24] Insekyur

24 3 0
                                    

Menurut tes kepribadian, gue adalah ENFP-A/-T, yang perlu gue terangin kalau gue nggak paham kenapa ada A dan T setelahnya. Dari kepribadian itu, gue adalah juru kampanye. Apa itu juru kampanye? Juru kampanye adalah orang. Maka hal tersebut memiliki relasi yang begitu kuat dengan keberadaan gue yang lagi nulis tulisan ini setelah mengumpulkan niat. Sungguh, percaya sama gue. Ngelakuin sesuatu itu lebih mudah daripada ngumpulin niatnya.

Canda. Jangan percaya sama gue.

Berdasarkan tulisan yang bisa lo eja: i-n-s-e-k-y-u-r adalah bahasan yang mau gue bahas atau obrolin atau curhatin atau kupas atau suka-suka gue ngomong apa, entah itu jelas atau nggak, entah itu lurus atau sesat. Adalah insekyur yang merasuk ke sendi-sendi kehidupan manusia terhadap banyak hal. Gue insekyur atas kenikmatan lo baca ini, tanpa tahu gue menulis ini jam dua belas malam otewe menjemput esok hari, padahal harus sahur.

Jujur, gue pernah bilang kalau insekyur itu penyakit berbahaya. Gue juga pernah bilang--yang itu spekulasi menurut gue--kalau setiap orang punya masalah jiwa masing-masing. Btw, waktu itu gue lagi sama temen-temen ekstra debat lagi diskusi, karena yang dateng sedikit dan nggak bisa round. Waktu itu, yang kita bahas tentang mental illness.

Gue sering menemui banyak orang yang punya pendapat dan mempertahankan argumen masing-masing tentang mental illness. Siapapun yang mengalami mental illness yang ini dan itu, apa yang harus mereka lakuin, apa yang harus lingkungan dan orang sekitar jaga, atau banyak hal yang berkaitan dengan hasil nggak menyenangkan dari itu. Dan jujur aja, gue berpendapat kalau mengalami mental illness bukan salah orang yang punya. Tapiiiii

Seperti misal gue nggak memukau setiap mata ketika gue ada, bukan salah gue dengan keadaan seperti itu. Itu sih dasarnya menurut gue. Katanya ada awal dan ada akhir, ada pertemuan dan ada perpisahan, dan ada suka atau duka. Gue selalu percaya, kalau manusia selalu punya hati kecil yang ngomong kalau ada hal yang baik dan kebahagiaan.

Kalau dikasih contoh, gue akan memberikan pandangan gue sebagai ketua kelas. Seperti yang pernah lo tahu tentang kelas gue, banyak teman yang keliatannya nggak sering membahas masa depan tentang pendidikan atau kariernya. Namun, pernah beberapa kali gue dengar beberapa teman sibuk membahas universitas atau lanjutan setelah lulus SMA nantinya. Mereka memang kadang nggak suka pelajaran, tapi lo tahu apa yang gue bahas di sini. Yes, hati kecil lo ngomong apa.

Lalu insekyur. Kita nggak selamanya mampu bersyukur atas apa yang kita punya dan raih. Betul? Kalau iya, bilang sama hati kecil lo, kalau lo nggak sendirian. Gue sendiri sering insekyur atas banyak hal, termasuk diri gue sendiri. Gue sering membanding-bandingkan apa yang gue punya dengan yang lain, lalu atas apa perjuangan gue yang menurut gue itu lebih daripada yang lain, lalu berakhir pada masa untuk mengasihani diri sendiri.

Lo tahu apa yang paling gue benci? Gue selalu benci ketika semua tanggung jawab, beban, perasaan buruk, ingatan, dan kecamuk masa depan singgah waktu gue akan tidur. Masalahnya, singgah harusnya sesaat dong ya. Tapi siapa sangka kalau hal remeh temeh bisa kaya jalinan kasih sayang yang nggak ada habisnya, terus berdatangan, silih berganti, sampai gue lupa berapa waktu yang gue perlukan untuk tidur.

Seringkali insekyur dimulai dari cie atau cause i am envy. Memang perasaan ingin itu wajar bagi manusia. Iya nggak? Masalahnya, seberapa besar dan mampu atau enggak buat ngontrol kecemburuan kaya gitu. Contoh nih ya, gue cemburu sama lo yang kaya dan bisa minta ini itu tanpa harus tahu rasanya ngirit. Seperti yang gue bilang tadi, fase gue merendahkan diri sendiri dimulai dari melihat perbedaan yang ada. Entah kenapa kalimat-kalimat gue menunjukkan ke-biasa-an gue menanggapi masalah gue sendiri.

Insekyur perlu diobati. Siapa yang bisa jadi healer buat kita? Gue pikir, semua harus dimulai dari diri sendiri. Soal orang lain, gue tahu kalau ini memang sangat berpengaruh demi kelancaran mendamaikan diri, tapi gue selalu mencoba intuk berdamai dengan diri gue sendiri dulu. Kedepannya, gue nulis tulisan random dan absurd, yang entah kenapa ada aja yang baca, yang salah satu fungsinya adalah pelarian. Yosh, meski gue bilang jatuh cinta lagi, gue rasa enggak ada drama-drama gue bersandar di pundak yang mau nampung beleberan air mata dan ingus seperti yang lo bayangkan.

Gue pun sering berpikiran rendah tentang diri gue. Entah itu fisik, kepribadian, keadaan, atau segala hal yang bisa dibandingin sama orang lain. Gue sendiri bukan tipikal orang kalem, ngomong lemah lembut, atau selalu pasang senyum ke semua orang. Enggak kaya gitu. Gue ya gue gitu lo. Dan pemikiran betapa kerasnya gue kadang mengusik sanubari ini.

Lo orang yang insekyur?

Jangan dengerin gue. Gue sendiri bukan psikolog yang ngerti ini dan itu, terus sabar ngadepin orang. Gue kadang terburu-buru dan seperti yang gue bilang, gue pun sedang menyembuhkan luka gue sendiri.

Katanya semua orang punya masalah.

Katanya semua orang punya perasaan.

Katanya semua orang punya pandangan.

Katanya semua orang punya harapan.

Katanya semua orang punya kesempatan.

Apa itu kurang cukup?

Gue mau lo menemukan kunci-kunci itu sendiri, tanpa gue di sisi lo. Mungkin lo bisa sama keluarga, teman, kesayangan, atau orang yang bisa lo anggap tempat pulang. Gue nggak tahu.

Dan untuk menjaga kewarasan serta produktivitas, gue akan memulai niat lama yang udah gue kumpulin, terus pendem, kumpulin, pendem, dan akhirnya gue kumpulin lagi setelah sadar diri dan insekyur lagi sama adik kelas gue yang bisa kenapa gue enggak. Hwehwe. Itu mukadimahnya memang dibikin supaya lo kesal aja.

Intinya sih gue akan menuangkan sesi waras dan lumayan tentang tulisan-tulisan gue di Wattpad, serta opini-opini yang akan terpikirkan sejalan dengan waktu nanti di Instagram officialnya gue. Betapa siapnya gue menjadi orang terkenal nantinya sebab gegayaan official segala.

Gue nggak memaksa lo intip-intip atau segala hal yang berkaitan dengan akun gue itu, karena itu akun suka-suka, yang dikelola dengan suka-suka pula, yang semoga aja semangatnya nggak suka-suka.

canoffal. Itu nama akunnya.

Tolong kalau lo orang gila follower atau like, jangan minta feedback atau follback. Nanti cuma gue kacangin. Kalau nggak mau liat ya udah tutup pintu aja dari gue. Hwehwe.

Apa lagi ya?

Katanya menulis juga sebagai penyembuh hati.

Coba aja dulu.

Soal insekyur udah jelas ya.

Soal akun itu juga... gue tambahin gue mencoba mengobati diri gue.

Jadi ya... gue kembali ingat percakapan gue di WA sama adik kelas tentang kalau lo insekyur, gue juga.

23/05/20

udah mau lebaran aja gaes.
lebaran tahun ini belum ada kesempatan beli baju barun

lebaran tahun ini belum ada kesempatan beli baju barun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
T E M P O (Terlalu Emosi Membuat Pembaca Ogah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang