Double up ya guys^^
Jangan lupa tinggalkan jejak & komennya ❤Seokjin memarkirkan mobilnya di tepi jalan saat ia sudah sampai ditujuannya. Pria itu keluar dari mobil sambil membawa sebuah kotak yang berukuran cukup besar ke rumah yang berada tak jauh darinya.
Langkahnya terhenti di depan sebuah rumah yang terdapat berbagi jenis bunga di halaman rumah itu. Seokjin membuka pagar yang rumah yang memang tidak terkunci. Ia masuk ke pekarangan dan berhenti di depan pintu. Seokjin menekan bel kemudian menunggu selama beberapa saat hingga sosok gadis keluar dari balik pintu.
"Om Seokjin, mau ketemu sama Ayah ya?"
"Iya. Ayah kamu ada di rumah?" Kata Seokjin pada gadis dihadapannya.
"Ada. Aku panggilin Ayah dulu. Om masuk aja sambil nunggu Ayah ku."
Seokjin mengangguk dan masuk ke dalam rumah itu dan duduk di sofa. Tak lama sosok seorang pria berjalan menghampiri Seokjin.
"Ada apa, Seokjin?"
"Aku mau menitipkan barang dan tolong kirimkan barang ini pada orang yang sama seperti kemarin, Yoongi."
Min Yoongi yang bekerja sebagai pengantar barang dengan senang hati mengantar setiap barang yang dikirimkan oleh pelanggannya. Yoongi bahagia dengan pekerjaannya itu karena gaji nya bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan membantu modal usaha laundry yang dijalankan oleh Jennie. Jika semua paket barang sudah habis diantarkan, Yoongi juga bekerja sebagai ojek online untuk menambah penghasilannya.
"Baiklah." Sahut Yoongi sambil melihat kotak yang dibawa oleh Seokjin.
"Itu aja barangnya?" Lanjut Yoongi."Iya, itu saja. Terimakasih banyak, Yoongi."
"Sama-sama. Gimana kabar orang tua kamu?"
"Mereka baik-baik saja. Seperti biasa mereka masih suka bertani di usia tua meski aku sudah melarang mereka melakukannya."
Yoongi tersenyum.
"Itu bagus lagi. Artinya mereka masih semangat bekerja.""Ini. Silahkan diminum."
Ucap Jennie yang merupakan istri Yoongi membawa nampan berisi dua cangkir teh dan meletakkannya di meja."Terimakasih, Jennie." Kata Seokjin.
"Iya. Aku tinggal dulu, Seokjin. Maaf ya, masih banyak kerjaan belum selesai."
Setelah Jennie berlalu, Yoongi dan Seokjin kembali mengobrol.
"Omong-omong, istri kamu masih sering ke rumah Jisoo?"
Pertanyaan yang dilontarkan Seokjin itu membuat Yoongi tersedak karena terkejut. Ia meminum tehnya dan kembali bersikap biasa.
"Akhir akhir ini Jennie sibuk jadi dia jarang berkungjung ke rumah Jisoo. Paling cuma anak aku si Arin yang sering main ke rumahnya."
"Oh, begitu. Anak perempuan mu juga semakin cantik dan dewasa, Yoongi. Kamu beruntung sekali memiliki anak seperti Arin." Seokjin tersenyum tipis lalu menghela napas.
"Mungkin anak ku sekarang juga sudah besar sama seperti anakmu." Lanjut pria Kim. Raut wajah Seokjin berubah menjadi murung.
Yoongi hanya diam mendengar kalimat yang diucapkan Seokjin. Ia mengerti bagaimana perasaan temannya itu yang sudah lama tidak bertemu dengan anaknya sendiri karena harus terpisah oleh takdir.
Terkadang takdir memang tidak selalu indah. Manusia juga tak bisa mengubah atau menghindar dari takdir yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta.
Dan Yoongi tentu mengetahui semua yang terjadi pada Seokjin hingga pria Kim itu bisa menjadi pengusaha sukses. Yoongi dan Seokjin yang sudah lama berteman dan dekat layaknya saudara. Mereka sudah banyak saling berbagi pengalaman hidup satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity ✔
FanfictionKita dipertemukan dalam impian yang sama di tempat terindah. Mungkin itu adalah takdir alam semesta Hanya harus seperti ini Kamu adalah aku, aku adalah kamu. Kita : Kamu dan aku, pernah menjadi keduanya. ~~~~~ Start : 13/06/2019 End : 24/06/2019 Cop...