S

476 43 0
                                    

Lelah tentu saja. Setiap orang pasti merasa lelah. Hanya saja entalah, aku merasa terlalu lelah belakangan ini.

Resiko pekerjaan tentu saja.
Scheduleku selesai sedikit terlambat hari ini. Dan baterai hp-ku law bat. Setelah phi Chen selesai dengan urusan sana-sini dan barang-barangku, aku dan phi chen pun pamit pada semua orang yang bekerja denganku hari ini.

“Kau pulang kerumah apa apartemenmu nong?” Tanya phi Chen padaku.

“Kerumah saja phi”

“Kau yakin nong?”

“Iya phi, terlalu jauh kalau harus ke aprtemen lebih dekat kerumah. Phi Pasti juga lelah jadi nanti bisa langsung istirahat phi” jelasku.

“Tapi bukannya kau janjian dengan Perth ketemuan diapartemenmu kan?”

“nong?” Panggil phi chen.

Merasaka panggilannya tidak ada jawaban phi chen melihat kesamping dan Saint sudah tertidur ternyata.

“Kuingatkan nanti saja waktu sampe rumah” batin phi Chen.

“Terimaksih phi” ucapku saat aku dan phi Chen sampe rumah.

“Hmm .. Saint, aku tau kau lelah tapi aku cuman mau mengingatkan kalau kaupunya janji dengan nong Perth”ucapan phi Chen menghentikanku membuka pintu mobil.

Kulihat jam tanganku, jam 11.30. Belum terlalu malam.

“Terimaksih phi sudah mengingatku. Pantas dari tadi aku merasa ada yang terlupa. Istirahatlah phi, aku menyetir sendiri saja tidak usah phi antar” ucapku sebelum pindah kekursi kemudi.

“kau yakin nong?, ini sudah malam. Tidak papa kuantar saja” cegah phi Chen padaku.

“Tak apa phi, aku sendiri saja. Phi istirahatlah. Aku berangkat phi”pamitku pada phi Chen.

Bodoh, kau bodoh Saint. Hal sepenting itu kenapa bisa lupa. Akupun mencari hpku dan bodohnya lagi aku lupa kalau hpku lawbat.

Maaf Perth. Maafkan aku. Hanya kata-kata itu yang aku ucapkan selama menyetir menuju apartemenku.

“kau seperti orang gila Perth tersenyum seperti itu” candaku.

Dia tersenyum, tetap tersenyum walaupun aku tahu pasti dia kecewa.

hanya untukmu,love”

Dan jawabannya membuat hatiku sakit untuk melihat senyumannya. Aku berjalan menuju pantry untuk mengambil minum.

“sudah lama? Kenapa tidak menghubungiku?”tanyaku

tidak phi. Aku  menghubungimu love. Kau yang tidak membalas line dan menjawab telponku

Dengan wajah teduh dia menjawab. Mendengarkan jawabannya disisinya terlihat jelas gurat lelah diwajahnya dimataku.

“maafkan aku Perth”

kenapa mintamaaf phi?” tanyanya

Kenapa? Dia tanya kenapa aku minta maaf?
Jelas dengan keadaan seperti ini,baik aku mau dia sama-sama terluka.

Dengan berbagai macam opini dengan bermacam sudut pandang, aku tidak tahu lagi mana yang harusku dengar dan baca.

Ini pekerjaanku dannya. Tekanan dan tuntutan selalu ada didalamnya, resiko yang ada mengikutinya.

Aku tahu apa yang sedang dia pikirkan sekarang. Dia terlihat tenang, tersenyum teduh tapi pikiran dan hatinya berkata lain.
Perth melamun. Itu kenapa aku berpikiran seperti itu.

“kenapa melamun Perth?”

hmm, tidak ada phi. Hanya memikirkanmu”candanya.

“phi serius Perth, kau menyebalkan kau tau” dengusku.

aku juga serius Saint, kau tau itu”

Menatap mataku dalam dia menyampaikannya. Bisakah dia tidak membuatku jatuh cinta berkali-kali padanya?

“Perth phi boleh minta satu hal padamu?” tanyaku saat merubah posisi tubuhku menghadapnya.

apa itu phi?”

“Perth boleh marah sama phi, boleh mengabaikan phi saat Perth butuh waktu, tapi Perth jangan pernah tinggalkan phi bisa?” pintaku.

Basah. Aku menangis saat memintanya. Sekuat apapun ingin kutahan kali ini aku tak bisa menahannya. Sekalipun aku tahu dia tak suka saat aku menangis.

kenapa meminta seperti itu phi? Phi tahu seperti apa jawaban Perth untuk semua permintaan phi, hmm”

Dengan menangkup wajahku dia menjawab semua gelisah dihatiku.

Tangisku menjadi tentu saja.

“I love you, Perth” ucapku

love you too, Saint”

Menghambur dipelukannya adalah yang kubutuhkan saat ini. Dan ciumannya adalah obat penenang untukku.

Sentuhannya jelas yang paling kubutuhkan, hha.

Perth kau tahu mungkin ini melelahkan tapi jangan pernah lelah untuk phi na.

Mari kita berpegangan tangan satu sama lain, lewati ini bersama dengan cara kita. Cukup kita yang tahu, kita yang jalani, mereka yang menilai.

Klise memang ungkapan itu, tapi itu kenyataannya.







ini lanjutan ch sebelumnya. Maaf kalau banyak kurang didalamnya 🙏

terimakasih  yang sudah mau baca di ch sbelumnya. Mungkin ch satu dengan yang lain tidak ada hubungannya.

Trimkaaih juga yang sudah vote dich sebelumnya 🙏

💕 nn

sou : PerthSaint.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang