Part 03

29 7 1
                                    

Praktik perbudakan modern didunia dipicu oleh ketimpangan ekonomi dan korupsi, dimana sekitar tujuh belas persen orang hidup dalam kemiskinan dan tujuh puluh persen penduduk bekerja pada sektor informal.

William jelas tahu bahwa kini ia resmi menyandang status sebagai budak.

Wajahnya kotor tertutup debu. Ia memanggul karung berisi bahan makanan dengan langkah terseok, mengangkat pandangannya, ia menatap benci kepada salah satu orang yang tengah memegang cambuk. Dirinya mengingat dengan baik bagaimana rasanya ketika cambuk itu menyentuh kulitnya. Percobaan pelarian yang ia lakukan membuahkan lima cambukan padanya. Ia tidak berteriak kesakitan, hanya saja dendam didalam hatinya telah naik semakin tinggi.

Orang yang memegang cambuk itu lalu menatap William, "CEPAT BERGERAK SEBELUM KAU MERASAKAN CAMBUK KU LAGI!!"

Terhitung enam jam setelah ia tiba dipelabuhan distrik tiga ini, tempat dimana teman-teman yang menurutnya bajingan itu telah menjualnya kepada para kriminal.

Para kriminal itu merupakan orang-orang terbuang dari lingkungan sosial dari wilayah asalnya. Mereka berlayar untuk mencari sebuah pelarian.

Orang-orang yang berstatus sebagai budak disini tidak semuanya dijual seperti William, diantaranya ada korban-korban penculikan yang terpaksa menjadi budak dan telah mengarungi lautan selama empat sampai lima tahun. Beberapa dari mereka dipaksa sebagai tukang kapal atau sekedar bertugas untuk membersihkan kapal.

Mereka berhenti bekerja pada pukul sepuluh malam dan setelah itu kapal mulai berlayar meninggalkan pelabuhan. Mereka ditempatkan diruang bawah kapal, William mengambil tempat paling sudut juga paling gelap, ia diberi makan bubur dengan potongan kecil ikan dan udang juga sebotol air mineral.

Rasa makanannya tidaklah buruk, namun ukurannya sangat sedikit untuk orang sepertinya.

William merasa seseorang menatapnya, ia menoleh dan menemukan seorang pemuda diujung sana. Rambutnya berwarna silver, aneh dan juga cukup bagus. Sangat jarang bagi seseorang untuk mewarnai rambut mereka dengan warna seperti itu.

William merasa risih dipandangi seperti itu, dia bahkan masih terus menatap ketika William balik menatapnya. Melanjutkan kegiatan makannya, William memutuskan untuk tidak perduli lagi.

Pemuda itu berdiri dari tempatnya, ia melangkahkan kedua tungkainya. Pandangannya masih terkunci pada William, ia pun memberhentikan langkahnya tepat berada didepan William.

William menghentikan kegiatannya, ia mengadah dan sekali lagi menatap kepada pemuda itu.

Lama mereka seperti itu, hingga pemuda itu mengangkat salah satu tungkainya. Kemudian dia menendang mangkuk milik William. Bubur itu tumpah dan berceceran, orang-orang disekitar segera berhenti dan menonton mereka.

William bangkit dan melayangkan tinjunya tanpa aba-aba, pemuda itu diam sampai matanya memandang William dengan tatapan membunuh.

William merasakan tubuhnya membeku sesaat, pemuda itu kembali melakukan tendangan kepada tubuhnya namun William menahannya dengan tangannya. Kekuatannya tidaklah main-main, William yang tidak bisa menahannya, tubuhnya bergeser kesamping.

Kemudian, pemuda itu melayangkan tinju padanya, namun William menghindarinya. Tepat setelahnya, pemuda itu menendang kembali kepada tungkai William dengan sangat cepat. William, yang tidak siap menerima serangan tersebut segera jatuh, pemuda itu menghampirinya lalu mengangkat tubuh William, kemudian dia menghempaskan William dengan kasar kepada kerumunan orang-orang yang menonton.

Dia ingin menghampiri William, namun suara pintu yang terbuka dengan keras segera menghentikannya. Beberapa orang kriminal itu datang.

"BERHENTI! MEMBUAT KERIBUTAN SEPERTI INI LAGI?! KALIAN BUDAK TIDAK BERGUNA!"

Semua orang diam, tidak ada yang berani untuk bergerak. Rambut pemuda itu menutupi matanya, ia menunduk diam dan kedua tangannya terkepal dengan erat.

Masih dengan posisi yang sama, William secara mengejutkan berteriak, "JANGAN HANYA DIAM SAJA! SERANG MEREKA BERSAMA JIKA KALIAN INGIN BEBAS!"

Pemuda itu terkejut, refleks mengangkat kepalanya.

Orang-orang itu segera tersadar, mereka semua maju dan melawan para kriminal itu bersama. Walaupun para kriminal itu memiliki cambuk dan kekuatan mereka tidak bisa dianggap remeh, mereka kalah dalam jumlah. Juga, kerjasama diantara orang-orang itu tidak buruk. Mereka dapat menumbangkan enam orang dalam waktu singkat.

Para kriminal yang sekarat itu segera ditempatkan disisi paling dalam dan mereka ditumpuk dengan tidak teratur.

Orang-orang itu segera berlarian keluar.

Pemuda itu kemudian membawa William keluar dari ruangan itu dengan memapahnya. Pandangannya secara tidak sengaja melihat kepada pakaian William.

Darah.

"Kau.."

"Nanti saja. Cepat, kita harus.. segera keluar dari sini"

Luka diperutnya terbuka, darah kembali keluar dan rasa sakitnya muncul lagi.

Orang-orang yang berstatus sebagai budak segera bergegas menurunkan sekoci, satu sekoci akan dapat menampung sepuluh hingga enam belas orang.

Total empat buah sekoci telah diturunkan, ketiganya telah terisi penuh dan satu masih berada dekat dengan kapal. Orang-orang itu menunggu William dan pemuda itu yang tertinggal dibelakang.

Orang-orang itu kemudian melihat mereka, "HEI! BERGEGAS CEPAT! KAMI MENUNGGU KALIAN DISINI!"

Pemuda itu segera mempercepat langkahnya, dia merasakan nafas William yang tidak teratur.

"BERHENTI DISITU!"

Sekelompok orang-orang kriminal itu datang lagi, mereka mungkin telah menyadari pelarian para budak.

Masing-masing dari mereka memegang senapan, kemudian salah seorang menembaknya dan secara tepat sasaran mengenai salah satu dari kedua orang itu.



TBC

The Dark Night: William GoldingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang