Friend or Rival ?

178 24 27
                                    

Chastity POV.

Zrasshh...

Cpak

Aku memandang wajahku di depan cermin wastafel. Wajahku basah dengan lingkaran agak hitam di sekitar mata.

Ugh, benar-benar penampilan yang sangat buruk. Jika Lust melihatku seperti ini dia pasti mengejekku.

Aku merogoh saku seragamku. Mengeluarkan saputangan berwarna peach dari sana.

"Ugh...kepalaku terasa berat," aku memegangi kepalaku yang terasa agak pusing. Jangan terjadi lagi, aku harus menemui Patience hari ini.

Ah, benar. Aku melupakannya. Pantas saja Temperance mengejekku ceroboh.

"Hah~...lagi-lagi. Kapan ya aku bisa bebas dari suntikan ini ?," aku menatap sendu kearah jarum suntik. Tajam dan kecil, biasanya akan terasa sedikit sakit saat melakukannya.

Namun aku sudah terbiasa. Rasanya juga hanya seperti gigitan semut bagiku.

Jika kalian pikir aku berbeda dari yang lain.

Tidak.

Aku sama kok seperti yang lain. Mungkin diluar. Tapi di dalam, ada sesuatu yang tubuhku tak punya. Tak seperti orang lain.

Hal yang membuatku tak bisa merasakan apa yang bisa orang lain rasakan dengan senang.

Ah, tapi tak apa. Aku sudah terbiasa. Lagi pula, beginilah kehidupanku.

Setelah merasa lebih baik, aku memutuskan memperbaiki penampilanku. Aku tak ingin mendengar Patience mengasihiku. Apapun yang terjadi, Aku akan tetap berperan sebagai Antagonis.

"Sip, udah cantik," pujiku pada diriku sendiri di cermin.

Yang penting, jangan buat orang mengasihimu Chas. Ingatlah...

"Bahwa, Antagonis akan melakukan semua hal dengan kekuatannya sendiri," Ujarku dengan senyum penuh percaya diri.

.
.
.

Koridor akademi.

Tempat para shippers dan penggosip sialan bersarang.

Eh, hampir lupa. Juga tempat dimana aku paling banyak kehilangan waktu karena meladeni mereka.

Seperti biasa, mereka sibuk menggunjing di belakangku. Seandainya aku tak ada urusan sekarang aku akan menghajar mereka habis-habisan.

Jangan lupakan jika aku pemegang sabuk hitam dalam karate ya. Hohoho...

Arum : Chas...masih waras ?

Okey, abaikan hal diatas. Pride tadi sempat merasukiku.

Pride : gw lagi, gw lagi

"Selamat siang, White magic !,"

White magic yang duduk di salah satu kursi di perpus, melambaikan tangan padaku. Lalu kembali berfokus pada bukunya. Aku mengedarkan pandangan, menemukan Sang putri tengah duduk di salah satu sudut. Dengan buku di tangannya.

Ugh, bahkan pesonanya masih memancar disaat seperti ini. Aku tidak heran para shippers itu benar-benar keras kepala dan fanatik.

"Chas ! Kemarilah !,"

Patience berseru memanggilku. Membuat beberapa orang diperpus seketika melototi kami dengan pandangan--jangan-berisik--

Sebelum sang penjaga menjewer atau mengusir kami. Aku segera menghampiri Patience.

"Maaf agak lama. Aku harus ke kamar mandi dulu tadi," ucapku. Patience menggeleng, tersenyum.

"Tidak apa. Aku baru saja datang kok," aku menghela nafas legah, dan membuka laptopku. "Jadi ? Apa yang ingin kau bicarakan ?,"

Antagonis [Desime FF] [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang