Part 01

117 9 1
                                    

The Dark Night: William Golding

Copyright: Kenzo67

Genre: Fantasy, Action, etc.


William Golding, pemuda ber-usia dua puluh tiga tahun itu kini sedang mengoleskan selai kacang pada roti nya. Terbangun pada pukul tiga dinihari, ia putuskan untuk mandi dan sarapan lebih awal dari biasanya.

Suara tayangan televisi menjadi latar belakang kegiatannya kini.

"..ya, aku tidak bohong! Sore itu aku sedang memberi makan hewan ternak ku, lalu kulihat salah satu sapi milik ku jatuh lemas! Saat kuhampiri, aku melihatnya!! Ya!! Vampir!! Dengan jejak darah pada wajahnya!! Kalian harus percaya ini!!.."

William mengeryitkan dahi, Vampir? Benarkah?

Lalu pada detik berikutnya ia merasakan denyutan dikepala,

"Oh Shit!"

Ia dengan cepat meraih jaketnya, berlari dan melompat melalui jendela apartemennya. Terdengar suara jatuh yang keras kemudian disusul dengan suara ledakan.

William jatuh diatas truk pengangkut sampah, ia mengaduh kesakitan lalu mengumpat pada bau yang mengelilingnya. Ia segera bangun, berlari menjauhi apartemennya yang kini tengah hancur dan dilahap api.

William segera pergi berlari menuju stasiun kereta, memesan tiket keberangkatan paling awal ke distrik tiga. Ia segera mendudukan dirinya, mencoba merilekskan tubuhnya. Digerbong ini hanya ada beberapa orang selain dirinya, tidak banyak.

Bagaimana bisa mereka menemukan ku secepat ini? Biasanya, paling tidak butuh waktu hingga tiga bulan!

Ia kembali merasakan kepalanya berdenyut,

Meraih pisau survival yang selalu ia bawa kemana pun, William berusaha agar tetap tenang dan tidak terlihat mencurigakan.

William tiba-tiba bangun dan menggunakan pisau nya untuk memblokir tebasan lawan, yang pada saat itu muncul entah dari mana.

Suara derit pisau beradu memekakan telinga. Orang-orang yang berada dalam gerbong yang sama dengannya berteriak, mereka menjauh dan mengambil tempat paling sudut. Berusaha untuk membuka pintu antar gerbong namun tidak bisa.

William mundur beberapa langkah.

Seorang pria berpakaian hitam berdiri tidak jauh darinya, "kau bisa menangkisnya? Itu hebat. Akan jadi membosankan bila kau cepat mati"

Pria berpakaian hitam itu menjilat bilah pedang ditangan kirinya. William berpikir keras, bulir keringat tak henti-henti membasahi dahinya.

Serangan pedang dari pria berpakaian hitam itu terus meluncur dengan ganas, beberapa waktu dihabiskan dengan kegiatan menyerang dan bertahan.

Pria itu melaju dengan cepat, menebaskan pedangnya langsung dengan tajam dan penuh tenaga. William terpojok, ia menahan pedang lawan dan menggenggam pisaunya dengan kedua tangan. Tenaganya sudah hampir habis. Ia sepenuhnya fokus terhadap lawan, ia bahkan tidak menyadari bahwa tubuhnya gemetar.

Mereka masih bertahan pada posisi tersebut, hingga pria berpakaian hitam meraih pisau yang ada dipingganggnya dan menancapkan nya pada perut William.

William, yang tidak menduga akan hal tersebut mundur dan jatuh, bertumpu pada kedua lututnya. Darah dengan cepat merembes keluar, ia merasakan rasa sakit yang luar biasa. Dengan kedua tangan yang tidak bisa berhenti gemetar, ia meraih gagang pisau dan berusaha untuk mencabutnya.

Ketika pisau sudah berhasil dicabut, sebuah hantaman ia terima disisi kiri wajahnya. Ia berusaha bangkit, namun pria berpakaian hitam itu kembali menendang secara vertical. Kemudian, secara terus-menerus tendangan diarahakan ke kepalanya. Pria itu menghajarnya dengan brutal dan ekspresi wajahnya tidak dapat dijelaskan. Ketidakperdulian dan rasa senang bercampur menjadi satu.

Cairan merah kental membasahi kepalanya, William merasa pusing, penglihatannya berkunang bahkan berwarna merah sekarang. Badannya terlentang pada lantai gerbong yang dingin.

Lalu kerahnya ditarik, ia dipaksa untuk bangun oleh pria berpakaian hitam itu. Kereta berhenti, pintu yang terbuka segera dipadati oleh orang-orang yang ingin keluar dari gerbong.

Berikutnya, tubuh seorang pemuda terlempar dari pintu salah satu gerbong kereta yang baru saja terbuka. Tubuh itu berguling beberapa kali. Bercak cairan merah membasahi lantai beton. Orang-orang disekitar menatapnya dengan pucat, mereka terdiam sampai langkah kaki dari dalam gerbong terdengar, menampakan seorang pria berpakaian hitam dengan pedang dan pisau berlumuran darah.

Orang-orang berteriak dan segera berhamburan pergi.

Pria berpakaian hitam itu terlihat menyeringai, "Hanya segini? Kupikir kau bisa menghiburku lebih lama lagi"

Ia menggelengkan kepalanya, "yah.. kau memang bukan tandinganku"

"Ma.. rr..khh..."

"Apa? Kau bilang sesuatu?" Pria berpakaian hitam itu melangkah mendekati William.

Namun pada detik berikutnya, pria berpakaian hitam itu menghentikan langkahnya. Penglihatannya mengabur lalu visinya menjadi gelap.

William sudah kehilangan banyak darah, adegan terakhir yang ia lihat adalah terpisahnya kepala pria berpakaian hitam itu dari tubuhnya dan darah terciprat kemana-mana.

Namun ia samar-samar masih dapat mendengar suara seseorang, "Will.. hei.. kau.."


TBC

The Dark Night: William GoldingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang