Dasar gadis aneh

150 18 30
                                    

"Kau...,"

"...Chastity ?!,"

Chastity, Sosok yang mengetuk pelan jendela Wrath itu tersenyum konyol. "Hai, Wrath. Kita bertemu lagi ya !,"

Wrath mengusap wajahnya kesal. Melihat Chastity yang menyapanya dengan sangat santai. Seperti tak perduli posisinya yang hanya bertumpuh pada pinggiran gedung. Ugh, jangan lupakan kamar Wrath berada di lantai tiga asrama putra. Tentu sangat tinggi.

"Apa yang kau lakukan disini ?,"

Chastity hanya tersenyum seraya mengulurkan tangannya pada Wrath. Mata ruby itu memandangi dengan bingung telapak tangan seputih susu dihadapannya. Nampak bingung.

Sang empu hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal. Mengutuk siapapun yang membuat Wrath menjadi tidak peka.

"Hei ! Bantu aku untuk masuk dong !," pintanya kesal agak memelas (?)

Wrath tak bereaksi apapun. Hanya menghela nafas, sebelum membalikkan badan. "Gak mau. Kau itu berat, aku bisa ngos-ngosan jika menarik tubuhmu,"

"Hmph ! Kau bahkan tak pernah menggendongku dan sudah mengatakan aku berat ?," Samar-samar Chas bisa melihat Wrath mengangguk santai. Ugh, begitu menyebalkan baginya.

Ah, sudalah. Tak ada gunanya berdebat dengan Wrath. Chastity harus segera masuk ke kamar Wrath sebelum Temperance atau yang lebih parah Ketos--Necro--mencyduknya sedang memanjat alah spiderman di gedung asrama putra.

Satu hal yang Chastity sesali dari tubuhnya adalah tinggi badannya itu. Sangat sulit meraih jendela kamar Wrath yang tinggi itu.

Chastity hanya berharap ia tak jatuh dari sana. Atau---ahhh !!! Hentikan berpikir seperti itu Chastity !!

"Eh !?,"

Hampir saja ia kehilangan keseimbangan. Wrath telah menariknya keatas dengan sangattttt mudah.

Wrath diam-diam sedikit terkejut mengetahui berat dari tubuh mungil gadis itu. Ringan, tidak. Terlalu ringan untuk gadis seusianya.

Mencoba mengesampingkan hal itu, Wrath berhasil menarik Chastity ke dalam kamarnya. Segera ia menyelimuti tubuh Chas dengan selimut, saat menyadari angin malam berhembus kencang.

Tak terlalu dingin baginya, tapi melihat Chastity menggigil kedinginan kelihatannya membuatnya khawatir.

Wait...

Sejak kapan dia khawatir pada gadis ini ?

"Hei, kenapa kau kemari ?," Wrath bertanya mengabaikan lamunannya tadi. Chastity yang nampak sibuk melepaskan sepatu kestnya. "Sebenarnya aku sedang kabur dari Temperance. Dan...alasan aku memilih ke kamarmu adalah...se-sebuah kebetulan,"

Dasar pembohong, batin Wrath.

Ctak!

"Auwh, apaan sih ?,"

Chastity mengusap keningnya yang memerah akibat sentilan maut Wrath. Gak terlalu sakit sih, cuma gara-gara dia terlalu lebay, seakan-akan rasanya sakit banget.

"Kalo mau modus, jangan bohong. Aku bisa tahu,"

"Hehehe...," Chastity hanya tertawa kikuk mendengar ucapan Wrath. Sebenarnya itu memang benar. Dan mungkin memang keberuntungannya dapat melihat Wrath tengah melamun dibalik jendela tersebut.

Dan ya....bisa dibilang jika ide untuk memanjat ke lantai tiga adalah hal paling gila yang pernah ia lakukan.

Cinta itu beneran gila ya.

Sepertinya Chastity adalah budak cinta sekarang.

"Kau ini memang gila ya. Bagaimana jika Necro atau Humility tahu ?,"

Antagonis [Desime FF] [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang