tanpa mereka sadari ada satu orang di hadapan mereka yang menunggu mereka
"ibu masih ngk mau ninggalin ayah kamu sendirian ayah kamu pasti kesepian, " ucap tika mengusap nisan suami nya
"bu Wira mohon jangan seperti ini ayah pasti sedih melihat ibu seperti ini. Ikhlaskan ayah. Ayah sudah tenang di alam sana, "
"andaikan kamu mau di jodohkan dan di suruh nikah pasti ayah mu sudah menggendong cucu sebelum ia menutup mata, " ucap ibu nya menatap Wira kecewa dan wira hanya menunduk ia juga merasa bersalah tapi ia tak pernah menyesal karna ia tak pernah mencintai wanita tersebut
Senja mendengarkan perkataan mereka dan ia berusaha menebak siapa kah wanita tersebut yang akan di jodohkan pada Wira. Ah pasti rekan bisnis ayah Wira. pasti wanita itu cantik dan kaya
Ibu nya menghapus air mata nya dan dia berdiri berjalan meninggalkan Wira tak menghiraukan senja di hadapan nya mungkin kedua nya terlalu sedih hingga tak menyadari sosok di hadapan nya.
Wira berdiri dan akan mengejar ibu nya saat sebuah suara menghentikan nya dan berjalan ke arah nya
Senja berdiri di hadapan Wira membuat wira mengernyitkan kening nya
"Wira kamu baik baik jha, " tanya Senja menatap kearah Wira khawatir ia menahan diri agar tidak memeluk Wira karna merindukan sahabat nya itu
"kamu siapa, " tanya Wira menatap datar pada senja
Deg
Entah kenapa hati Senja sakit Wira telah melupakan nya
Senja mencoba tersenyum "ini aku Senja sahabat mu dari SD SMP sampai SMA, " ucap Senja memaksakan senyum nya
"oh kamu Senja maaf aku tak mengingat nya kamu berubah mangkanya aku tak bisa mengenali mu, " ucap Wira datar walau mengatakan maaf tapi dari pancaran mata nya tidak menunjukan penyesalan sedikit pun
"aku pergi dulu mama sudah menungguku di mobil, " ucap Wira melangkah pergi meninggalkan Senja di pemakaman
Hujan turun sangat deras membuat Wira berlari menerobos hujan dan Senja diam mematung. Tidak ada sapaan hangat atau pelukan kerinduan sebagai sepasang sahabat. Bukan kah dulu mereka sangat dekat bahkan pacar Wira saja sampai cemburu pada nya karna Wira lebih mendahulukan nya dari pada pacar nya. Tidak masuk akal jika lau Wira tak bisa mengenali nya buktinya Senja bisa mengenali Wira walau Wira banyak berubah semakin dewasa
Senja menghelang nafas mungkin karna Wira baru saja kehilangan ayah mangkanya ia terkesan dingin dan tidak peduli pada nya. Ia yakin lambat laun sikap Wira akan kembali hangat seperti sebelum nya mengingat persahabatan mereka terjalin sejak lama dan seberapa dekat nya hubungan mereka dulu
Tbc 1100 kata by ismia wardaniIg ismia_wardani
Ini cerita baruku jangan lupa baca cerita ku judul nya poligami itu cerita berdasarkan kisah nyata
Ayo tebak apa yang membuat sikap wira berubah sedingin itu padahal wira dulu sangat menyayangi senja tidak ada api kalo tidak ada asap ayo main tebak tebakan
KAMU SEDANG MEMBACA
MENCINTAI DALAM DIAM
RomancePart tidak lengkap. Lengkap nya di karya karsa Karya karsa @ismiatiwardani Ig .ismia_wardani Pernikahan balas Budi 35.000 Ratna dan Wisnu 35.000 Rafael dan elena 35.000 Ayahku cinta pertama ku 15.000 Hati yang terkoyak 40.000 Luka di hati 25.000 Men...