Benda misterius

140 20 64
                                    

Jika kau bertanya pada Wrath seperti apa Chastity itu, maka kau akan mendapat tiga jawaban darinya.

Polos

Blak-blakan

Dan...

Seperti Alien mungkin ?

Itulah yang terlintas di benaknya saat melihat tingkah laku dan ekspresi Chas, saat dessert manis dengan hiasan strawberry merah segar (fix, saya jadi ikut laper :P ) disajikan di depannya.

Memang bisa dibilang jika dessert satu ini cukup mahal. Tapi, tidak usah berekspresi selebay itu juga.

"Kau mirip alien tahu,"

Ucapan itu terlontar begitu saja saat dirinya menangkap ekspresi kekaguman Chastity yang bisa dibilang terlalu lebay.

Chastity hanya tersenyum. Sesekali mentoel-toel strawberry merah di atas parfait tersebut. Dengan ekspersi gemas, tanpa ada niat melahapnya.

"Ck, berhentilah bermain dengan parfait itu," wrath mengingatkan dengan nada kesal. Sang kesucian hanya tersenyum konyol dengan jari-jarinya yang mulai melahap satu buah strawberry.

"Enak !,"

Wrath mengumpat kesal, saat menangkap Chastity tersenyum manis dengan tubuh yang memperagakan pose imutnya. Entah disengaja atau tidak, tapi berhasil membuat Wrath kehilangan fokusnya.

"Wrath ? Kau tidak mau makan ?," Chastity menawarinya dengan memegang sesendok kecil dessert tersebut, seraya mengarahkannya kearah wajah wrath.

Wrath mengernyit heran. "Kau mau apa dengan posisi seperti itu ?,"

"Eh ? Tentu menyuapimu,"

Wrath ingin mengumpat lagi sekarang. Gadis didepannya ini polos atau apa sih. Bagaimana dia bisa mengatakan hal itu dengan sangat ringan, sementara dirinya sendiri benar-benar blushing dibuatnya.

Jangan bilang ini modus, batin Wrath.

"Maaf. Tapi aku benci makanan manis. Lagipula, yang menyukai dessert ini adalah Mischie, bukan diriku," tolak Wrath, seraya menggeser sendok didepan wajahnya.

Chastity mengerucutkan bibir kesal. Seraya menaruh sendok yang ia pegang keatas piring kecil. Dan menyesap matcha tea miliknya.

"Kenapa kau tidak memakan patfait itu ?," tanya Wrath bingung, setelah menyadari tingkah laku Chastity yang aneh.

"Hm ? Aku tidak membutuhkannya,"

"Kenapa ?," Menyadari tatapan bingung yang dilontarkan wrath, Chastity kembali menimpali. "Karena, semua akan terasa masih jika bersamamu," Chastity tersenyum dan kembali menyesap matcha yang terasa agak pahit itu. Tidak mengindahkan parfait yang menggoda mulutnya.

Wrath menghela nafas. Agak terkejut. "....memangnya ada antagonis yang bisa menggombal ?," Chastity tersenyum sombong. "Ada, buktinya didepanmu ini,"

Melihat gadis didepannya terkikik kecil, membuat wrath menyunggingkan senyum tipis. Sedikit rasa bahagia menjalar di dadanya, entah mengapa.

Wrath mengambil sendok dan sedikit mengambil parfait strawberry tersebut. Lalu meniru gerakan Chastity tadi. "Kau mau apa Wrath ?,"

"Buka mulutmu," bukannya menjawab, ia malah memberi perintah. "Heh ? Apa ?," otak Chastity berusaha mencerna ucapan Wrath. Belum juga mengerti apa yang Wrath ucapkan. Sang kemurkaan sudah menggerakkan tangan dan segera menyuapkan parfait kedalam mulut Chastity.

Wrath tersenyum saat berhasil membuat wajah Chastity memerah padam. Dan kembali menyuapkan parfait tersebut sampai suapan ke-lima.

"Manis bukan ?," Chastity mengangguk ragu. Saat lidahnya mengecap kembali rasa pahit khas dari matcha.

Antagonis [Desime FF] [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang