4. Pacar Aldi

2K 179 13
                                    

Dengan langkah gontai Alea memasuki ruang tengah keluarga Winusma. Terlihat kedua orang tuanya sedang menonton televisi. Jam menunjukkan pukul delapan malam, seperti biasa Alea selalu pulang telat ke rumahnya karena sering mampir ke mall atau pun taman kota.

Setelah melepas sepatu, Alea berjalan jinjit menuju ke arah anak tangga, agar orang tua nya tak mendengar langkah kakinya.

"Nggak usah repot - repot jalan jinjit, Alea," ujar Faris masih sibuk menonton televisi.

Alea terkejut karena Faris menyadarinya, walaupun tidak menoleh sama sekali. Dengan langkah malas gadis itu menghampiri Faris dan Hasna, lalu menyalami mereka.

Hasna menarik pelan tangan Alea agar duduk di antara nya dan Faris, dengan sayang wanita paruh baya itu merapikan rambut Alea yang berantakan.

"Sudah jam berapa ini baru pulang?" Faris mulai menginterogasi putri semata wayangnya.

"Alea jalan kaki, jadi lama sampai ke rumahnya," alibi Alea.

"Jangan bohong. Papa udah kasih uang lebih buat naik bus, dan kalo kamu jalan pun nggak berjam-jam sampai ke rumah."

Alea sudah tidak bisa mengelak lagi.

"Mobilnya balikin, Dad. Biar Alea bisa pulang cepat, boleh ya?" Alea memasang puppy eyes nya agar Faris luluh.

"Apanya yang cepat? Kamu ke sekolah pake mobil malah pulang jam sebelas malam ke atas."

Alea menggoyang-goyangkan lengan Hasna, berharap ibu nya itu mau membujuk Faris agar di ijinkan membawa mobil.

"Mommy nggak bisa bela kamu terus - terusan. Itu hukuman buat kamu biar jera," ujar Hasna.

Alea menghela nafas pelan. Biasanya Hasna akan menolong nya disaat - saat seperti ini, namun wanita paruh baya itu menolak untuk membujuk Faris.

"Gimana sekolah nya?" Tanya Hasna, saat keheningan terjadi beberapa saat.

"Kalah," ucap Alea.

Kedua orang tuanya hanya saling pandang dengan bingung. Apa yang dimaksud kalah oleh Alea?

"Kalah lomba apa? Balapan?" Tanya Faris mendesak, pasalnya sering kali Faris mendapat informasi bahwa Alea mengikuti balapan.

"Bukan dad, kalah main Basket."

"Tahu ketua OSIS sekolah Lea kan? Tadi Lea tantangin Aldi main basket, eh Lea sendiri yang kalah," lanjut Alea.

"Nggak malu tuh, kamu yang nantangin terus kamu juga yang kalah?" Tanya Faris lagi berniat menggoda putrinya.

Alea hanya mengerucutkan bibirnya kesal. Alea tipe gadis yang suka bercerita, terlebih lagi pada orang tuanya.

Dirasa cukup bercerita, Alea berjalan menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas. Untuk ukuran gadis mageran seperti Alea, kamar lantai atas sangatlah menyebalkan.

"SUPRISE!" Teriak Seorang cowok tepat didepan pintu kamar Alea.

Hening, Alea sama sekali tidak menampakkan wajah terkejut, tidak seperti yang di harapkan cowok itu. Alea terus melangkahkan kakinya masuk ke kamar, mengabaikan cowok yang masih tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Why? Lo no terkejut gitu?" Tanya cowok itu masih berdiri diambang pintu kamar Alea.

"Terus gue harus gimana Reza? Terkejut gitu?"

"Teriak alay Oemji! Wah! Wow! We.O.We Gitu?"

"Sumpah za, Surprise lo garing banget tau gak," lanjut Alea, lalu duduk di kursi meja belajar nya.

ABOUT ALEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang