Sebagai pelajar SMA dengan kronologi pendidikan dari TK, SD, SMP, gue tahu apa yang dinamakan cinlok atau cinta lokasi sama temen sekelas. Santai aja, namanya emang cinta, tapi belum tentu. Bisa aja cuma suka, karena manusia punya suatu yang namanya nafsu. Halah.
Waktu TK, gue belum ngerti yang namanya cinta. Karena masa TK gue itu... gue tampil sebagai anak cengeng yang dikit-dikit nangis, punya saingan anak cowok yang hobi banget gangguin dan gue cukup penyendiri. Juga, gue cukup punya emosi yang buat temen-temen paman gue waktu itu, kesel sama anak kecil. Gue sengeselin itu.
Nah, perjalanan mengerti kata cinta itu di jaman SD. Gue yakin sewaktu lo SD pernah suka sama temen sekelas lo, hobinya cie-cie kalau ada yang ngajak omong berdua padahal YANG DIOMONGIN SOAL NAGIH UTANG KEMARIN BUAT BELI CILOK KARENA EMAK DENGAN KERAS NOLAK PERMINTAAN PENAMBAHAN UANG SAKU BUAT LO, atau emang kebetulan pubertas awal di jaman SD buat lo jadi tambah ancuuuuuur.
Di jaman SMP, kalau di jaman gue udah ada yang pacaran. Emang beda dari jaman embah-embah gue, apalagi embah buyut gue yang mungkin di usia segitu mereka main-main pakai daun ketela, terus batangnya dibuka buat jadi kalung. Jadi hiasannya itu bentuk menjarinya daun ketela. Kalau di masa sekarang, nggak heran kalau ada yang galau sampai meriang karena suka yang mereka artikan sebagai cinta. Hidup setia semati padahal besoknya putus karena salah satu dari mereka kepergok main ke rumah temen padahal ijinnya disuruh nganterin emak ke pasar.
Atau... masa yang gue tunggu-tunggu dari dulu... senior high school, guys! Seperti yang pernah gue bahas di tulisan yang lain, soal menjadi cantik di masa SMA. Gue sendiri ngerasain jadi lebih pede buat berekspresi. Gue dulu senyum di foto aja susaaaaah. Sekarang gigi gisul gue bisa mengkilap kelihatan.
Haha. Soal cinta yang itu cinta atau cuma suka, mana bisa gue yakin banget? Tadi gue cuma bilang tahu, bukan ngerasain langsung yang keiket sama komitmen-komitmen berat yang bahkan belum bisa gue bayangin.
Aku sama kamu itu berat. Gue sendiri juga gitu. Gue menyadari jatuh cinta itu emang seneng banget, tapi awalnya. Di bagian seterusnya ada beban, karena sebagai pelajar apa yang gue pikir bukan soal indah-indahnya SMA (jatuh cinta), tapi mimpi-mimpi gue. Kalau aja gue sama dia di satu visi dengan cita-cita yang sama, maka gue akan ada di tempat yang sama buat membangun jalan ke mimpi kita. Ketika gue mengutarakan semua kata-kata, kalimat-kalimat, dan paragraf-paragraf yang buat gue itu indah, gue nggak yakin dia juga merasakan keindahannya.
Emang sering gue dengar cinta itu indah, meski berbeda.
Haha. Gue pernah mendebat semua pernyataan salah seorang teman yang menjadikan IPS bahan guyonan. Itu sebagai contoh kalau jadi pelajar bukan hanya soal cinta dan hubungan dengan komitmen-komitmen nggak jelas.
Kita semua berhak jatuh cinta.
Kalau manusia tanpa rasa, maka nggak ada kata demi kata yang berkata soal cerita, cita-cita, dan cinta.
Oke deh.
Semoga cinta lo nggak membawa ke jalan yang menyalahi aturan yang baik.
Dada~
KAMU SEDANG MEMBACA
T E M P O (Terlalu Emosi Membuat Pembaca Ogah)
Non-FictionRemaja kaya gue mungkin cuma bisa bacot dan ngomong nggak jelas. Tapi percayalah sobat, karena gue mencoba menjadi baik, tetapi lo membuat gue semakin sulit. Gue bilang: Orang yang mencintai diri sendiri, nggak akan membenci orang lain. Orang yang m...