4

587 98 10
                                    

Happy Reading gaes
.
.
.

Pagi ini, sejak sampai dibangku kelasnya, Yuna masih sibuk dengan pikirannya dan senyam senyum tidak jelas. Bahkan ia tidak menyadari kalau teman sebangkunya Jiho, sudah duduk disampingnya memandanginya heran. Heran karena sejak kemarin siang Yuna juga senyam senyum tidak jelas saat kembali ke kelas.

"Yuna-ya, kau kenapa?"

Yuna hanya berdehem mingkem lalu menggelengkan kepala kaku. Jiho menghembuskan napas pasrah. Ia sangat mengetahui tabiat Yuna, kalau dibiarkan ia pasti akan cerita sendiri.

"Jiho-ya, kau tau Jungkook?" ungkap Yuna seketika. Tuh kan, Jiho tersenyum menang. Pasti itu yang membuat Yuna senyam senyum seperti itu.

"Jungkook? Kayaknya aku tau, murid pindahan kan?" tebak Jiho semangat.

"Kau tau?"

Jiho tertawa pelan, "Siapa yang tidak kenal Jungkook? Walaupun baru satu bulan sekolah disini, semua orang langsung mengenalinya karena dia tampan," komentar Jiho.

Yuju mengangguk mengerti. Yah, ia akui. Jungkook itu tampan. Bahkan Yuna masih terbayang-bayang wajah Jungkook sejak kemarin.

"Kenapa? Kau tertarik padanya?" tebak Jiho sarkas. Yuju hanya diam tidak menanggapi, ia masih sibuk dengan imajinasinya tentang ketampanan Jungkook.

Melihat itu Jiho semakin curiga. Selama tiga tahun ia selalu sekelas dengan Yuna, ia tau betul bagaimana Yuna. Banyak siswa yang tertarik pada Yuna, namun Yuna tidak pernah menanggapinya karena ia memang tidak tertarik. Di lain sisi para cowok itu pun tidak berani lagi mendekati Yuna karena Yuna pasti akan menghajar mereka yang suka kelewatan. Bahkan sebelum Yuna turun tangan pun, mereka bisa saja sudah dihajar oleh Seungcheol.

Dulu kakaknya Choi Seungcheol memang selalu memantau Yuna. Kakaknya itu bahkan bisa di bilang sangat protektif. Bahkan Yuna kadang sedikit risih dengan kelakuan kakaknya. Kalaupun Yuna punya orang yang dia sukai, bisa jadi Seungcheol akan menghajar orang itu juga.

Tapi sekarang berbeda, karena Seungcheol sudah lulus dan kuliah diperguruan tinggi. Jadi kalaupun Yuna menyukai seseorang, mungkin saat ini bisa jadi pengecualian untuknya.

Jiho menggeserkan badannya mendekat ke Yuna, "Wah, aku pikir kau benar-benar kebal melihat cowok tampan, ternyata diam-diam kau--"

Yuna mengibaskan tangannya cepat.
"Bu-bukan begitu, aku hanya kagum padanya karena sudah menyelamatkanku kemarin." potong Yuna kikuk.

"Menyelamatkan mu?"

Yuna mengangguk lalu menceritakan insiden bola basket itu kepada Jiho.

.
.

Jungkook dan kedua temannya sedang duduk merenung di sudut kantin sekolah. Jungkook memaki kedua orang itu. Bagaimana bisa mereka membiarkan Jungkook berada di tangan Choi Yuna yang jelas-jelas mereka hindari.

“Yak, kau tidak tau. Choi Yuna mengusir kami dengan tatapan siap mencincang badan kami. Bagaimana bisa kami tidak pergi.” Kata Jaehyun seperti pengecut.

“Aishh...pengecut.” kata Jungkook kasar.

“Kau tidak tau kalau sudah berurusan dengannya, bisa sampai ke ayahnya. Dan kau tahu ayahnya kan? dan bonus lagi dari kakak laki-lakinya? Lagi pula kau juga pengecut. Pura-pura tidak kenal lagi.” komentar Jaehyun selengkap mungkin.

Jaehyun benar. Jungkook diam sejenak lalu bicara kembali. “Aku menyelamatkan diri. Lagi pula Choi Yuna itu tidak terlihat kasar kok.” Balas Jungkook agak kesal.

“Sama saja dengan kami, kami juga menyelamatkan diri.” Kata Mingyu.

“Yak, kalian membuatku merinding. Bagaimana kalau aku dalam bahaya? Apa kalian juga akan meninggalkanku.”

MY GIRL (Yukook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang