[8]

625 74 10
                                    

Hai semua^^

Terimakasih telah membaca karya ku ❤

Aku yakin kalian tau bagaimana cara menghargai penulis

Jangan lupa tinggalkan jejak & komen^^

Dan terimakasih telah menghargai 💜


















“Nak.”

Suara Jisoo memecahkan keheningan.

Haknyeon menatap wanita itu sebentar lalu kembali makan meski dengan setengah hati.
“Hmm?”

“Besok kamu sibuk enggak?”

“Gak.”

“Baguslah. Mama mau ngajak kamu ketemuan sama pacar Mama.”

Haknyeon tersedak air minumnya sendiri dengan kedua iris melebar karena kaget.

“A-apa? Pacar Mama?”

Jisoo mengangguk.
“Iya. Yang namanya Kim di handphone Mama itu. Mama mau kenalin kamu sama dia. Kamu mau, kan? Pacar Mama juga pengen banget ketemu sama kamu, Nak.”

Haknyeon terdiam dan mengalihkan pandangan. Ia menahan emosi yang hendak meledak.

Bagaimana bisa Ibunya mengatakan tentang pacar sementara dirinya sendiri masih kalut dan bingung dengan hal yang dikatakan oleh Arin dan Sunwoo tadi sore?

“Nak, kok diam aja? Kamu mau ketemu sama pacar Mama, kan? Orangnya baik, kok. Mama jamin kamu senang sama dia.”

“Iya, Ma.”

“Beneran kamu mau?”

“Iya mau, Mama ku sayang dan ku cinta.”

Jisoo mencubit pipi Haknyeon yang membuat pemuda itu jengah. “Utututuuu gemesnya anak Mama ini. Makin sayang Mama sama kamu, Haknyeon.”

Haknyeon memalingkan wajahnya. “Udah, Ma. Pipi aku sakit.”

“Iya, maaf. Abisnya kamu gemesin biar udah gede.”

“Terserah Mama.”

.

.

.

"Sebentar ya, Nak. Mama nelpon dia dulu.”

Jisoo mulai asyik dengan handphone nya sementara Haknyeon terdiam di depan restoran yang terasa familiar baginya.

Ini kan restoran yang waktu itu Mama datangin sama Pak Seokjin? Kenapa kesini lagi?” Pikir Haknyeon.

“Dia udah didalam. Ayo, kita masuk.”

Haknyeon hanya bisa pasrah saat Jisoo menarik lengannya masuk ke dalam restoran itu.

“Hai.” Ucap seorang pria paruh baya pada Jisoo dengan setelan jasnya membuat pria itu semakin tampan. Sementara Jisoo tersipu malu.

“Hai juga.”

“Silakan duduk.”

Berbeda hal dengan Haknyeon yang saat ini sangat terkejut saat duduk berhadapan dengan pria itu.







Kim Seokjin







Haknyeon tersentak saat Jisoo  meyenggol lengannya.

“Ngomong dong, Nak. Jangan diam terus kayak patung.”

“I-iya.”

“Nama kamu Kim Haknyeon dan kuliah di UI itu, kan?” Tanya Seokjin.

Serendipity ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang