Mengisahkan tentang kehidupan empat gadis yang bernama Acha, Aya, Agatha, dan Alena.
Persahabatan mereka saling melengkapi, pasalnya mereka memiliki sifat yang berbeda-beda.
Acha memiliki sifat cerewet dan high class. Gadis itu tak suka jajan di pi...
"Allahummaabaariklanaafiimaarazaqtanaawaqinaa'adzaaban-naar. Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka."
Seperti biasa, Agatha selalu tak lupa untuk berdoa sebelum makan atau melakukan kegiatan apapun.
Gadis itu saat ini sedang menyantap sarapannya bersama adik dan ibundanya.
"Kak, kalau mau belajar jangan lupa berdoa dulu, ya," ucap ibunda Agatha.
"Iya, bun, pasti."
"Bunda tahu, kak Agatha kalo di sekolah pacaran tahu," ujar Ega, adik Agatha pada ibundanya.
"Benar itu?" tanya sang ibunda.
"Ega bohong, bun. Mana mungkin Agatga pacaran. Kan, kita sebagai umat Islam dilarang berpacaran, bun."
"Alhamdulillah ... Adek, lain kali gak boleh berbohong, ya."
Ega pun hanya tersenyum malu.
Tiiintiiinn.
Terdengar suara klakson dari luar rumah. Agatha tahu kalau itu pasti ke tiga temannya yang sedang menjemputnya layaknya sang majikan.
"Agatha berangkat dulu, ya, bun. Assalamualaikum," Agatha langsung menyalimi tangan ibundanya lalu melesat begitu saja.
Agatha memasuki mobil merah penuh glitter milik Acha, murid paling kaya di sekolah, cantik, high class, dan paling digandrungi cowok-cowok di sekolah.
"Assalamualaikum ..." ucap Agatha kepada ketiga temannya.
"Waalaikumsalam ..." jawab Alena dan Aya.
Alena yang duduk di sebelah Acha, langsung menyentil jidat Acha.
"Apaan, sih?!" sewot Acha.
"Kalau ada orang salam dijawab makanya ..." omel Alena.
"Iya, iya. Waalaikum salam." jawab Acha ketus.
Mobil sport itu pun langsung melaju menuju sekolah.
Setelah dua puluh menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di sekolah.
Seperti biasa, saat empat gadis itu berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya. Seketika mereka menjadi seperti Miss Indonesia, di mana semua mata tertuju kepadanya.
"Suer, yang di tengah cantik banget, dah."
"Yang di pinggir gak kalah cantik, Jon."
"Pengen macarin semua ini."
Begitulah ucapan-ucapan para lelaki yang melihat mereka. Alay, lebay, dan lainnya yang kalah dengan ke-alay-an para fans k-pop.
Setelah sampai di kelas. Empat gadis itu langsung duduk di bangkunya. Alena dan Agatha duduk di bangku pojok paling depan. Karena Agatha adalah anak yang paling rajin dan pintar di kelas. Makanya ia memilih untuk duduk di bangku paling depan. Lain halnya dengan Alena, gadis lola (loading lama) itu sengaja diminta guru untuk duduk dengan Agatha agar kepintaran Agatha dapat menular kepada gadis lola itu.
Sementara Aya dan Acha duduk di bangku belakang Alena dan Agatha. Aya yang juga anak pintar dan rajin pun disuruh guru untuk duduk dengan Acha, agar sifat bodo amat Acha bisa terkurangi.
Hari ini gadis yang bernama Acha itu memakai aksesoris yang sangat mewah. Di rambutnya terdapat bando emas minimalis. Di telinganya terdapat anting bundar besar yang juga berwarna emas. Di lehernya pun tak ketinggalan, gadis itu memakai kalung emas dengan gandul logo channel. Dan terakhir, di pergelangan tangan kanan-kirinya juga terdapat gelang-gelang tipis yang juga terbuat dari emas. Gadis itu selalu memakai aksesoris berbeda setiap hari.
Pernah sekali Agatha menegurnya, tapi biasalah, Acha adalah anak yang keras kepala.
Tak lama guru fisika pun datang. Guru berwajah blasteran Indonesia-Jepang itu langsung menggebrak meja sebagai tanda murid-muridnya harus mengumpulkan tugasnya.
"Cepat kumpulkan tugas kemarin! Kalau ada satu anak yang tidak mengumpulkan tugasnya, satu kelas saya hukum!" ucap guru bernama Moul itu.
Sesegera mungkin murid-murid kelas XI-MIPA 2 langsung maju untuk mengumpulkan tugasnya.
