Flashback On
Drake berjalan mendekati Claire yang sedang duduk melihat ombak pantai yang tenang di sore itu. Ia membawa 2 cone ice cream untuk dirinya dan adik tirinya itu. Setelah duduk di sebelah Claire, Drake tidak berkata apa-apa karena tidak ingin menganggu Claire yang sedang melamun menatap ombak
"Hey, you dont have to do this, do you? Aku gak marah kok kalau kamu panggil." kata Claire ke Drake tanpa melihatnya, Drake tertawa dan memberikan es krim ke Claire
"Thanks. at least, es krim ini meyakinkanku kalau hari ini tidak seburuk itu."
"Its Okay." Drake tersenyum "Ucapan ayah jangan diambil hati. Nanti aku jelasin ke ayah kalau customer tadi emang brengsek dan seakan menuduhmu." kata Drake
Claire menghela napas "Padahal aku udah warn customer itu kalau untuk menu smoothie enggak bisa maksain 4 buah karena blender lagi rusak kenapa-"
"ssst, forget it." Drake menutup mulut Claire dengan telunjuknya
Claire tersenyum "Diantara semuanya, cuma kamu yang baik sama aku. Kamu bisa gak sih bilang ke saudaramu juga untuk bersikap baik ke aku? Yah, seenggaknya jangan nyebelin gitu loh." keluh Claire
"Percayalah, mereka menyayangimu. Tetapi cara menyampaikan rasa sayangnya berbeda."
"Pffft, mana ada. No offense but kalian itu serasa ingin merebut apa yang aku punya. Dimulai dari kamar, lalu beberapa stuff ku, lalu perhatian ibu." Claire mengungkapkan semuanya ke Drake
"I'm sorry.. I tried to tell them. Aku juga mencoba buat sadarkan ayah, tapi enggak bisa. Karena semuanya kembali lagi ke diri orang itu sendiri." Drake meminta maaf
Claire terdiam dengan jawaban Drake
"You know what. I'll not gonna mad if someday you'll have a revenge to my family, including me. Karena kami pantas mendapatkannya." kata Drake
"Drake, kalaupun aku melakukan revenge, revenge terbaik yang akan kuberikan ke kalian adalah aku menunjukkan ke kalian kalau aku bisa sukses dan hidup bahagia tanpa kalian, dan ibuku sendiri."
Flashback Off
Sungjin menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mendengar cerita Wendy, bahkan tante Wilona tidak dapat berkata-kata
"Kenapa kamu gak cerita dan meminta bantuan ke kami, Wendy?" tanya Sungjin
"Karena.. aku gak enak dengan kalian. Setelah apa yang terjadi dengan Chanyeol, dan kebaikan yang selama ini kalian berikan, aku tidak sepantasnya meminta bantuan yang kemungkinan akan membahayakan kalian." jawab Wendy
"Wendy, dengar ya." Sungjin membetulkan posisi duduknya
"Justru aku yang berterimakasih kepadamu, ke keluargamu. Ayahmu dan Jolene benar-benar membantuku untuk menjadi koki hotel tempat aku bekerja sekarang, bahkan menitipkan gedung cafe untuk dibuka kembali. Aku sudah menganggap kalian sebagai keluarga. Kamu adalah anakku juga, Wendy. Sebagai ayah, aku akan melakukan apapun untuk membantu dan melindungi anakku." jelas Sungjin, Wendy hanya menundukkan kepalanya
"Masalahmu adalah masalah kami juga, Wendy. Keluarga selalu membantumu dan menjadi tempat pertama kamu meminta bantuan, bukan?" lanjut tante Wilona
Chanyeol terdiam dan melihat kearah Wendy
"Aku tidak masalah dengan hubungan kalian, entah itu tetap akan putus atau gimana. Yang jelas untuk masalahmu ini besar dan bisa-bisa harus ditangani duta besar Canada karena ini masalah yang berkaitan dengan warga negaranya." kata Sungjin
"Kira-kira, ayahmu kesini bawa berapa anak buah?" tanya tante Wilona
"Aku tidak tahu... mungkin 5-6 orang termasuk Bucky." jawab Wendy
Sungjin menghela napas, "Aku tidak lama lagi akan pergi ke Jakarta. Mungkin aku bisa berbicara dengan rekanku di dubes Canada."
"Dan aku akan pergi sekarang, sebentar lagi waktu shift kerja. Chanyeol, ayah pinjam motornya ya? Ayah mau antar tante Wilona pulang dan langsung ke hotel. Kamu naik mobil aja." Sungjin mengambil kunci motor Chanyeol dan menarik tangan tante Wilona untuk pergi, lalu Sungjin menengok ke arah Chanyeol seakan memberinya kode
"Wen, yuk balik ke Cafe." ajak Chanyeol, Wendy mengangguk
Chanyeol dan Wendy pun kembali ke Cafe bersama dengan menaikki mobil. Tetapi Chanyeol mengambil jalan yang berbeda dan mengendarai mobilnya pelan
"Kamu denger kan apa yang ayah bilang tadi?" tanya Chanyeol, Wendy terdiam
"Wen. Semisal kamu masih kayak gini terus karena perasaan gak enak kamu, yaudah sekarang anggap aku sebagai saudara kamu. Ayah udah anggep kamu sebagai bagian dari keluargaku, dan aku gak mungkin gak bantuin keluargaku. Sekarang yang terpenting itu keamanan kamu wen, aku harus lindungin kamu. I'm totally fine, okay? I couldn't let you being like this, i must protect you." lanjut Chanyeol
"Yeol.."
"Kamu gak menyakiti siapapun, jangan berpikiran kayak gitu. Banyak yang ingin menolongmu, termasuk keluargaku-oh enggak maksudnya keluarga kita. Ayahku sendiri lho tadi yang ngomong, kamu masih mau ngebantah ucapan dia tadi?"
Wendy hanya terdiam tidak bisa membalas kata-kata Chanyeol tadi. Ucapan Chanyeol benar, dan jujur memang ia tidak bisa melakukannya sendiri, ia membutuhkan bantuan.
"I dont want to see you crying and getting hurt again. Thats all." Chanyeol kembali menyetir mobilnya dengan cepat, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari laci mobil dan meletakkannya diatas paha Wendy
"Ini..."
"Alat penyadap milik Adam. Ia meletakkannya di beberapa tempat di Cafe dan aku berhasil melepas semuanya. Semisal kita ingin bertemu dan berbicara di Cafe, kita bisa melakukannya dengan aman."
Wendy menatap Chanyeol tidak percaya, ia tidak menyangka Chanyeol menyadari dan langsung sigap mengambil semua alat-alat penyadap itu. Ucapan-ucapan Chanyeol tadi benar-benar menyadarkannya, dan tidak seharusnya ia menghindari semua orang dan menyalahkan dirinya sendiri
"Udah sampai nih." Chanyeol memarkirkan mobilnya lalu keluar dari mobil untuk membukakan pintu untuk Wendy
Wendy keluar dari mobil, Chanyeol berjalan menuju Cafe setelah mengunci mobilnya, tetapi terhenti setelah ia mendengar Wendy memanggil namanya
"Iya?"
"Thanks, for everything." ucap Wendy
Chanyeol tersenyum tipis "Hubungin aku kalau kamu butuh apa-apa." ucapnya setelah mereka berdua masuk ke Cafe
"I need hugs." jawab Wendy
Chanyeol melihat Wendy, lalu memeluknya erat "kamu gak perlu bilang kalau butuh peluk kayak gini."
Wendy hanya tersenyum "Untuk sekarang aku benar-benar butuh pelukan."
Chanyeol melepas pelukan mereka setelah mereka berpelukan untuk beberapa saat, ia memegang kedua pundak Wendy kemudian melepasnya dan pergi ke atas menuju kamarnya
"Jangan lupa makan." ingat Wendy
"Masakin dong."
Wendy tertawa "Dasar manja!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
CLAIR DE LUNE [WENYEOL]
FanfictionWendy tidak akan mengerti apa arti rumah sebenarnya kalau bukan karena Chanyeol QUERENCIA sequel Wendy x Chanyeol ○ alternate universe #11 on exovelvet (20180522) #11 on wenyeol (20180522)