25] BERAPA BULAN KITA DI RUMAH AJA?

17 4 0
                                    

Selama di rumah aja, gue jarang belajar materi sekolah, kecuali waktu aktif-aktifnya BDR (belajar dari rumah--singkatan versi gue) Meskipun itu kadang masih ogah-ogahan dan ketabrak moody. Meskipun lagi, gue masih belajar materi debat, baca-baca majalah, baca-baca tulisan lama, revisi cerita, nulis cerita baru, dan segala hal yang bisa bikin panjang tulisan ini, gue terlalu banyak buang-buang waktu. Selain itu, gue punya jadwal nggak teratur, karena jaga adik kecil gue.

Maka gue nggak bisa bilang kalau selama ini gue tertekan atau tersiksa atau nggak suka atas apa yang gue lakuin. Gue menyukai banyak hal yang gue dapat selama ini. Gue menyukai banyak hal yang gue lakuin buat diri sendiri atau orang lain. Lalu, apa semua bersumber dari memberi dan menerima?

Tapi jujur aja, sebagai manusia yang masih terbiasa dengan inkosistensi, gue juga rindu waktu-waktu bisa sekolah, main, keluar, tanpa harus pakai masker. Terkadang kita rindu sama hal-hal yang biasa kita lakuin meskipun itu hari-hari berulang yang sama.

Dan itu terjadi pada gue.

Gue juga menyadari banyak orang yang merasa terbelenggu sama kebijakan ini atau situasi ini. Tapi pada akhirnya kita harus balik lagi sama pernyataan manusia itu sendiri. Pertama, katanya kunci kebahagiaan itu sabar. Kedua, semua akan indah pada waktunya. Terus kalau misalnya mereka atau kita bilang, sebagai manusia nggak bisa seperti ini terus. Balik-baliknya lagi seperti yang gue bilang manusia adalah tempatnya inkonsistensi.

Gue sadar kalau gue sering melakukan hal-hal yang bertolak belakang dari apa yang gue yakini, apa yang gue tulis , dan apa yang kalian baca selama ini, atau apa yang kalian harapin dari gue. Itu yang bikin gue bingung sama diri sendiri. Tapi setelah gue menyadari bahwa gue juga manusia biasa dan tempatnya salah, maka gue mencoba mengoreksi diri gue sendiri, meskipun pada akhirnya gue kembali pada kesalahan yang sama.

Dan seperti yang sering gue tulis, jangan jadikan gue sebagai satu-satunya patokan. Jangan berharap sama gue melebihi diri lo sendiri.

Udah gitu dulu.

Gue lagi pusing mikirin ikutan wattys2020 apa enggak, mengingat tulisan gue yang kebanyakan cingcong. Nggak ada yang sesuai genre yang dilombain.

T E M P O (Terlalu Emosi Membuat Pembaca Ogah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang