Beda Tipis

7 3 0
                                    

Setelah kejadian itu, hubungan Andro dan Galaxy semakin dekat, bahkan banyak yang mengira bahwa mereka pacaran.

Pagi itu Galaxy berangkat bersama Andro atas persetujuan orang tuanya yang ia dapat secara susah payah. Mereka berdua berjalan berdampingan menuju kelas mereka berdua. Ditengah perjalanan, mereka berdua berpapasan dengan Mia dan gengnya.

"Sepertinya rencana Pangeran berjalan dengan lancar." Gumam Mia yang tidak dapat di dengar siapapun.

Galaxy kemudian memasuki kelas bersama Andro. Di kelas  itu sudah ada beberapa siswa yang tengah berbisik sambil melirik mereka berdua, tak terkecuali pula dengab Sisi dan Gibran. Mereka berdua tampak senyum-senyum sambil sesekali melirik dua sejoli itu.

"Napa senyum-senyum?" Sisi tampak bangun dari tempat duduknya, begitu pula Gibran.

"Silahkan duduk, Pangeran dan Tuan Putri." Seru Sisi dan Gibran bersamaan.

"Ini April Mop ya?" Tanya Galaxy pada Sisi. Gadis itu menggeleng.

Galaxy menatap datar kedua temannya, lalu menaruh tas dan pergi keluar.

"Mau kemana, Gal!!?" Teriak Sisi saat Galaxy hampir mencapai pintu.

"Ketemu Arya, ada beberapa  yang harus gue omongin." Sisi manggut-manggut lalu duduk kembali. Mendengar itu, tangan Andro langsung mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Hatinya terasa sakit. Rasa apa yang ia rasakan? Bukankah ia membenci Galaxy? Apakah perhatian yang di berikan Galaxy membuatnya jatuh hati. Sudah terhitung lebih dari satu bulan ia sudah sangat dekat dengan Galaxy, kenapa ia sekarang tidak bisa membunuh gadis itu? Kenapa malah saat gadis itu terluka ia juga merasa sakit. Pemuda itu lalu bangkit dan keluar dari kelasnya. Sisi dan Gibran menatap Andro bingung. Ada apa dengan sahabatnya ini?

Galaxy tampak keluar dari ruang osis dengan wajah kusut. Ia tidak melihat Arya dimanapun. Tampaknya anak itu sedang sibuk dengan pekerjaanya yang menumpuk. Untuk menghilangkan rasa kesalnya, ia pergi menuju taman sekolah. Namun saat sampai di sana, pandangannya tertuju pada satu hal.

Deg!

Andro bersama seorang gadis, dan gadis itu adalah Mia.

"Andro?" Lirih Galaxy. Andro yang masih tidur di pangkuan  Paha Mia kemudian perlahan bangun dan menatap Galaxy.

"Ada apa?" Tanyanya datar. Sakit, itu yang dirasakan Galaxy sekarang. Ia kira Andro serius dengan perasaannya, tapi pemuda itu malah mempermainkan perasaannya. Sakit, sungguh sakit.

"Apa yang lo lakuin di sini?" Tak terasa, setetes air mata keluar dari pelupuk mata gadis itu. Ya, ia menangis. Menangisi orang yang telah menghancurkan hatinya berkeping-keping.

"Lo nggak liat apa yang lagi gue lakuin di sini?" Galaxy sadar bahwa ia bukan siapa-siapanya Andro. Gadis itu kemudian tersenyum kecut lalu pergi meninggalkan Mia dan Andro.

Jujur, hati Andro sangat sakit melihat air mata Galaxy, ingin rasanya ia menghapus air mata itu.

"Anda berhasil, Pangeran. Anda membuatnya jatuh cinta." Andro terdiam. Ia kemudian pergi meninggalkan Mia yang masih duduk diam di bangku.

Galaxy POV

Aku pergi menuju ruang latihan bela diri. Hari ini guru-guru sedang rapat, jadi kelas hari ini kosong. Sebelum itu, aku sudah mengambil seragam karate yang aku taruh di loker. Aku melampiskan segala kekesalanku hari ini dengan berlatih. Mulai dari melatih gerakan hingga teknik bertarung. Saking kesalnya tanganku tidak sengaja menghajar tembok yang tidak berdosa.

Hatiku sakit, sangat sakit. Jika bisa, aku sudah menghancurkan hatiku saat ini. Orang itu, aku kira dia tulus, ternyata sama saja dengan Pemuda lain. Dasar! Kenapa aku terjebak dalam perasaan ini? Sial!!!

Author POV

Galaxy masih merutuki dirinya yang begitu bodoh telah menaruh hati pada pemuda tampan itu.
"Sial!!!" Teriak Galaxy sambil menendang udara kosong dengan kakinya. Ia kemudian jatuh terduduk sambil menangis sesengukan. Tanpa ia sadari seorang pemuda sedang berjalan di belakangnya sambil membawa pisau dengan Racun yang melumuri pisau itu. Namun saat ia melihat Galaxy menangis sesengukan, Pemuda itu kembali menyimpan pisaunya.

Grep!

Galaxy tertegun. Tangan kekar kini melingkari pinggangnya sempurna. Napas hangat menerpa leher jenjangnya.

"Maafkan aku sudah menyakiti hatimu, aku menyesal, sungguh aku benar-benar menyesal.

Deg!

Suara itu, suara orang yang ia pikirkan dari tadi, apa ini mimpi?

"Andro?"

"Hmm."

"Cubit aku."

"Hah!"

Perkataan Galaxy benar-benar membuatnya kaget. Bagaimana mungkin ia menyakiti orang yang ia cintai. Tidak, ia tidak akan melakukan itu untuk kedua kalinya.

"Apa aku bermimpi?" Andro yang sempat melepaskan pelukannya kini malah memeluk Galaxy semakin erat, gadis itu perlahan membalas pelukan Andro.

"Aku mencintaimu." Dua kata yang meruntuhkan pertahanan Galaxy. Gadis itu semakin menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Galaxy. Gadis itu merasa nyaman saat ada di pelukan gadis itu.

"Aku juga." Andro terkejut sekaligus senang. Bahagia? Tentu. Senang? Apalagi. Mereka berdua sama-sama dibelenggu rasa aneh yang bernama Cinta.

"Maaf sudah menyakiti hatimu, tadi itu tidak seperti yang kamu pikirkan." Galaxy mengangguk. Ia kemudian melepaskan pelukannya.

"Sebenarnya tadi aku sempat cemburu saat kamu ingin menemui Arya." Galaxy tersenyum.

"Aku hanya ingin menanyakan tentang kegiatan study tour minggu depan. Itu saja, tidak lebih." Andro tersenyum lega.

"Begini, karena kita sudah sama-sama mengatakan perasaan kita, bagaimana kalau kita resmikan saja?" Galaxy menaikan satu alisnya, pertanda bingung.

"Apa kamu mau jadi pacarku?" Galaxy mengangguk cepat. Andro langsung memeluk Galaxy erat begitupun sebaliknya.

'Ayah, ibu, maafkan aku kalau aku tidak menepati misiku. Dia sekarang bagian dari jiwaku, jika aku dia mati, bahwa aku juga akan mati.'

~

Brakkk!

"Apa yang anak tak becus itu lakukan? Bukannya mencari dan membunuh Putri Raja sialan itu, dia malah berpacaran dengan seorang gadis? Dasar anak tidak berguna!" Geram seorang lelaki yang tengah duduk di atas singgasananya.

"Siapa gadis yang dia sukai, Mia?" Mia memberi hormat pada lelaki itu.

"Hormat saya Yang Mulia Arzon, nama belakangnya Anindya Putri, saya tidak tau nama depannya. Hanya teman-teman dekatnya serta para guru yang tau. Tapi orang-orang biasa memanggilnya Gala."

"Habisi gadis itu, aku tidak ingin ada yang menghalangi rencanaku." Titah sang Raja pada Mia.

"Sesuai perintah anda, Yang Mulia." Mia menghilang sedetik kemudian.

"Aku harus sedikit memaksa anak itu."

Galaxy : Terkuaknya Sebuah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang