bab 2

5.8K 425 3
                                    

Hari sudah gelap ketika Senja sampai di rumah Atmaja. Di luar masih hujan dan Senja pulang dalam ke adaan basah. Ia menekan bel dan adik nya bela lah yang membukakan pintu " ya allah kak kenapa pulang dalam keadaan basah seperti ini? "

"tadi hujan dan kakak tidak bawa payung" ucap Senja tersenyum

"ya udah tunggu bentar ya aku ambilin handuk dulu"

tak berselang lama bela berjalan dan membawa handuk menyerahkan handuk pada kakak nya

"kok ramai bel? " tanya Senja yang mengusap handuk ke arah kepala dan tubuh nya

"itu saudara nyonya tika dan tuan surya pada kumpul nunggu tahlilan dan para tetangga yang melayat," ucap bela lalu melangkah di ikuti senja di hadapan nya

Mereka berdua berjalan menunduk membungkuk melewati tamu tidak terlihat  nyonya tika yang menemui tamu semua nya di lakukan oleh saudara dari nyonya tika dan tuan surya

Karna suasana nya yang ramai jadi semua orang tidak menyadari mereka yang berjalan melewati mereka

Senja mengambil handuk yang tergantung di samping kamar mandi  dan melangkah ke kamar mandi

"kak aku keluar dulu ya mau membantu para pelayan lain , " ucap bela

"baik," ucap senja dari kamar mandi

Setelah mandi senja melilitkan handuk pada tubuh nya ia keluar dari kamar mandi dan mengambil baju di kamar mandi lalu ia mengerjakan sholat.  Setelah sholat ia keluar untuk menemui adik nya.

"bela kamu ke kamar ajha kan udah ada kakak kerjain tugas kuliah kamu, " ucap senja

"tidak kak bela ngk enak lagi repot gini masak bela mau santai di kamar, "

"baik lah,  kakak ke atas dulu mau lihat nyonya tika, "

"baik kak, "

Senja ke atas dan mengetuk pintu kamar tika

" masuk, " ucap nyonya tika

Tika tersenyum melihat kedatangan Senja bukan nya tadi di pemakaman ia tak menyadari kehadiran senja tapi ia terlalu sedih untuk sekedar menyapa senja dan tadi ia langsung pergi karna ingin memberikan waktu pada putra nya dan senja

"kemari senja, " ucap tika tersenyum

Senja melirik wira yang duduk di samping tika Wira berdiri dan melangkah duduk di sofa di kamar itu

Senja menghampiri tika dan duduk di kursi tadi yang di duduki Wira "nyonya tidak papa, " tanya Senja hawatir pada tika

"sudah ibu bilang kalo hanya berdua panggil ibu saja, " ucap tika tersenyum

"ah iya bu.  Wajah ibu pucat, " ucap senja hawatir

"ah mungkin kebanyakan menangis, " ucap tika

"mau makan saya ambilkan." ucap senja

"ah tidak senja ibu tidak lapar, "

Wira menatap kedekatan mereka seperti biasa tidak terlihat seperti nyonya dan majikan melainkan terlihat seperti anak dan ibu. Bahkan ibu nya itu mau berbicara setelah dari tadi wira membujuk ibu nya untuk berbicara

"makan ya dari kemarin ibu tidak makan, " ucap senja membujuk tika

Wira yang mendengar itu terkejut
Ibu nya tidak makan dari kemarin tapi keinginan nya ia urungkan karna bebera menit kemudian ibu nya memeluk senja dan menangis keras

"buat apa ibu makan sedang suami ibu sendirian di sana. Dia tidak suka kesepian selalu ada ibu yang menemani  nya. Kami menikah ketika kami lulus SMA kami selalu bersama dan ibu tak bisa bayangkan kalo ibu harus hidup tanpa orang yang ibu cintai. Ibu ngk bisa Senja!! " ucap tika menangis segunggukan

"ibu harus bertahan jika ibu lupa ibu masih punya satu satu nya putra ibu.  Ibu harus tegar dan ibu juga punya senja, "

"Senja ibu takut kalau suatu hari kamu ninggalin ibu, dari dulu ibu selalu ingin punya putri dan di saat kamu datang ke rumah ini bersama ibu kamu ibu sadar sudah jatuh cinta pada mu, " ucap tika

Senja melepaskan pelukan nya pada tubuh tika" Senja ngk akan ninggalin ibu, "

"janji"

"tentu saja, " ucap senja tersenyum

"ah andaikan Wira mendengarkan perkataan ibu dan ayah pasti nya ibu ngk hawatir karna kamu tetaap berada di sisi ibu, " ucap tika melirik Wira dan wira pun membuang muka seakan tak mendengar apa pun

Perkataan tika menurut nya terdengar Ambigu ia tak mengerti perkataan tika yang mengtakan senja akan tetap berada di sisi ibu. Tapi senja tak menghiraukan nya dan menganggap nya angin lalu

"sekarang ibu tidur dulu ya kan kemarin ibu belum tidur karna jagain jenazah ayah surya., "

"nanti senja akan bangunkan ibu kalo sudah tahlilan "

Tika hanya mengangguk dan membaringkan tubuh nya di atas ranjang Senja menyelimuti tika dan tika memejamkan mata

Senja berdiri di hadapan Wira yang memainkan ponsel nya.

"biar saya yang menjaga nyonya Tika tuan silahkan tuan betistirahan dan makan mengingat tuan baru sampai dari Amerika, "

"tidak aku kenyang, " ucap Wira menjawab tanpa melihat wajah Senja karna Wira sibuk memainkan ponsel nya

Hati senja sakit karna untuk ke dua kali nya Wira bersikap dingin sekan tak mengenal nya. tidak ada senyuman seperti biasa nya

"baik saya pergi dulu jangan lupa makan kalo anda sakit siapa yang akan menjaga ibu anda, "

Dan wira hanya mendengarkan nya saja tanpa menjawab perkataan Senja

Senja pergi dari kamar nyonya tika dan menuju ke bawah untuk membantu para pelayan





Tbc 798 kata by ismia wardani

Ig ismia_wardani

Jgn lupa vot komen nya maaf pendek

MENCINTAI DALAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang