18. Cemburu

3.1K 472 36
                                    

Besoknya, seperti biasa kamu berangkat sekolah sebelum jam menunjukan pukul tujuh, yang berbeda hanyalah..

Siapa yang akan mengantamu, biasanya papa sih tapi kali ini beda.

Daffa Yoonbin Bramantya yang bakalan jemput kamu, katanya sih ucapan maaf karena semalem dia ngerokok.

"Assalamualaikum, Yoonbin yang ganteng dateng!" Salam Yoonbin seperti biasa.

Mama aja sampe hapal kalau ada embel embel 'ganteng'

pasti Yoonbin.

"Waalaikumsalam, masuk dulu Bin. Y/n lagi make kerudungnya." Jawab mama mempersilahkan Yoonbin masuk.

Doi segera duduk dan menatap sekeliling, seperdetik kemudian dia liat kamu keluar dari kamar.

"Tumben?" Tanyamu jutek dan kena tampol mama.

suckid.

"Sama calon kok gitu sih kamu dek, yang sopan, yang anggun atau gimana gitu loh." Tegur mama bikin kamu nyengir.

"Iya ma, aku sering dicubit loh sama Y/n." Timpal Yoonbin manas manasin mama.

Emang mama sayuran apa dipanasin:(

Trus mama melotot ke kamu, lalu menoleh ke Yoonbin lagi, "Bin, kalau dia macem-macem atasin langsung, kalau ngga lapor ke mama."

Yoonbin ketawa ngeliat ekspresimu yang agak mangkel.

"Siap ma, tuh dengerin Y/n."

"Ma, mama tau nggak kalau Yoonbin itu—"

"Y/n gausah ngomong panjang lebar, udah mau jam tujuh tuh, sana berangkat." Potong mama,

Gagal sudah kamu mau ngomporin Yoonbin.

Lagi lagi Yoonbin ketawa karena dia tau kamu nggak berhasil ngadu ke mama.

"Udah gausah cemberut, lo tambah jelek." Ucap Yoonbin saat diluar rumah.

"Kampay lo." Ucapmu sinis,

Yoonbin tersenyum simpul.

"Lo cantik kalau pake krudung."

Mendengar itu kamu deg degan sendiri. "Kebentur ya lo?"

"Nyesel seketika muji lo ngerti." Ucap Yoonbin datar, kamu sekarang yang ketawa.

"Bin, mau permen?" Tawarmu memberikan permen batangan milkita.

Yoonbin mengerutkan keningnya, "Gue bau ya?"

Kamu mengerjap, "Hahah! Nggak, kan gue cuma nawarin doang."

Sebelum menaiki motornya Yoonbin mendecak,

"Pasti ada alasannya dong." Ucap Yoonbin sembari mengenakan helm buat kamu.

Iya kamu dipakein helm sama Yoonbin.

Hmm, baper tidak yhaa?

"Ngelamun mulu, kesambet gue tinggal." Ucap Yoonbin membuat lamunanmu buyar.

"Beneran ih, ah au ah tau gitu gue ga beli buat lo, mubazir." Ucapmu sambil manyun,

Yoonbin terkekeh, "Iya gue ambil, tapi gue tau pasti ada alasannya kan?"

Kamu terdiam, karena Yoonbin bener. Kamu ngasih permen —harus, layaknya rutinitas

karena pengen dia berhenti ngerokok.

Katanya orang perokok sih kalau nggak ngerokok bakal sepet mulutnya. Jadi, kamu berinisiatif ngasih permen setiap hari ke Yoonbin.

"Kok ngelamun lagi, hey?" Tanya Yoonbin pelan sambil ngegucang bahumu.

Kamu mandang wajah dia, kudu ngangkat wajah guys karena kamu tuh pendek.

"Iya Bin. Ada alasannya gue ngasih permen ini ke lo." Ucapmu.

Yoonbin menyengrit, "Jadi apa alasan lo?"

"Biar mulut lo nggak sepet, biar lo nggak ngerokok." Jawabmu melirih sembari memalingkan wajah ke tanah.

Ngelihat itu Yoonbin ketawa dan nyubit pipi kamu.

"Gue ambil, mungkin itu salah satu bikin gue berhenti ngerokok." Jawab Yoonbin sambil membuka bungkus permen.

Kamu langsung sumringah dan lagi lagi menatapnya.

"Lo gak tersinggung kan?" Tanyamu hati hati.

Yoonbin menggeleng, "Tentu nggak lah, dari sini gue mulai mencoba terbiasa apa yang lo sukai." Jawab Yoonbin asal lalu menaiki motornya.

Gatau aja dia kalau kamu lagi deg degun karena dia.

SKIP

"Acieee sekarang berangkat bareng aa Yoonbin terus."

"Padahal dulu berantem mulu kek tikus kucing."

"Apa gue bilang, mereka tuh serasi."

Kamu sama Yoonbin cuma ngendikkin bahu dan saling tukar senyum.

Kamu duduk di sebelah Lami, Yoonbin di sebelah temennya, yg pasti bukan Junkyu.

Karena Junkyu itu bangkunya depan, sementara Yoonbin belakang.

Nggak lama pembelajaran dimulai sampe bel istirahat berbunyi.

"Ngantin yuk Bin!"

Yoonbin berdehem langsung ngelewatin meja kamu, kalau itu mah jadi rutinitas.

"Bin?"

"Hm?"

"Bukannya itu Y/n ya?"

Yoonbin langsung menatap Hyunsuk dengan tatapan maksud lo?

Seakan mengerti, Hyunsuk nunjuk pake dagunya.

Ada kamu dan juga seseorang laki laki sedang berbicara kadang diselingi ketawa.

Itu sukses bikin emosi Yoonbin terpancing,

"Gue kenyang." Ucapnya dingin lalu menuju kearah kamu dan seseorang itu.

Kamu melihat keberadaannya, ingin tersenyum tapi..

Yoonbin malah menabrak sisi bahu lelaki yang notabenya kakak pengurus PMR.

Kamu tau itu disengaja, pengen ngumpat tapi dia udah langsung melengos pergi dari situ.

Kamu mendecak, "Apaan sih bocah itu."

Jaehyun ketawa ganteng, "Cemburu kali?"

Iya, Rayhan Jaehyun Dwiangga. Kakak kelas pembimbing PMR.

"Kadang sebel dia tiba tiba marah kek gitu."

"Itu tandanya cemburu dek," Ucap Jaehyun —dia tau hubunganmu sama Yoonbin.

"Cemburu?"

"Iya."

"Kenapa cem—oh, gara gara aku sama kakak ngomong ngomongan kek gini?"

Jaehyuk ngangguk, "Susul sana gih."

Kamu ngangguk ngangguk ayam, "Pasti kalau itu kak, takut kalau dia makin ngamuk hehehe."

"Lucunya adek ipar gue."












---------------------------------------------

say hi for new cast! Jung Jaehyun as Rayhan Jaehyun Dwiangga, kakak ipar kamu yang akan menikah sebulan depan dengan kakakmu,

Amira Amelia.

btw NOTE: buku ini konfliknya ringan tapi agak banyak hehe

okedeh segitu aja, enjoy for reading and waiting!

much love, lisa
sayangnya tom holland.

Future Husband ; Yoonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang