2

751 84 4
                                    

Happy reading gaes
.
.

Jago bermain judo. Itulah Choi Yuna. Ayahnya adalah seorang pemain judo profesional di klub Judo di daerah Seoul. Tentu saja ia tidak ingin bakatnya itu hanya berakhir padanya. Ia hanya memiliki seorang putri dan seorang putra. Choi Yuna dan Kakak laki-lakinya Choi Seungcheol.

Sejak kecil Yuna sudah jago bermain judo, bahkan bisa mengalahkan beberapa orang sekaligus. Tidak ada yang berani mengganggu Yuna dan jika ada yang belum berpengalaman melakukannya, maka tulang punggungnya akan retak. Dan selanjutnya masih ada bonus tambahan dari kakaknya Choi Seungcheol.

Sialnya selain jago berkelahi, Yuna adalah salah satu permata kampus yang sangat cantik. Banyak mahasiswa yang naksir padanya namun lebih memilih berdiam dan hanya menikmati pemandangan itu. Karena jika mereka mencoba mendekat maka tulang punggung mereka akan retak.

***
.
.
.
.
.

# Dua tahun yang lalu di SMA Jin Seong

Karena kematian Ibunya, Jungkook dan ayahnya memutuskan pindah ke Seoul. Itu merupakan tahun terakhir Jungkook di SMA. Tapi ia dan ayahnya tidak bisa menunggu lagi. Mereka harus segera pindah karena terlalu banyak kenangan menyakitkan yang tertinggal di rumah itu. Ibunya sudah lama sakit-sakitan. Dan kenangan itulah yang selalu membuat dada kedua laki-laki itu sakit dan akhirnya membuat tangis mereka pecah.

Sesampainya di Seoul, Jungkook masuk ke SMA Jin Seong. Seperti SMA sebelumnya, disana juga ada klub basket. Itulah yang membuat Jungkook jadi betah tinggal di Seoul. Dan juga ia sudah memiliki teman yang bisa dibilang akrab, Kim Mingyu dan Jung Jaehyun.

Mereka pernah nongkrong sekali di mol dan duduk tepat di kursi panjang yang tidak jauh dari pintu depan mol. Hari itu mereka bolos karena tidak mengerjakan tugas fisika. Yah, harusnya sekarang mereka sedang membersihkan lapangan sepak bola dibelakang sekolah.

“Jungkook-a, gadis seperti apa yang jadi tipe mu?” tanya Mingyu memecah keheningan.

Sedari tadi mereka sibuk dengan pikiran masing-masing sambil memandang orang berlalu lalang. Jungkook sedikit bingung. Ia belum pernah memikirkan itu sebelumnya. Selama ini yang ada dikepalanya hanya bermain basket.

Ia menarik napas pelan, pertanyaan seperti itu sedikit membuatnya deg-degan.

“Kurasa, aku suka gadis yang polos dan tidak cerewet. Dengan begitu aku bisa nyaman dengannya. Benarkan?” jawab Jungkook percaya diri. Kedua temannya berseru geli.

“Kalian bagaimana?” tanya Jungkook yang mulai gerogi. Pipinya terasa panas setelah di goda seperti itu.

“Aku, aku suka gadis yang cantik dan pintar memasak.” Jawab Jaehyun semangat. Jungkook dan Mingyu mengangguk-angguk serentak. Ternyata tipe temannya yang satu ini cukup high class.

“Mingyu?” tanya Jaehyun.

Mingyu tersenyum tipis tapi terlihat bahagia. Kedua temannya jadi ikut penasaran melihat senyumnya itu.

“Aku tidak tau.” Jawab Mingyu.

“Eishhh” seru Jungkook dan Jaehyun sambil memukul kepala Mingyu.

“Yak...yak...aku belum selesai bicara,” balas Mingyu, ia kembali menampilkan paras seperti tadi, “tapi, aku sudah punya orang yang kusukai. Aku tidak ingin tau bagaimana sikapnya, yang jelas aku menyukainya.” Lanjut Mingyu. Kedua temannya ternganga tidak percaya. Mingyu ternyata sudah punya pilihan.

Mingyu memandang mereka heran. “Kenapa? Kalian tidak percaya?” tanya Mingyu singkat.

“Tidak. Tapi itu sangat keren.” Balas Jungkook.

“Sejauh ini, bagaimana kriterianya? Apa ia pintar memasak?” tanya Jaehyun semangat.

“Yak, memangnya kenapa kalau ia pintar memasak? Kau ingin merebutnya?” seru Mingyu kesal.

“Bukan seperti itu, aku hanya penasaran.” Jawah Jaehyun ikut kesal.

Mingyu tersenyum singkat, “Aku tidak yakin dengan sifatnya, tapi akhir-akhir ini ia terlihat cantik dan imut.” Kata Mingyu puitis. Jungkook dan Jaehyun tersenyum geli.

Jungkook menyandarkan badannya sambil membayangkan gadis yang mungkin ia inginkan. “Aku tidak terlalu memikirkan gadis yanng cantik, aku hanya ingin bersama gadis yang baik, polos dan tidak cerewet” Katanya tanpa sadar.

“Hooo, berarti kau tidak cocok dengan Choi Yuna.” Kata Mingyu mengejek.

Jungkook meluruskan badannya heran, “Choi Yuna siapa?” tanyanya polos.

“Kau tidak tahu Choi Yuna?” tanya Jaehyun, “Dia itu permata sekolah.” Lanjut Jaehyun.

“Tapi, tidak ada yang berani mendekatinya, karena tulang rusuk mereka akan patah.” Lanjut Mingyu histeris.

“Kalau kau bertemu dengannya, sebaiknya langsung pergi dan jangan sekali-kali melihatnya. Kalau tidak., Hoakksss!!!” Mingyu mengangkat tinjunya didepan Jungkook.

“Hentikan, kalian membuat bulu kudukku merinding.” Kata Jungkook yang mulai merinding. Bagaimana bisa ada gadis seperti itu.

Tepat saat itu pandangan Jungkook teralih ke pintu mol. Sejenak ia terpana melihat seorang gadis yang juga sedang melewati pintu mall. Jungkook memandangnya cukup lama. Apa ini? Kenapa pandanganku tidak teralihkan darinya? Batinnya sambil tersenyum tanpa sadar.

Tanpa mengalihkan pandangannya, ia bergumam sambil menunjuk kearah gadis itu, “Lihat gadis itu. Cantik nggak? Kalau saja ia baik, polos dan tidak cerew...” belum sempat Jungkook menyelesaikan kalimatnya. Mingyu segera menutup mulutnya dan membuatnya memalingkan pandangan dari gadis itu.

“Itu Choi Yuna...” bisik Mingyu. Jaehyun yang tadinya tidak sadar ikut membuang muka sesegera mungkin.

“Apa?” balas Jungkook mencoba melihat kearah gadis itu lagi.

“Jangan dilihat. Kita bisa mati, tulang punggung mu bisa retak nanti.” Larang Mingyu secepat mungkin.

Jungkook menurut. Apa seburuk itu, sampai-sampai tidak boleh melihatnya. Kenapa Choi Yuna yang mereka ceritakan ini terasa seperti medusa. Jika melihat rambutnya maka akan menjadi batu. Bagaimanapun Jungkook sebenarnya penasaran, bagaimana gadis seperti itu.

Seperti laki-laki lain di sekolahnya. Sebaiknya jangan mengambil resiko walaupun itu terdengar sangat pengecut. Yah itu memang sangat pengecut sekali, batin Jungkook.

TBC

.
.
.

Vomen yah 😘😘

MY GIRL (Yukook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang